Inspirasi
Membangun Karakter Kristus di Dalam Hidup Kristen
Dalam banyak kasus kita dapat mengenali kewarganegaraan atau identitas seseorang yang belum kita kenal.
(Filipi 1:27-30) : Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
Dalam banyak kasus kita dapat mengenali kewarganegaraan atau identitas seseorang yang belum kita kenal. Bahasa yang digunakan, anatomi wajah, warna kulit, pakaian yang dikenakan, atau kebiasaan tertentu seringkali menjadi petunjuk yang dapat diandalkan. Nah, bagaimana mengenali seseorang sudah hidup secara berpadanan (layak) dengan Injil? Hal itu semua dapat dilihat melalui sebuah karakter.
Apa itu karakter?
- Kamus Besar Bahasa Indonesia mendeskripsikan karakter sebagai: sifat, watak, dan tabiat.
Karakter menurut Alkitab adalah menjalani hidup kita dihadapan Allah, takut hanya kepada Allah, dan berusaha hanya menyenangkan Tuhan, tidak perduli bagaimana perasaaan kita, atau apa yang mungkin akan dikatakan atau dilakukan orang lain.
- Membangun karakter ialah “mengukir nilai/prinsip kebenaran Allah atau mengoreskan/menandai diri dengan praktik hidup benar berdasarkan Alkitab.
- Secara sederhana karakter adalah: “Melakukan apa yang benar karena hal itu benar. Orang yang berkarakter adalah orang yang melakukan apa yang benar karena alasan yang benar“. Karakter adalah tentang siapa kita, atau ada yang mengatakan tentang diri kita terbuat dari apa.
- Karakter-Karakter terbaik yang harus kita miliki menurut Alkitab ialah: Kerendahan hati, kesabaran, pengendalian diri, murah hati, sederhana, tahan uji, sukacita, pendamai, dll (Matius 5:1-12; Galatia 5:22).
Seberapa Pentingkah Karakter Itu?
- Karakter memegang peranan penting dalam seluruh aspek hidup. Karakter sangat penting dan sangat menentukan. Saking pentingnya, Jhon Maxwell berkata, “jangan mempekerjakan siapapun yang tidak dapat membuktikan karakternya, dan jangan bekerja sama dengan siapapun yang tidak berkarakter”. Begitu juga dalam kehidupan rohani. Karakter akan sangat membantu pelayanan.
- Penulis terkenal J. R. Miller menulis, “Satu-satunya hal yang kembali pulang dari pemakaman orang mati bersama orang-orang yang berkabung dan menolak untuk dikubur adalah KARAKTER manusia. Karakter seorang manusia hidup lebih lama darinya. Karakter tidak pernah dapat dikubur” orangnya mungkin sudah mati dan tinggal kenangan tapi karekter orang itu akan tetap hidup dan terrus berbicara.
- Ada tiga kategori orang yang berkenaan dengan karakter. Pertama, ada orang yang berkarakter buruk/jelek/jahat. Kedua, ada yang berkarakter baik/indah (subjektif/objektif). Ketiga adalah orang yang belum berkarakter. Orang yang dalam kategori ketiga adalah seorang yang masih labil, polos, dan berubah-ubah.
Manfaat-manfaat memiliki karakter:
1. Karakter menjadikan kita pribadi yang berintegritas.
Karakter dan Integritas adalah dua hal yang berkaitan erat, yang tidak mungkin dapat dipisahkan. Integritas jauh lebih dari sekedar tidak mengatakan kebohongan, dan lebih dari mengatakan kebenaran. Integritas berarti jujur pada siapa saya sebenarnya.
- Orang yang berintegritas adalah orang yang utuh, jujur, dipercaya, dan dapat diandalkan. Perkataannya tidak bedanya dengan perbuatannya. Integritas adalah di mana kepercayaan, pemikiran, dan tindakan saya bersatu dalam hidup saya.
Seseorang bisa saja tampak baik di depan orang, tetapi lain halnya ketika ia berada ditempat yang gelap. Nah, di tempat yang gelap itulah sesungguhnya karakter aslinya. Pengkhotbah KKR terbesar abad 19, D.L. Moody pernah berkata, “karakter adalah seseorang di tempat yang gelap”
A . Karakter adalah ketika Yusuf mengatakan tidak kepada istri Fotifar, dan masuk ke dalam penjara karena bersikap jujur dan bersih.
B . Karakter adalah ketika Daniel menolak berkompromi meski hanya demi menu makan. Dan Sadrack, Mesakh, Abednego menyembah dewa Nebukadnezar.
C . Karena karakter Mathin Luther, John Hus, Pollycarpus memilih mati daripada meninggalkan kebenaran.
2. Karakter menimbulkan dampak/pengaruh besar (Matius 5:13-14).
Orang Kristen yang berkarakter akan memancarkan sinar/cahaya kebenaran yang dapat menuntun orang lain kepada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus menyelamatkan orang bukan hanya dengan firman saja doa dan pujian sekalipun itu penting karakter kita berbicara lebih kuat ketimbang perkataan kita.
3. Karakter membuat kita menjadi seorang saksi Kristus yang efektif.
Point yang ke tiga merupakan koreksi yang tajam untuk para hamba-hanba Tuhan, Orang Kristen yang berkarakter Kristus akan mudah didengar ketika ia berbicara. Banyaknya nada sumbang dan tuduhan palsu terhadap kekristenan dikarenakan banyaknya saksi-saksi Kristus yang berkarakter buruk. Kerap kali Injil menghadapi resistensi/penolakan disebabkan tingkah laku si pemberita Injil berlawanan dengan Injil itu sendiridan kebanyakan dalam pelayana bukan Kristus yang ditolak melainkan si pembawa berita itu sendiri disebabkab prilaku yang tidak berkarakter (mari kita introfeksi ke dalam).
Mengapa kita harus membangun Karakter?
1. Membangun karakter adalah perintah Tuhan (Roma 12:2; Kol 3:12).
Tuhan tidak sekedar mengimbau atau memita anak-anakNya agar membangun karakter yang serupa dengan Dia, tetapi Tuhan memerintahkan agar setiap anak-anakNya menghasilkan buah, bertumbuh dewasa atau berkarakter Kristus seorang anak sepatutnya mengikuti kebiasaan Bapanya (Yoh. 15).
2. Membangun karakter adalah tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab Roh Kudus (Roma 12:2; Matius 3:8).
Karakter tidak otomatis ada dalam diri seseorang. Sesuai dengan definisinya, dan sesuai dengan keterangan Alkitab, karakter itu dibentuk. Setiap manusia terlahir tanpa karakter. Seperti sebatang kayu yang siap dipahat/diukir. Meskipun kita percaya semua manusia dilahirkan dengan kecenderungan pada tempramen tertentu, tetapi ia belum sepenuhnya menjadi karakter.
Membangun karakter bukan tanggung jawab Roh Kudus. Transformasi karakter bukanlah sesuatu yang didatangkan dari luar melainkan sesuatu yang dihasilkan dari dalam. Dimana peran Roh Kudus? Peran Roh Kudus menunjukkan kepada kita kehendak Allah; apa yang baik dan sempurna, yang berkenan kepada Allah (Rom. 12: 2). Dan peran Roh Kudus memberikan kita kekuatan untuk menaatinya.
Bagaimana karakter itu dibentuk?
1. Pikiran yang benar/ hati yang benar
Transformasi karakter dimulai dari pikiran. Hal ini bisa berarti bertobat (Metanoia) atau membersihkan pikiran & hati dari segala kotoran, sampah, tahayul dan filsafat dunia, dan mengisi pikiran dan hati dengan firman Tuhan.
Karakter yang baik dibangun diatas hati dan pikiran yang baik. Itu sebabnya, kita harus melindungilah hati dan pikiran kita dari pengaruh, tontonan, dan bacaan yang merusak (Ams 4:23; 2 kor 10:5; 2 kor 4:4).
Pepatah China kuno:
Menabur pikiran, menuai tindakan,
menabur tindakan, menuai kebiasaan,
menabur kebiasaan, menuai karakter,
menabur karakter, menuai takdir/nasib.
2. Disiplin Rohani
Disiplin Rohani adalah suatu aktivitas/latihan rohani yang bisa membantu saya memperoleh kekuatan rohani untuk menjalani hidup seperti yang dikehendaki Tuhan (1kor. 9:24-27). Latihan–latihan rohani tersebut meliputi: Membaca dan mendalami Alkitab secara teratur, berdoa secara teratur, bersekutu/berjemaat secara teratur, melayani dengan penuh semangat, selalu bersukacita, ketaatan pada Firman Tuhan, dan bersaat teduh secara teratur. Manfaat disiplin rohani sangatlah besar. Kita akan menjadi orang Kristen yang kuat, terlatih, dan lincah/peka secara rohani.
3. Komitmen
Komitmen adalah janji serius untuk terus maju, untuk terus bangkit, meskipun berulang-ulang kali kalah dan terjatuh. Orang yang berkomitmen adalah orang yang siap membayar harga apa pun untuk mencapai tujuan. Kurang berkomitmen memperlama terbentuknya sebuah karakter, bahkan tidak sedikit yang menyerah dalam usaha ini.
5. Tekanan/kesulitan/penderitaan (Ayub 23:10).
Salah satu tempaan yang membentuk karakter adalah penderitaan atau pencobaan (Yakobus 1:2-4; Roma 5:3-4). Sikap dan respon yang tepat ketika berada dalam kesulitan mempercepat munculnya karakter. Sebaliknya, sikap/respon yang salah memperlambat terbentuknya sebuah karakter, tapi sayangnya kebanyakan orang Kristen menghindari proses yang satu ini dan cenderung apatis yang mengakibatkan gagal ditengah jalan.
6. Keputusan.
Karakter dibangun di atas keputusan sehari-hari dalam kehidupan, baik kecil maupun besar, menyemen setiap batu menjadi bangunan yang megah dan indah. Setiap kali kita membuat keputusan, kita sedang menandai dan mengukir diri. Ketika kita menahan lidah, mengendalikan diri, kita sedang mengukir karakter.
7. Keberanian (2 kor 3:12; Fil 6:19-20).
Keberanian adalah kemampuan untuk melakukan apa yang benar pada waktu keadaan kacau dan sulit. Keberanian adalah kemampuan untuk mengatakan atau melakukan apa yang benar meskipun sedang menghadapi ancaman terhadap kehidupan kita. Keberanian juga adalah kemampuan untuk melangkah dengan iman dalam situasi-situasi yang sulit.
8. Kematangan Rohani
Kristen yang berkarakter kristus adalah Kristen yang matang dan dewasa yang mampu tetap konsisten menjujung nilai-nilai kebenaran dan alkitabiah dalam hidupnya, di tengah himpitan pengaruh-pengaruh negative yang melanda zaman ini, kematangan rohani mampu menerangi dan menggarami dunia, jadilah Kristen yang berkarakter kristus.
Tuhan Yesus Memberkati
----
Penulis adalah : Ev Surya Nata Purba
Pembina Kerohanian Universitas Quality dan Universitas Quality Berastagi
Jika saudara butuh dukungan doa dan ingin dilayani, mungkin juga share dan diskusi silahkan menghubungi kami di : Telp dan WA: 0812-6487-4950