Tribun Wiki
Sate Memeng yang Legendaris Kini Dikelola oleh Generasi Ketiga Muhammad Saimin
Bagi anak Milenial, Sate Memeng mungkin belum begitu dikenal sebagai kuliner kekinian.
Penulis: Alija Magribi |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Bagi anak milenial, Sate Memeng mungkin belum begitu dikenal sebagai kuliner kekinian.
Namun di kalangan orangtua yang tinggal di Kota Medan tahun 1980-1990-an, tentu Sate Memeng menjadi saksi bisu sebagai tempat alternatif kunjungan muda-mudi saat itu.
Warung Sate Memeng yang legendaris dijual oleh keluarga (Alm) H. Muhammad Saimin di Jalan Irian Barat No. 2, Gang Buntu, Kota Medan.
Nama Memeng sendiri berasal dari panggilan Saimin semasa muda.
Ino, salah satu karyawan Warung Sate Memeng yang sudah bekerja dengan keluarga Saimin mengatakan saat ini Sate Memeng dikelola oleh generasi ketiga (Cucu) Saimin.
"Saya sendiri sudah kerja di sini tahun 1992. Waktu itu saja harga satenya masih Rp 2.500. Kami masih jualan pakai gerobak, dan belum ada ruko di Simpang Jalan Irian Barat," kata Ino.
Eksistensi Sate Memeng sebagai jawaban lidah masyarakat Kota Medan cukup diacungi jempol. Sate Memeng masih bertahan dari sejumlah makanan kekinian dengan olahan sate.

Sate Memeng adalah tusukan potongan daging sapi atau ayam yang diguyur bumbu kacang atau kuah sate Padang. Konon racikan satenya sudah dijajakan sejak tahun 1945.
Kamu bisa memilih sate daging sapi, ayam, hati, usus atau campur. Bumbu atau kuah satenya juga bisa dipilih antara sambal kacang, kecap atau kuah sate Padang.
Sate memeng memiliki ciri khas dengan potongan dagingnya yang besar-besar dan tebal. Bumbu pada satenya meresap.
Seporsi Sate Memeng berisi 5 tusuk sate dan sepotong lontong. Makin mantap, kalau ditambah kerupuk jangek yang dijual terpisah.
Untuk saat ini harga seporsi Sate Memeng baik Ayam dan Sapi dibanderol Rp 28.000. Selain menjual sate, di sini juga menjual Mi Rebus Khas Memeng dengan harga Rp 17.000.
Bagi kamu yang ingin mencicipi kuliner bersejarah seperti orangtua Medan saat itu, silakan datang pada Pukul 18.00 WIB-01.00 WIB setiap harinya.
Nah, kalau ingin mencicipi di Malam Minggu, awas kehabisan ya, soalnya Sate Memeng sering ludes lebih awal akhir pekan.
(cr15/tribun-medan.com)