Demo Save Babi

Rismon Sirait : Maaf Pak Gubernur, Babi Tidak Boleh Dilepaskan Dari Adat Istiadat Orang Batak

"Jadi statement saya, mohon maaf ya Pak Gubernur, babi itu tidak boleh dilepaskan dari adat-istiadat orang Batak," tambahnya.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: M.Andimaz Kahfi

Rismon Sirait : Maaf Pak Gubernur, Babi Tidak Boleh Dilepaskan Dari Adat Istiadat Orang Batak

MEDAN-TRIBUN.com, MEDAN - Ketua Sanggar Budaya Lusido Ajibata, Rismon Raja Mangatur Sirait menjadi peserta demo dan sekaligus tokoh yang senantiasa menyuarakan perlawanan terhadap pemusnahan babi.

Dalam komentarnya, Rismon Raja Mangatur Sirait mengatakan, ada dua indikator penolakan pemusnahan babi yang diwacanakan akibat virus ASF oleh pemerintah.

"Ada dua indikator utama kenapa ini harus kita perjuangkan. Yang pertama, babi itu tidak boleh lepas dari adat-istiadat orang batak," kata Rismon Sirait usai demo di depan Kantor DPRD Sumut pada Senin (10/2/2020).

"Yang kedua, babi itu tidak terlepas dari sosial, ekonomi, dan budaya, itu namanya," sambungnya.

Alasannya, pemusnahan babi akan mengakibatkan ribuan masyarakat yang bersentuhan dengan babi akan menganggur.

"Ribuan peternak babi, kalau ini dimusnahkan, ribuan masyarakat itu akan pengangguran. Ribuan juga pengusaha, contoh rumah makan BPK atau rumah makan babi, itu ribuan orang," bebernya.

Pemusnahan babi yang mengakibatkan pengangguran bisa memicu munculnya penjahat.

"Ribuan orang, bila babi dimusnahkan akan menjadi pengangguran atau menjadi selama ini berusaha dengan baik, pengusaha dengan baik menjadi penjahat. Apa kita mau masyarakat kita menjadi penjahat di Sumatera Utara," ujarnya.

Dari penuturannya, Rismon Sirait menyampaikan kepada Gubernur Sumut bahwa babi tidak bisa terlepas dari masyarakat Batak.

"Jadi statement saya, mohon maaf ya Pak Gubernur, babi itu tidak boleh dilepaskan dari adat-istiadat orang Batak," tambahnya.

Hal lain, pihak DPRD yang diwakilkan oleh Viktor Silaen menyampaikan bahwa pemusnahan ternak babi akan mengurangi Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara.

"Dan tadi, Pak Silaen sudah menekankan juga bahwa babi itu sumber PAD bagi masyarakat Sumatera Utara. Maka, babi itu jangan dimusnahkan. Kalau itu dimusnahkan, maka hal itu akan memperkecil PAD Sumatera Utara," jelasnnya.

Utusan DPRD Sumut Menjawab Aspirasi Ribuan Demonstran Save Babi di Kota Medan

Utusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara (Sumut) Viktor Silaen menyambangi para demonstran yang berada di depan Kantor DPRD Sumut.

Sekaitan isu pemusnahan babi, Viktor menyampaikan bahwa tidak akan ada pemusnahan babi.

Hal ini juga merupakan sejalan dengan aspirasi save babi.

"Mengenai penanggulangan, kita sudah memanggil dinas terkait, Dinas Peternakan Sumatera Utara, begitu juga Bupati dan Wakil Bupati maupun walikota dari 18 kota/ kabupaten kota yang terserang virus ASF," kata Viktor di depan DPRD Sumut, Senin (10/2/2020).

"Dalam penanggulangan, pemerintah kota akan bekerjasama dengan Kementerian nanti dan daerah, untuk segera melakukan pendataan dan kami sudah ajukan dana ke pusat dalam penanggulangan bencana ini," sambungnya.

Agar penyebaran virus ASF bisa ditanggulangi, maka ternak babi jangan berpindah-pindah dari daerah yang satu ke daerah lain.

Penanggulangan tersebut bisa terjadi bila pemerintah dan masyarakat bersatu dan bersinergi.

"Penanggulangan ini kita harus bersatu, pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama. Jadi kami mengapresiasi gerakan save babi, dan kami akan tampung itu demi penanggulangan virus ini," ujarnya.

Aspirasi demonstran save babi yang menyinggung perihal kasus perizinan ternak babi di Binjai, Viktor berharap agar pihak yang terkait segera menyelesaikan hal tersebut.

Perihal konsumsi daging babi, Viktor menyampaikan bahwa tidak ada larangan untuk mengonsumsi babi sebab virus tersebut tidak menular kepada manusia.

"Siapapun yang ingin konsumsi, tidak masalah, silahkan," jelasnya.

Dalam demo ini, Viktor juga menandatangani permohonan demonstran yang berada di depan Kantor DPRD.

Dengan adanya jawaban dari aspirasi demonstran ini, sebagian peserta demo sudah pulang ke rumah masing-masing.

Mereka juga menyampaikan bahwa mereka tidak jadi ke Kantor Gubernur untuk menyampaikan aspirasinya.

(cr3/medan-tribun.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved