Wawancara Eksklusif: Sahari Gultom Ungkap Perasaan Lebih Pilih Latih Timnas Ketimbang PSMS

PSMS Medan harus bangga memiliki pelatih seperti Sahari Gultom. Ia kini menjadi bagian PSSI khususnya menangani Tim Nasional

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pelatih kiper PSMS Medan Sahari Gultom saat memimpin latihan di Stadion Kebun Bunga, Medan, Selasa (11/2/2020). Sahari Gultom mundur dari PSMS Medan, karena mendapat panggilan dengan Tim Nasional. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PSMS Medan harus bangga memiliki pelatih seperti Sahari Gultom.

Ia kini menjadi bagian PSSI khususnya menangani Tim Nasional di bawah Manajer Coach, Shin Tae-yong.

Pelatih yang akrab disapa Ucok ini dipercaya masuk dalam jajaran Pelatih Timnas. Khususnya bagian Staf Pelatih Goal Keeper.

Sebelumnya Sahari Gultom hanya menjadi bagian dari Timnas U-19. Kini ia dipercaya masuk dalam jajaran pelatih tim senior.

Seiring dipercaya sebagai jajaran Pelatih Timnas, ia tidak menjadi bagian dari PSMS lagi dan harus memilih panggilan dari negara.

Hal ini lantaran bersamaan dengan Timnas senior yang segera menggelar Traning Centre (TC) atau pemusatan latihan mulai 13 hingga 23 Februari 2020 mendatang di Jakarta.

TC itu sebagai persiapan menghadapi laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Thailand (26/3/2020) dan Uni Emirat Arab (31/3) mendatang.

Selain itu, Ucok juga telah dikontrak oleh PSSI hingga Januari mendatang.

Bersama Timnas, ia tidak hanya menjadi bagian Timnas U-19 ataupun tim senior.

Tergantung keputusan dari Sang Manajer Coach, Shin Tae-yong memilih meletakkannya di mana.

Sebelum Ucok bertolak ke Jakarta, reporter Tribun Medan, Ilham Fazrir Hrp sempat mewawancarainya di Komplek Kebun Bunga. Berikut wawancaranya dengan Sahari Gultom.

Bagaimana Perasaan Anda Dipercaya Masuk Jajaran Pelatih Timnas?

Yang pasti saya merasa bangga. PSSI masih mempercayakan saya masuk dalam Staf Pelatih.

Maupun itu Timnas U-19 ataupun tim senior. Terpenting bagi saya masih dikasih kepercayaan, artinya bentuk apresiasi sebagai staf goal kiper.

 Apa Target Anda Dengan Timnas?

Target bersama Timnas ini sebenarnya saya masih belajar lagi dan mencari ilmu dari pelatih Shin Tae-yong. Kita masuk di jajaran pelatih itu, tujuannya agar dapat ilmu juga dari mereka. Sehingga nanti bisa disebarkan ilmu yang didapat itu sama semua orang.

Kalau target khusunya tidak ada. Karena memang untuk pelatih kipernya itu masih rekannya Coach Shin Tae-yong dari Korea. Nah saya kam bagian staf pelatihnya masuk dalam itu.

Bagaimana Menurut Anda Bisa Bekerja Sama dengan Coach Shin Tae-yong?

Kemarin waktu kita TC di Thailand sekitar 10 hari bersama Timnas U-19, ada program fisik yang sangat bagus sekali ia terapkan kepada pemain. Metode yang dia buat itu sangat bagus, cuma memang kendala bahasa saja harus ada yang penerjemahnya.

Satu metode latihan fisik yang diterapkan kemarin itu, latihan sehari tiga kali loh. Sudah seperti makan saja. Kami yang staf pelatih sempat bingung dan bertanya-tanya juga dengan dia. Kemudian kami tanya kenapa tiga kali latihannya dalam sehari, dia jawab dengan santai saja. Dia jawabnya sederhana saja, kami di Korea biasanya latihan empat kali. Di situ kami tidak bisa jawab, mau bagaimana lagi.

Bagaimana Ruang Kerja Selama di Timnas nanti?

Belum tahu bagaimana nanti setelah 10 hari jalani TC. Yang pasti saya kan masuk dalam Staf, berarti saya nanti bakal ngantor juga. Sistem kerjanya sekarang seperti itu. Kita bukan cuma di lapangan saja, tapi ada masuk kantor juga.

Sama seperti yang kerja kantoran, ada meja dan komputer. Nah di sana juga nanti seperti itu sistemnya. Saat lagi kosong tidak ada latihan di kantornya.

Tapi poin utama aku dikontrak oleh PSSI itu sebagai Pelatih Kiper U-19. Kemudian poin kedua di situ, saya masuk dalam Staf bagian tehknik. Artinya aku kerja sekarang di PSSI.

Nah ruang lingkup kerjanya itu, bisa saja aku nantinya di tim Senior, tim U-23, tergantung Coach Shin Tae-yong.

Kenapa Memilih Timnas Ketimbang PSMS?

Yang pertama ini karena panggilan negara. Ketika PSSI minat jasa kita kenapa tidak? Toh ini kan buat sepak bola Indonesia juga. Kemudian ada kesempatan.

Tidak semua orang dapat kesempatan untuk bergabung dengan Timnas, makanya ketika ada tawaran itu saya harus pilih. Tidak bisa dua-duanya.

Tapi, bagaimana pun PSMS tetap dihati saya. PSMS tahun ini harus bisa tembus naik ke Liga 1. Saya akan tetap pantau perkembangannya nanti.

 Bagaimana Pesan Anda untuk Kiper Muda Khususnya Anak Medan Agar Bisa Bergabung dengan Timnas ?

Sekarang di PSMS sudah ada Adi Satryo yang dipanggil Timnas U-19 dan juga Timnas senior. Nah dari dia ini, menjadi motivasi buat pemain yang lain khususnya di Medan biar seperti dia.

Dengan ada dia sekarang setidaknya motivasi buat pemain muda.

Selama ini memang kiper dari Medan sudah jarang ada yang masuk Timnas lagi. Makanya sekarang, agar ada generasi baru harus memiliki karakter di dalam diri dia. Kemudian memang harus diberi kepercayaan dan ditambah pengalaman bermainnya.

Bagaimana Perasaan Anda Ketika Harus Memilih Timnas dan Tinggalkan PSMS?

Jujur aku sedih harus meninggalkan PSMS. Semenjak dipercaya dari awal di PSMS ini, perjuangannya juga tidak mudah.

Bagaimana aku mau mengembalikan Rohim ke PSMS yang sama Persebaya padahal dia dipertahankan. Kemudian mendatangkan Adi Satrio yang merupakan aset bangsa, dan juga Herlian dari Cilegon.

Artinya itu tidak cukup bagiku. Aku tidak bisa bersama tim sampai selesai. Karena aku merasa harus buat lebih buat Medan.

Dari awal sudah satu visi untuk naikkan PSMS ke Liga 1 dan belum terwujud sama-sama bawa tim ini sampai akhir.

(lam/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved