Keracunan Daging Babi
Korban Keracunan Daging Babi di Langkat Bertambah, 18 Orang Dibawa ke Rumah Sakit
Saat ini, total 18 orang dirawat di rumah sakit setelah keracunan makanan diduga disebabkan olahan daging babi.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, STABAT - Korban keracunan makanan yang dibawa ke rumah sakit, terus bertambah. Saat ini, total 18 orang dirawat di rumah sakit setelah keracunan makanan diduga disebabkan olahan daging babi.
Sebelumnya hanya 7 dari 83 orang yang terpaksa harus mendapat perawatan medis di rumah sakit.
"Informasi terbaru sudah 18 orang warga kita yang dirawat di rumah sakit, sebelumnya kan tujuh orang dari total 83 korban. Kendala baru kami ketahui hanya empat orang yang terdaftar di BPJS, jadi kami koordinasi ke Dinkes Langkat bagaimana BPJS mereka," kata Camat Pangkalan Susu, T Fahrizal, Kamis (27/2/2020).
Warga yang mengalami keracunan makanan terjadi di Dusun 1 Tungkam Jaya, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Langkat, Ansari, kepada Tribun Medan menyampaikan bahwa saat ini tim Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat standby di lokasi kejadian.
Mereka menyiapkan tiga fasilitas puskesmas untuk menangani kesehatan warga yang terdampak.
"Kita standby terus ini, ada tiga puskesmas yang kita siapkan untuk warga. Sebagian besar warga yang korban kondisi sudah mulai berangsur membaik, meski yang dibawa ke rumah sakit sudah belasan orang," katanya.
Dinkes Langkat juga berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Sumut untuk melakukan uji laboratorium terhadap sampel bahan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Sehingga bisa diketahui jenis zat yang terkandung pada makanan para jemaat gereja.
"Kita juga uji lab dulu baru tahu hasilnya keracunan zat apa, kita bawa sample berupa muntahan dan pakaian kain bekas muntahan warga yang keracunan le Dinkes Provinsi," ujar Ansari.

Saat ini warga yang terdampak dirawat disediakan cairan infus untuk memulihkan kondisi fisik yang melemah setelah muntah-muntah, mencret, hingga demam. Sebagian yang di RS juga sudah mulai membaik dan stabil.
"Hasil uji lab kita bawa ke dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara, jadi di situ hasilnya kena bakteri apa kandungan makanan mereka (olahan babi). Kita cek apa basi, karena yang kena yang bawa bontot pulang," katanya.
Kasubbag Humas Polres Langkat, AKP Rohmat mengatakan bahwa makanan lauk acara pesta daging babi dimasak pramusaji warga setempat. Yang bersangkutan sudah dimintai keterangan.
"Sesama warga juga mereka yang masak, sudah dimintai keterangan. Nanti ada informasi terbari saya kabari lagi," kata AKP Rohmat di teras masjid Polres Langkat.
Kapolsek Pangkalan Susu, AKP Ilham mengatakan warga yang keracunan baru ketahuan ketika berobat dan mengeluh sakit. Diduga akibat keracunan makanan
ketika warga Dusun I Tungkam Jaya Desa Pangkalan Siatak terdiri dari warga Muslim dan warga Kristen melakukan doa bersama untuk keselamatan warga bertempat di halaman gereja HKBP setempat.
"Dalam doa bersama, jemaat gereja (warga beragama Kristen) menyajikan makanan berupa nasi dengan lauk olahan daging babi, sedangkan warga yg beragama Islam menyajikan makanan berupa nasi dan lauk ayam kampung," katanya.
Setelah acara doa bersama selesai, maka seluruh warga memakan sesuai dengan yang disajikan masing-masing agama. Setelah makan bersama selesai, maka seluruh warga kembali ke rumah masing-masing dan sebagian jemaat gereja ada yg membawa pulang makanan ke rumah.
"Sekira pukul 23.00 WIB warga yang beragama Kristen mengeluh sakit pada perut, muntah-muntah, pusing, mencret dan sebagaian ada yang demam diduga," katanya, Rabu (26/2/2020)
"Warga yang diduga keracunan makanan berkumpul di Gereja GKPI untuk diperiksa kesehatannya oleh Tim medis dari Puskesmas Pangkalan Susu," katanya.
"Ada barang bukti sisa makanan yang berasal dari tempat acara doa bersama.
Berdasarkan hasil keterangan sementara warga yg mengalami dugaan keracunan makanan olahan nasi dan lauk daging babi yang diolah oleh warga beragama Kristen saat acara doa bersama di halaman gereja HKBP. Sedangkan warga yang beragama Islam yang ikut tidak mengalami keracunan makanan," pungkasnya.
(Dyk/tribun-medan.com)