Saat Amerika Serikat Kewalahan Menghadapi Virus Corona, China Kirim Bantuan Dokter ke Italia

Serangan itu sebagai respons setelah ada pejabat AS yang menyatakan, Beijing dianggap terlalu lambat dalam menangani wabah sejak berkembang tahun lalu

Editor: AbdiTumanggor
twitter Lijian Zhao @zlj517
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lijian Zhao, menyebut bahwa beberapa dokter dan peralatan dikirim ke Italia untuk memerangi virus corona 

Setelah itu, setiap staf dilarang untuk saling membagikan gambar maupun pesan yang berisi informasi mengenai virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.

Ai mengaku tidak bisa mengusahakan apa-apa, selain meminta para stafnya untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker meski tidak diinstruksikan.

"Kami menyaksikan lebih banyak lagi pasien datang kemari, di saat radius penyebarannya sudah semakin luas," terang Ai Fen.

Dia mengaku mulai melihat pasien yang tidak punya kaitan dengan Pasar Seafood Huanan, tempat yang diyakini menjadi lokasi asal wabah.

Dia pun berkeyakinan bahwa virus itu memasuki level transmisi antar manusia. Meski begitu, keyakinannya tidak digubris otoritas China.

Pada 21 Januari, atau sehari setelah Beijing mengumumkan adanya transmisi lokal, pasien yang dirawat sudah mencapai 1.523 per hari, tiga kali lipat dari volume normal.

Selama wabah, dia mengalami peristiwa demi peristiwa yang membuatnya pilu. Seperti melihat seorang pria lanjut usia yang tatapannya kosong.

Sebabnya, dokter memberikannya sertifikat kematian bahwa putranya yang berusia 32 tahun sudah meninggal karena virus corona.

Atau seorang ayah yang terlalu susah untuk keluar dari mobil di halaman rumah sakit. Saat Ai mendatanginya, ternyata dia sudah tiada.

"Jika saja saya tahu (wabah ini bakal menyebar), saya akan terus menyebarkannya kepada semua orang meski bakal mendapat peringatan," sesalnya.

Dia menolak disebut sebagai whistleblower, atau orang yang menyebarkan sebuah isu.

"Saya hanya membantu menyediakan peluit (whistle)," tandasnya.

Sang sahabat meninggal, hingga menjadi sorotan Amnesty Internasional

Dokter Li Wenliang dari balik ranjang rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi.
Dokter Li Wenliang dari balik ranjang rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi. (Weibo via BBC). 

Kemudian, Amnesty International menyoroti kematian Li Wenliang, dokter yang memperingatkan virus corona, sebagai imbas dari obsesi China terkait "stabilitas".

Li, seorang ophthamologis dari Rumah Sakit Wuhan, menemukan virus itu ketika tengah bekerja di departemennya pada akhir Desember lalu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved