Pemko Bogor Tengah Mendata Sejumlah Wartawan yang Bertemu Wali Kota Bima Arya Sepulang dari Turki
Pemko Bogor tengah mendata siapa saja yang kontak dengan Wali Kota Bima Arya sepulang kunjungan kerja dari Turki.
Adapun hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa Walikota Bogor dinyatakan: Positif Corona. Kini Pemko Bogor sedang Mendata Orang-orang yang Telah Bertemu dengan sang Walikota.
TRIBUN-MEDAN.COM -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan bahwa pihaknya kini tengah mendata siapa saja yang kontak dengan Wali Kota Bima Arya sepulang kunjungan kerja dari Turki.
"Kita sedang mendata siapa-siapa aja yang berhubungan langsung dan tidak langsung dalam jarak tertentu yang memungkinkan seseorang berisiko terkena atau terinfeksi," kata Dedie A. Rachim.
Dedie mengaku bahwa memang ada beberapa pejabat Pemkot Bogor yang menemani Bima Arya dalam kunjungan ke Turki serta yang menjemput di bandara.
Termasuk ada pula belasan wartawan yang sempat menemui Bima Arya sepulang dari kunjungan kerja ke luar negeri tersebut.
"Ada beberapa orang wartawan yang hadir pada saat beliau (Bima Arya) pulang dari Azerbaijan dan Turki. Sehingga kita sedang coba inventarisir terhadap temen-temen wartawan yang waktu itu hadir untuk dilaporkan atau ditingkatkan statusnya sebagai ODP (orang dalam pantauan)," kata Dedie.
Sampai saat ini, jumlah ODP dari kontak positif virus corona Bima Arya masih belum dipastikan.
"Wartawan itu ada sekitar 12 orang atau berapa gitu, itu harus dilihat, harus kita cek. Kita lihat lah nanti perkembangannya karena masih dalam proses," kata Dedie A Rachim yang dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya dinyatakan positif virus corona Covid-19.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, hasil tes Covid-19 sudah diterima pada Kamis (19/3/2020) sore.
Bima Arya menjalankan tes virus corona pada Selasa (17/3/2020).
"Adapun hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa Walikota Bogor dinyatakan: Positif Corona. Walau mengalami gejala ringan," kata Dedie A Rachim seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima TribunnewsBogor.com.
Kini, menurut Dedie, Bima Arya mempercayakan penanganan untuk isolasi di RSUD Kota Bogor selama 14 hari ke depan.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Baranangsiang Indah, Senin (16/3/2020) malam. (Istimewa)
"Berbagai protokol yang berlaku sudah dijalankan sejak kunjungan ke luar negeri dan menjalankan
tugas," kata Dedie.
Tak hanya Bima Arya, lima pejabat yang menjadi rombongan kunjungan kerja ke Turki pun sudah menjalani tes virus corona.
"yang dinyatakan positif dua orang, salah satunya Walikota Bogor," katanya.
Bima Arya, menurut Dedie A Rachim, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkat kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona Covid-19.
"Bersama ini beliau menghimbau kepada seluruh warga Bogor dan publik secara luas untuk terus waspada, betul-betul menjaga kesehatan dan selalu berhati-hati dalam tawakal dan munajat kepada Yang Maha Kuasa," katanya.
Selama Bima Arya diisolasi untuk penyembuhan virus corona, pemerintaha Kota Bogor akan berjalan seperti biasanya.
"Pelaksanaan pemerintahan kota akan berjalan seperti biasanya, di bawah koordinasi Wakil Walikota, untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan, dengan tetap fokus pada penanganan dan pencegahan Pandemi Covid-19 lebih luas," kata Dedie A Rachim.
Berstatus ODP
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan bahwa protap pencegahan wabah virus corona (covid-19) akan diterapkan tak terkecuali kepada Bima Arya selama 14 hari.
Selain Bima Arya, yang dimonitor khusus oleh petugas kesehatan demi cegah penyebaran Covid-19 ini juga berlaku untuk istrinya dan rombongan Pemkot Bogor yang ikut dalam kunjungan ke luar negeri tersebut.
"Pak Bima sebagai kepala daerah kita berikan perhatian selama 14 hari ke depan setelah beliau mendarat, dilakukan proses monitoring pemantauan khusus oleh Dinas Kesehatan," kata Dedie A Rachim saat ditemui TribunnewsBogor.com di Stasiun Bogor, Minggu (15/3/2020).
Dia menjelaskan bahwa tindakan ini merupakan protokol treatment seseorang yang baru melaksanakan perjalanan ke wilayah-wilayah atau negara yang endemis.
Termasuk harus melewati pemeriksaan suhu dimana jika suhu diatas 38 derajat celcius maka treatment yang dilakukan akan berbeda pula seperti harus menjalani proses karantina.
"Tapi (Bima Arya) bukan dijemput masuk ke ambulans, tapi kita hanya asistensi, pendampingan sekaligus ini dijadikan contoh pembelajaran harus ada tingkat kehati-hatian tinggi. Apalagi sekarang sudah ditetapkan sebagai bencana nasional. Jadi tidak bisa lagi kita biasa-biasa aja, gak bisa," katanya.
“Total semua ada 30 ODP, 20 lainnnya negatif sedangkan 10 lainnya masih dalam pemantauan, termasuk Pak Bima Arya Sugiarto,” ujarnya saat ditemyi di kediaman Wali Kota Bogor, Bima Sugiarto, Senin (16/03/2020) kemarin sore.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan pihaknya akan menuruti intruksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), walaupun sampai saat ini tidak ada gejala, sehat, suhu tubuh normal.
"Jadi tadi pas turun dari pesawat langsung ditembak suhu tubuhnya, normal tidak ada keluhan sama sekali, tapi sekali lagi untuk mengantisipasi tetap saya harus diawasi atau dipantau,” katanya. (Koampas.com/Twitter.com)
• Dua Pasien Penderita Covid-19 di Sulawesi Selatan, Satu Meninggal yang Baru Pulang dari Arab Saudi
• Mahathir Mohammad Karantina Sendiri setelah Kontak dengan politisi yang Terinfeksi Virus Corona.
Jemaatnya Meninggal Terkena Corona Usai Hadiri Acara di Bogor, Begini Klarifikasi Sinode GPIB
Sementara, Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat ( GPIB) mengungkapkan kondisi terkini jemaatnya usai acara Persidangan Sinode Tahunan GPIB 2020 di Bogor, pada 26-29 Februari 2020.
Melalui surat edaran bernomor 9493/III-20/MS.XX tertanggal 19 Maret 2020, yang telah dikonfirmasi oleh Penatua Sheila A. Salomo, pihak GPIB mengungkapkan, terdapat empat jemaat yang meninggal dunia beberapa hari setelah mengikuti acara tersebut.
Dari empat orang tersebut, hanya dua orang yang sempat mengikuti pemeriksaan virus corona ( Covid-19).
"Pihak rumah sakit menyampaikan, pasien yang satu terkena penyakit infeksi menular. Sementara untuk pasien satu lagi kami mendapatkan informasi dari pihak terkait bahwa pasien tersebut tidak terinfeksi Covid-19," demikian penjelasan dari Majelis Sinode GPIB.
Namun, pihak GPIB mengakui bahwa ada empat orang jemaatnya yang telah dinyatakan positif Covid-19.
Keempatnya saat ini dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.
Selain itu, terdapat dua jemaat GPIB yang saat ini dirawat di ruang isolasi sebuah rumah sakit.
Namun, pihak GPIB belum mendapatkan penjelasan rinci dari rumah sakit apakah keduanya telah terjangkit positif Covid-19 atau tidak.
Diketahui sejumlah kasus positif Covid-19 berasal dari salah satu acara keagamaan di Bogor, Jawa Barat. Misalnya, pasien positif di Lampung pernah mengikuti perkumpulan jemaat di Bogor.
Pasien positif di Kota Batam juga diketahui pernah mengikuti acara yang sama.
Kepada Kompas.com, seorang anggota jemaat GPIB memang mengaku khawatir dan meminta peserta acara di Bogor itu untuk melakukan karantina diri.
Apalagi, ada informasi mengenai beberapa orang yang meninggal setelah menjadi peserta acara di Bogor.
Sebelumnya, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Bogor mengatakan bahwa tiga pendeta yang meninggal dunia setelah Persidangan Sinode Tahunan 2020 GPIB itu disebabkan penyakit lain.
Informasi itu didapatkan Pemkot Bogor dari panitia.
Dilansir dari Antara, Pemerintah Kota Bogor mendapat penjelasan bahwa satu orang meninggal karena penyakit demam berdarah.
Ada juga yang meninggal karena berusia lanjut. Kemudian, ada yang dirawat di rumah sakit tapi bukan di ruang isolasi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klarifikasi GPIB soal Jemaatnya yang Meninggal Usai Hadiri Acara di Bogor"