Cegah Penyebaran Covid-19 di Kota Medan, Layanan Dine-In Merdeka Walk Ditutup Sementara
Covid-19 Kembali Renggut Korban Jiwa di Medan, Pemerintah Tutup Sementara Merdeka Walk
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang telah merenggut dua korban jiwa di Kota Medan, pengelola Merdeka Walk menutup sementara layanan dine-in.
Namun, restoran yang ada di kawasan itu tetap buka untuk melayani pesan-antar makanan.
Terlihat spanduk pengumuman di pasang di kawasan Merdeka Walk yang berada di depan stasiun kereta api.
"Para pelanggan yang terhormat. Terhitung mulai tanggal 23 Maret hingga 9 April 2020, operasional Merdeka Walk, khususnya dine-in, sementara dihentikan. Kecuali pesanan take-away baik langsung maupun melalui aplikasi online tetap beroperasi," demikian tulisan di spanduk yang dipasang di pintu masuk Lapangan Merdeka, Senin (23/3/2020).
Tidak hanya itu, terlihat petugas keamanan berjaga di lokasi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam hal pencegahan penyebaran virus Covid-19, Pemko Medan telah menggelar pembagian masker di sekitar Merdeka Walk.
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mengatakan, pembagian masker menjadi salah satu cara mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Ya, di mana daerah perkampungan akan dilakukan penyemprotan. Jadi, semenjak hari Sabtu telah dilakukan di public service dan public area," ujarnya,
Lanjut Akhyar, kemudian pihaknya masuk lagi lebih dalam ke daerah-daerah privat.
"Kantor pemerintahan, rumah ibadah, dan selanjutnya secara berkelanjutan kita akan masuk ke ruang-ruang privat yang memang membutuhkan penangangan," ungkapnya.
Dalam hal ini, ia mengajak warga khususnya Kota Medan untuk menggunakan masker saat beraktivitas.
Pemko Medan sudah meminta produsen masker untuk memproduksi massal masker yang kini langka di pasaran.
"Kami punya cadangan masker yang kami bagi kepada masyarakat. Ayo sama-sama kita gunakan," katanya.
Korban Meninggal Bertambah
Pada kesempatan yang sama, Akhyar Nasution mengungkapkan adanya satu pasien Covid-19 yang telah meninggal dunia di Medan.
"Ada lagi yang meninggal di Medan atas nama AG, yang hari ini akan dikebumikan. Setelah dr UM, hari ini AG," bebernya.
AG menjadi korban meninggal kedua terkait virus Corona. AG meninggal dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Sebelumnya, dokter spesialis berinisial UM meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona, pada 17 Maret 2020. Sehari setelah meninggal, pemerintah mengumumkan bahwa UM positif Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan pihaknya masih mengecek apakah benar pasien yang meninggal di RS Siloam tersebut benar karena Virus Corona.
"Kami belum dapat datanya, infonya seperti itu yang dari Rumah Sakit Siloam kan. Lagi kita cek, lagi kita cek," tuturnya.
"Iya ini lagi kita cek, kami belum bisa kasih informasi kalau belum dapat yang valid," tambah Aris.
Namun, Aris membenarkan bahwa RS Siloam merupakan rumah sakit yang merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
"Justru itu belum ada laporannya pasien ini meningga karena Virus Corona atau tidak. Di Siloam memang ada pasien yang dirawat PDP," pungkasnya.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut memastikan pasien yang meninggal terkait virus Corona terakhir dirawat di rumah sakit swasta di Medan.
Artinya dengan meninggalnya pasien berinisial AG ini, di Kota Medan telah ada dua pasien PDP yang telah meninggal terkait Covid-19. Dimana satu pasien lainnya meninggal di RSUP Adam Malik, Medan.
Saat ditanyai awak media terkait pasien terakhir dirawat di rumah sakit swasta, Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut Riadil Akhir Lubis membenarkan hal tersebut.
"Iya rumah sakit swasta, tahunya awak enggak usah ditanya lagi. Ya tapi enggak semua bisa saya tahu," tuturnya di Pendopo Rumah Dinas Gubsu, Medan, Senin (23/3/2020).
Riadil menegaskan seusai meninggalnya pasien tersebut, pihaknya akan segera melacak orang-orang di sekitar pasien yang pernah melakukan kontak.
"Kalau sudah ada yang meninggal PDP, maka protokol kesehatan akan kita lakukan termasuk kita lakukan tracing kepada siapa teman-teman nya beliau," tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah pasien tersebut positif virus Corona atau tidak karena itu wewenang pemerintah pusat.
"Terkait positif negatif bukan hak saya nanti Jakarta yang umumkan, karena sampel semua ke Jakarta. Kita belum dapat," pungkasnya.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memastikan pasien PDP Covid-19 yang meninggal di Medan terinfeksi di Jawa Barat.
Edy menyebutkan bahwa pasien tersebut merupakan warga kota Medan.
"Meninggalnya di Medan warga Medan, tapi dia terkena virus di Jawa Barat, dan di sini meninggal dan sudah dikebumikan," ungkapnya saat pertemuan di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Medan, Senin (23/3/2020).
Terkait status dari pasien apakah telah positif terkena virus Corona, bekas Pangkostrad ini membeberkan hal tersebut akan dipaparkan pusat.
"Bentar lagi tahu itu, karena dia dalam proses pengawasan di Jawa Barat," tuturnya.
(mft/tribun-medan.com)