Pasien Positif Corona di Sumut Melonjak
RSUP Adam Malik Ungkap Kondisi 7 Pasien Positif Covid-19 (Corona), Dirawat di Ruangan Infeksius
RSUP Adam Malik Ungkap Kondisi 7 Pasien Positif Covid-19 (Corona), Dirawat di Ruangan Infeksius
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Salomo Tarigan
Menginfeksi selama 3 bulan, para ahli mempelajari bagaimana virus ini bekerja, apa saja gejalanya, organ apa yang diserang, berapa lama masa inkubasi, hingga akhirnya menelaah formula yang diperkirakan tepat untuk virus dengan profil seperti itu.
Berikut ini sejumlah upaya yang dilakukan untuk sesegera mungkin temukan obat untuk sembuhkan Covid-19:
WHO uji coba 4 obat di 10 negara

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melakukan uji coba klinis 4 obat yang berpotensi bisa menyembuhkan infeksi virus corona jenis baru.
Keempat jenis obat itu adalah antivirus remdesivir; kombinasi lopinavir dan ritonavir; kombinasi lopinavir, ritonavir, dan interferon beta; dan antimalaria klorokuin.
Uji coba ini akan diterapkan setidaknya di 10 negara yaitu Argentina, Bahrain, Kanada, Perancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
Uji coba akan dilakukan dalam sampel kecil yang merupakan pasien Covid-19.
Nantinya, pasien yang diberikan obat ini akan dibandingkan dengan pasien yang menerima perawatan standar yang saat ini dilakukan.
Ini dilakukan untuk mengetahui, mana di antara 4 obat yang ada yang paling efektif untuk menyembuhkan Covid-19.
Jika sudah mendapatkan pengobatan tersebut, maka akan diketahui apakah efeknya dapat memangkas waktu perawatan, mengurangi risiko kematian, atau membutuhkan perawatan lebih lanjut seperti di ICU.
"Studi internasional ini dirancang untuk menghasilkan data kuat yang kita butuhkan untuk menunjukkan obat mana yang paling efektif. Kita menyebut studi ini sebagai solidarity trial," kata Direktur Umum WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Uji coba langsung pada manusia

Proses panjang pengujian vaksin yang harus dilalui, tampaknya akan dipersingkat demi mendapatkan hasil lebih cepat untuk menangani Covid-19.
Formula vaksin yang telah dirancang kini akan langsung diujicobakan pada manusia, tanpa melalui uji coba pada hewan untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya.
Meski mengundang perdebatan di antara para ahli, namun tuntutan untuk bergerak, uji coba vaksin pada manusia harus segera dimulai.
Uji coba pertama akan dilakukan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle, Amerika Serikat.
Sebanyak 45 sukarelawan mulai usia 18-55 tahun yang akan menerima vaksin yang sebelumnya telah dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna Therapeutics, yang diberi nama mRNA-1273.
Masing-masing dari mereka akan dibayar senilai 1.100 dollar Amerika, karena adanya risiko yang harus mereka tanggung.
Pasien sukarelawan pertama yang menerima vaksin ini diketahui identitasnya bernama Jennifer Haller (43).
Ia mengaku bersedia menjadi sukarelawan percobaan vaksin karena ingin memberi kontribusi nyata agar vaksin Covid-19 bisa segera ditemukan dan dipatenkan untuk menyembuhkan pasien lain di seluruh dunia.
Tidak hanya di Amerika, uji coba vaksin pada manusia juga akan dilakukan di Inggris.
Saat ini, Pusat Inovasi Queen Mary BioEnterprises tengah mencari 24 relawan dengan persyaratan tertentu untuk diberikan vaksin yang tengah diuji.
Mereka yang bersedia dan memenuhi syarat akan diberi imbalan sebesar 3.500 poundsterling.
Syaratnya, relawan itu haruslah orang yang sehat, bersedia disuntikkan 2 jenis virus corona, menjalani karantina 2 pekan, diet terbatas, serangkaian tes kesehatan, dan tidak diperkenankan bertemu dengan siapapun keuali dokter dan perawat yang mengawasi.
China rencanakan uji klinis vaksin pada pertengahan April

Perusahaan Farmasi CanSino Biologics di Tianjin, China, menyebutkan, akan segera melaksanakan uji coba vaksin temuannya pada manusia pada pertengahan April 2020 untuk jangka waktu 6 bulan ke depan.
Sebelumnya, vaksin ini telah diujicobakan pada hewan dan disebut aman untuk manusia, karena tidak mengandung zat-zat yang bisa menginfeksi.
Vaksin produksi CanSino Biologics merupakan 1 dari 9 vaksin yang diproduksi oleh China untuk mengatasi virus yang saat ini sudah ditetapkan WHO sebagai pandemi ini.
(vic/cr14/tri bun-medan.com/kompas.com)