Menteri Nadiem Makarim Dapat Keluhan dari Ortu Siswa, Guru Beri Tugas Berat Gak Membimbing
Mulai dari bekerja, sekolah, hingga beribadah, semuanya dianjurkan untuk dilakukan dari dalam rumah.
Menteri Nadiem Makarim Dapat Keluhan dari Ortu Siswa, Guru Beri Tugas Berat Gak Membimbing
TRI BUN-MEDAN.com - Pemerintah Indonesia telah menggalakkan seruan untuk berkegiatan di rumah, pasca menyebarnya wabah Corona Virus Corona (Covid-19).
Mulai dari bekerja, sekolah, hingga beribadah, semuanya dianjurkan untuk dilakukan dari dalam rumah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengaku dirinya mendapatkan keluhan seputar kebijakan belajar di rumah, yang telah dilaksanakan oleh sejumlah sekolah.

• 7 Pasien Positif COVID-19 di Medan, 1 Dokter RSUP Adam Malik, Jumlah ODP Corona Sumut 1391 Orang
• KABAR Krisdayanti Terbaru Sepulang Liburan dari Luar Negeri, Raul Lemos Jelaskan Wajib Karantina
Dikutip dari YouTube Kompastv, Selasa (24/3/2020), awalnya Nadiem menjelaskan mengapa belajar di rumah menjadi hal yang penting.
"Kami ingin menganjurkan beberapa hal, kami anjurkan bagi daerah-daerah yang sudah melaksanakan belajar dari rumah, untuk dipastikan agar gurunya juga belajar dari rumah untuk menjaga keamanan guru itu sangat penting," paparnya.
Mantan bos Gojek itu menekankan bahwa belajar dari rumah bukan berarti peran guru hanya sebatas memberikan tugas.
Nadiem ingin guru tetap aktif dalam mengajar.
• 7 Pasien Positif COVID-19 di Medan, 1 Dokter RSUP Adam Malik, Jumlah ODP Corona Sumut 1391 Orang
Keaktifan dapat diwujudkan melalui komunikasi, dan pendampingan terkait tugas-tugas murid.
"Tapi juga ikut berinteraksi, dan berkomunikasi membantu muridnya dalam mengerjakan tugasnya," imbuhnya.
Selama kegiatan belajar di rumah berlangsung, Nadiem mengakui dirinya mendapat keluhan dari orangtua murid.
Keluhan itu terkait beban pekerjaan rumah yang begitu banyak, namun minimnya pendampingan dari guru.
"Kami mendengar banyak keluhan dari berbagai macam orangtua, dan mahasiswa yang hanya diberikan pekerjaan yang begitu berat, tapi tidak dibimbing," kata Nadiem.
Nadiem berpesan agar guru bisa berperan aktif melakukan pendampingan kepada muridnya, meskipun dilakukan dari rumah.
"Jadi ini mohon siswa-siswa kita walaupun bekerja dari rumah, guru itu juga benar-benar mengajar dari rumah, dan membantu membimbing siswa-siswanya," tandasnya.
• Gara-gara Virus Corona, Feni Rose Ubah Rencana Pernikahan Putrinya
Lihat videonya di bawah ini mulai menit 3.30:
Jokowi: Jangan sampai Dilihat sebagai Kesempatan Liburan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesannya kepada masyarakat Indonesia terkait wabah Corona'>Virus Corona (Covid-19).
Jokowi memperingatkan agar imbauan social distancing atau pemisahan jarak sosial, ditanggapi dengan serius.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Jokowi, lantaran ia masih banyak menemukan laporan soal warganya yang memanfaatkan imbauan beraktivitas di rumah, untuk waktu liburan.

• Cegah Penyebaran Virus Corona (Covid-19), Polisi Razia 14 Tongkrongan di Helvetia
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/3/2020), awalnya Jokowi menjelaskan bahwa prioritas pemerintah Indonesia saat ini adalah menekan penyebaran Covid-19.
"Prioritas kita adalah mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas lagi," katanya.
Cara penekanan di antaranya adalah dengan mengurangi mobilitas masyarakat Indonesia melalui kampanye social distancing.
"Kita terus menggencarkan, sosialisasi untuk menjaga jarak, social distancing, dan mengurangi kerumunanan yang membawa risiko penyebaran Covid-19," jelas Jokowi.
Pada Rapat Terbatas yang diadakan di Istana, Kamis (19/3/2020), Jokowi juga meminta kepada para menteri dan kepala lembaga, untuk terus menyerukan social distancing.
"Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah betul-betul harus kita sampaikan terus, sehingga betul-betul bisa dijalankan secara efektif di lapangan," kata Jokowi.

Jokowi menyadari tidak seluruh masyarakat Indonesia mampu bekerja di rumah.
Bagi warga yang harus bekerja seperti biasa, Jokowi berpesan agar selalu menjaga jarak untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Kemudian Jokowi menyampaikan peringatannya terhadap masyarakat Indonesia yang justru ambil kesempatan dalam imbauan aktivitas di rumah.
"Jangan sampai kebijakan ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan, saya lihat Sabtu Minggu kemarin di Pantai Carita, di puncak, lebih ramai dari biasanya."
"Sehingga hal ini akan memunculkan sebuah keramaian yang berisiko memperluas penyebaran Covid-19," tegas Jokowi.
Ayah Gibran Rakabuming Raka itu juga meminta agar penerapan social distancing dilakukan terhadap sarana transportasi umum.
"Saya juga minta diterapkan secara ketat menjaga jarak, social distancing, di area-area publik, termasuk di dalam transportasi publik."
"Seperti di bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, stasiun bus, untuk mencegah penyebaran Covid-19," lanjutnya.
Demi meningkatkan efektivitas penekanan wabah Covid-19, Jokowi meminta Tim Gugus Tugas Covid-19 merangkul tokoh-tokoh agama untuk memastikan segala kegiatan keagamaan yang melibatkan massa dalam jumlah besar agar ditunda.
Sebab konsentrasi massa dalam jumlah besar akan meningkatkan potensi penyebaran Covid-19.