Sabun Cuci Piring pun Bisa Jadi Pengganti Hand Sanitizer, Tempo 3 Menit Virus Corona Akan Hancur
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, angkat bicara soal kepanikan masyarakat yang tidak memiliki hand sanitizer
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Juang Naibaho
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Sumatera Utara, dr Aris Yudhariansyah, angkat bicara soal kepanikan masyarakat yang tidak memiliki hand sanitizer.
dr Aris mengungkapkan bahwa sabun biasa, atau bahkan sabun cuci piring pun bisa digunakan sebagai pengganti hand sanitizer.
Jadi, bagi masyarakat yang tidak memiliki hand sanitizer tak perlu risau.
Aris menyampaikan, kelemahan virus, secara khusus virus Corona atau Covid-19, adalah sabun.
"Kelemahan virus, secara khusus Covid-19 adalah sabun. Kalau tidak hand sanitizer, pakai sabun saja, bahkan sabun cuci piring pun bisa digunakan. Dalam waktu tiga sampai lima menit, virus akan mati," terangnya saat livestreaming update info terkait Covid-19 di Wilayah Sumatera Utara pada Minggu (29/3/2020).
Karena itulah, Aris mengimbau masyarakat tak perlu panik hanya karena tidak memiliki hand sanitizer ataupun masker, yang kini langka dan mahal di pasaran.
Aris mengajak masyarakat sebaiknya berupaya menjaga antibodi sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19.
"Pentingnya saat ini agar lebih sadar bahwa perlunya antibodi dalam tubuh. Orang saat ini lebih panik tidak memiliki masker dan hand sanitizer yang hilang di pasaran. Harusnya lebih panik kalau antibodi hilang di tubuh," ujarnya.
Alasan utama untuk tetap menjaga antibodi adalah kehadiran virus tidak bisa dihindari.
Di sisi lain, virus hanya bisa dikalahkan antibodi.
Aris menganalogikan bahwa tubuh adalah pabrik bagi antibodi.
"Antibodi di dalam tubuh kita ini seperti pabrik, terkadang jumlahnya banyak, terkadang juga jumlahnya sedikit," ujarnya.
Oleh karena itu, Aris mengajak masyarakat agar mengonsumsi vitamin C dan E.
"Maka sering-seringlah mengonsumsi vitamin C, E setiap hari serta berjemur pada sinar matahari pagi agar bisa terpapar sinar ultraviolet pagi," imbuhnya.
Aris pun membeberkan proses virus masuk dalam tubuh manusia.
Ia menuturkan, virus tak mungkin bisa dihindari. Meski begitu, virus dikeluarkan dari tubuh melalui batuk dan bersin.
"Virus itu tidak mungkin bisa dihindari, jadi pasti selalu ada, contohnya kalau kita bersin. Bisa dipastikan virus ada di situ,” ujarnya.
“Bersin itu indikasi tubuh menolak benda asing. Kalau berhasil tembus ke hidung dekat tenggorokan, tubuh melawannya dengan cara batuk. Itulah tandanya tubuh kita menolak. Tapi kalau tembus lagi, tubuh kita akan demam. Kalau masih tembus juga, maka antibodi keluar dari pabrik untuk melawan serangan virus," tambahnya.
"Juga selama 14 hari, tubuh kita akan merekam virus ini, dan tersimpan dalam memori di otak. Sehingga kalau kita terkena virus, secara khusus Covid-19 ini akan kembali, self memory ini akan aktif lagi dalam 24 jam sehingga tidak perlu menunggu 14 hari lagi," ujarnya
Update Data Covid-19 di Sumut
Aris Yudhariansyah juga menyampaikan info terbaru seputar Covid-19 di Sumut.
Berdasarkan data Minggu (29/3/2020) pukul 17.00 WIB, jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut sebanyak 14 orang.
Dari jumlah itu, dua orang meninggal dunia.
“Saat ini yang positif ada 12 orang masih dirawat di rumah sakit," kata Aris melalui livestreaming pada Minggu (29/3/2020).
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) per Minggu (29/3/2020), tetap seperti hari kemarin, yakni 77 orang.
"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dirawat di tujuh kabupaten/kota; Medan, Pematangsiantar, Tanjung Balai, Deliserdang, Serdang Bedagai, Dairi, dan Mandailing Natal," urainya.
Aris Yudhariansyah menambahkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah dipersentasikan dengan jumlah kemarin Sabtu (28/3/2020), berkurang sebesar 58,9 persen.
"Selanjutnya, Orang Dalam Pemantauan (ODP) hari ini berjumlah 2.556 orang. Dari data di atas, data ODP yang melapor mengalami penurunan sebesar 58,9 persen dari data hari Sabtu (28/3/2020) pukul 17.00 WIB," ujarnya.
"Hal ini dikarenakan ada penyesuaian kriteria dari panduan revisi IV yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta," pungkasnya.
Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Jumlah pasien terinfeksi virus Corona bertambah lagi 130 kasus di seluruh Indonesia.
Hingga Minggu (19/3/2020) siang, Indonesia mencatat 1.285 kasus pasien positif Covid-19.
"Ada penambahan kasus baru positif sebanyak 130 orang, sehingga jumlah sekarang menjadi 1.285 (kasus)," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto.
Angka tersebut tersebar di 30 provinsi.
Sulawesi Barat tercatat sebagai provinsi yang ke-30 yang warganya terjangkit covid-19.
Ada satu kasus baru di Sulawesi Barat.
Sementara, dari data yang dihimpun, DKI menjadi daerah tertinggi dengan 675 kasus, disusul Jawa Barat 149 kasus dan Banten 106 kasus.
Lalu Jawa Timur 90 kasus dan Jawa Tengah 63 kasus.
Namun data di laman jakarta.go.id, tercatat 701 pasien positif Covid-19 di provinsi DKI Jakarta, artinya jumlah pasien bertambah 74 orang dibanding Sabtu (28/4/2020).
Ada penambahan 5 pasien yang dinyatakan sembuh Covid-19 menjadi 48 pasien.
Sementara 67 pasien dilaporkan meninggal dunia, bertambah 5 orang dibandingkan data Sabtu kemarin.
Adapun, 435 pasien positif Covid-19 tengah dirawat di rumah sakit dan 151 pasien melakukan isolasi mandiri.
Untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP), tercatat 2.266 pasien di wilayah DKI Jakarta dengan rincian 494 pasien masih dipantau dan 1.772 pasien telah selesai dipantau.
Pemerintah, kata Yurianto, sudah memeriksa lebih dari 6.500 spesimen.
Dari jumlah itu, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah lima orang, sehingga total yang sudah dinyatakan negatif Covid-19 sebanyak 64 orang.
Sementara sebanyak 114 pasien meninggal dunia.
Jumlah itu bertambah 12 pasien dari sehari sebelumnya atau Sabtu (28/3/2020).
"Mari kita sadari betul bahwa penambahan kasus positif ini, sekali lagi menggambarkan bahwa masih ada kasus positif yang belum melaksanakan isolasi," kata Yuri.
Selain itu masih ada penularan dari kontak dekat dan juga masih ada masyarakat yang belum rajin mencuci tangan.
Yuri kembali mengimbau agar masyarakat tetap tinggal di rumah dan disiplin dalam menjalankan physical distancing.
"Upayakan tetap tinggal di rumah, jika terpaksa harus keluar rumah harus jaga jarak," tutur dia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes ini juga meminta masyarakat untuk menjadi pahlawan dengan melindungi diri dan melindungi orang lain mengacu pada ketentuan yang sudah disampaikan pemerintah.
(cr3/medan-tribun.com)