Seorang Ibu Hamil Berstatus ODP Covid-19 Meninggal, Demam Tinggi, Mulut Berbusa dan Kejang-kejang

Ketika tiba di RSU Leona, pasien itu pun mengalami kejang-kejang dan mulut keluar busa. Tak berselang lama, pasien akhirnya meninggal.

BBC
Melahirkan 

Seorang Ibu Hamil Berstatus ODP Covid-19 Meninggal, Demam Tinggi, Mulut Berbusa dan Kejang-kejang

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang ibu hamil asal Desa Baumata Utara, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19, meninggal saat hendak melahirkan di Rumah Sakit Umum Leona Kupang.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu, mengatakan, pasien itu meninggal pada Rabu (1/4/2020) sore, sekitar pukul 17.00 Wita.

"Dia meninggal bukan karena positif corona. Sampel darahnya masih di kirim ke Jakarta untuk diperiksa," ungkap Marius, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Kamis (2/4/2020) siang.

Marius menuturkan, pasien itu statusnya ODP Covid-19, setelah melaksanakan perjalanan dari Bali yang merupakan daerah yang telah terjangkit Covid-19, menuju Kupang pada 28 Maret 2020 lalu.

Saat tiba di Kupang, lanjut dia, pasien tersebut kemudian memeriksa kehamilannya di Puskesmas Baumata pada 1 April 2020 kemarin.

Rencananya, pasien itu akan melahirkan anak keduanya.

Namun, saat tiba di puskesmas, petugas medis pun memeriksanya dan ternyata sang pasien mengalami deman tinggi, dengan suhu badan 40 derajat dengan HB 6.

Pihak puskemas lalu merujuk pasien ke RSU Leona.

Ketika tiba di RSU Leona, pasien itu pun mengalami kejang-kejang dan mulut keluar busa. Tak berselang lama, pasien akhirnya meninggal.

Jenazah pasien, kemudian dibawa ke rumah duka di Baumata Utara menggunakan ambulans rumah sakit.

Sekitar Pukul 19.05 Wita, almarhum dimakamkan di Desa Baumata Utara.

Marius mengimbau kepada masyarakat, agar jangan resah dengan informasi yang beredar, yang menyebutkan kalau pasien itu positif terjangkit corona.

"Sampelnya masih dikirim ke Jakarta, sehingga kami minta masyarakat tetap tenang," ujar dia.

Pasien Termuda yang Meninggal akibat Covid-19, Bayi Berusia 6 Minggu di Amerika Serikat

Pasien Termuda yang Meninggal Akibat Covid-19

Bayi berusia 6 minggu di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat ( AS), menjadi korban meninggal termuda akibat virus corona.

Dilansir dari New York Post, bayi itu sudah dibawa ke rumah sakit sejak pekan lalu tapi nyawanya tetap tidak terselamatkan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Connecticut, Ned Lamont, pada Rabu (1/4/2020).

Lamont juga mengatakan, bayi yang baru lahir itu dikonfirmasi positif virus corona pada Selasa malam (31/3/2020).

Meninggalnya bayi berusia 6 minggu itu menunjukkan virus corona tidak hanya menyerang golongan tua atau dengan kekebalan tubuh yang rapuh, tapi juga golongan muda serta anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh masih kuat.

"Ini adalah virus yang menyerang tanpa ampun," tulis Lamont di Twitter-nya. Ia juga berujar kematian bayi itu benar-benar memilukan.

"Ini adalah salah satu nyawa termuda yang hilang, karena komplikasi terkait dengan Covid-19."

"Ini juga menekankan pentingnya tinggal di rumah dan membatasi paparan kepada orang lain."

"Nyawa Anda dan nyawa orang lain benar-benar bisa bergantung pada itu. Doa kami mengiringi para keluarga di masa yang sulit ini," imbuh Lamont.

Hingga Kamis (2/4/2020) ada 3.557 kasus virus corona dan 85 korban meninggal di Connecticut, negara bagian yang warganya dijuluki "Nutmegger".

Selain bayi 6 minggu ini, korban meninggal termuda lainnya adalah anak 13 tahun di Perancis, anak 12 tahun di Belgia, dan anak 13 tahun di Inggris.

Korban yang disebut terakhir bernama Ismail Mohamed Abdullah. Pihak keluarga mengatakan anak laki-laki tersebut tidak memiliki masalah kesehatan lain.

Pasien Covid-19 antre mendapat pelayanan di New York
Pasien Covid-19 antre mendapat pelayanan di New York (reuters)

Korban meninggal di AS tembus 5.000 orang

Korban meninggal akibat wabah virus corona di Amerika Serikat (AS) mencapai 5.116 orang sampai Kamis (2/4/2020).

Angka tersebut diumumkan oleh Johns Hopkins University pada pukul 02.35 dini hari waktu setempat.

Kenaikan signifikan ini dikarenakan AS mencatatkan jumlah korban harian tertinggi, yakni 884 orang dalam 24 jam.

Dengan demikian, AS juga mencatatkan kenaikan 2.108 korban meninggal dalam 2 hari, lantaran pada Selasa (31/3/2020) total tercatat 3.008 nyawa yang terenggut.

Untuk jumlah korban, AS lebih rendah dari Italia (13.155) dan Spanyol (9.387) menurut data dari Worldometers.

Namun untuk jumlah kasusnya, negara pimpinan Donald Trump ini adalah yang tertinggi di dunia, dengan 215.215 kasus hingga berita ini dirilis.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Ibu Hamil Berstatus ODP Covid-19 Meninggal Saat Hendak Melahirkan"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved