Masa Darurat Diperpanjang, Ada Keringanan Uang Kuliah dan Perubahan Jadwal Wisuda Mahasiswa USU?
Kampus USU memperpanjang masa belajar via daring dan bekerja dari rumah (work from home) hingga 21 April 2020
TRI BUN-MEDAN.com - Mengingat pandemi Virus Corona yang belum mereda, serta diperpanjangnya masa tanggap darurat oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara hinggal 29 Mei 2019, Kampus USU memperpanjang masa belajar via daring dan bekerja dari rumah (work from home).
Perpanjangan tersebut diberitahukan melalui surat edaran Rektor USU per tanggal 3 April 2020.
Dalam surat edaran tersebut, diterangkan bahwa masa belajar-mengajar via daring diperpanjang hingga akhir semester genap tahun ajaran 2019/2020.
Kepala Kantor Humas Promosi dan Protokoler USU, Elvi Sumantiti mengatakan bahwa surat edaran yang dikeluarkan akan dilakukan evaluasi lanjutan pada tanggal 21 April mendatang.
"Masa lockdown USU kan diperpanjang hingga 21 April 2020. Nah nanti pada tanggal 21 April akan ada surat edaran lanjutan tergantung dengan kondisinya bagaimana ke depan," ujar Elvi Sumanti saat dikonfirmasi Tri bun Medan, Jumat (3/4/2020).
Saat ditanyai mengenai bagaimana pembayaran SPP serta pelaksanaan wisuda, Elvi mengatakan belum ada kebijakan terkait hal tersebut.
"Belum ada kebijakannya kalau soal itu, kita tunggu saja. Yang jelas nanti akan kita evaluasi langkah yang kita ambil ini untuk menyiasati bagaimana strategi ke depan," ujar Elvi Sumantiti.
Seorang mahasiswi FISIP USU program sarjana yang saat ini berada di semester akhir, Yuvi mengatakan bahwa sejak diberlakukannya pembelajaran via online, dirinya bersama dengan teman-teman yang sedang mengerjakan skripsi belum pernah mencoba untuk melakukan bimbingan skripsi secara online.
"Belum pernah saya coba, dan teman-teman satu angkatan lainnya juga belum pernah coba untuk bimbingan online. Ada satu teman yang coba untuk menghubungi dosen, cuma belum ada respon," ujar Yuvi.
Senada dengan Yuvi, Hetty yang tengah menjalani penelitian lapangan juga merasakan hambatan yang dialaminya karena tidak bisa maksimal dalam mengumpulkan data.
"Agak susah juga kak karena kalau di jurusan kami kan ke lapangan itu penting kan, jadi kalau lagi seperti ini susah untuk mendapatkan datanya," katanya.
Diakui Hetty, dirinya berencana untuk dapat menyelesaikan masa studinya semester ini sehingga tidak harus membayar spp untuk semester depan.
"Rencananya ingin selesai di semester ini, jadi tidak bayar spp untuk semester depan. Tapi kondisinya begini jadi serba susah," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini, di fakultasnya belum ada yang melakukan sidang secara online.
Ia pun berharap ada kebijakan dari kampus untuk meringankan pembayaran spp bagi mahasiswa yang penyusunan skripsinya tertunda karena pandemi corona.
"Kalau di FISIP setau saya belum ada kak, tapi enggak tahu kalau di fakultas lain. Maunya ada kebijakan gitu dari kampus supaya yang sedang menyusun sekarang ada keringanan dalam hal pembayaran spp," pungkas Hetty
(cr14/tri bun-medan.com)
