Ananias Fingkreuw, Pesepakbola Papua yang Berkelana hingga Pulau Sumatera Demi Karier Profesional
Berkarier sebagai pesepakbola profesional merupakan impian banyak orang tak terkecuali pemuda asal Papua, Ananias Fingkreuw.
Penulis: Chandra Simarmata | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tri bun-Medan, Chandra Simarmata
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Berkarier sebagai pesepakbola profesional merupakan impian banyak orang tak terkecuali pemuda asal Papua, Ananias Fingkreuw.
Striker yang kini memperkuat klub PSMS Medan ini mengatakan sudah hal biasa bagi anak-anak Papua yang ingin menjadi pesepakbola profesional untuk berkelana jauh dari kampung halaman.
Ananias menuturkan menekuni sepak bola sejak masih berusia lima tahun.
Sejak kecil memang ingin menjadi pemain bola.
Kultur masyarakat di sana yang juga menyukai sepak bola membuatnya juga tertarik menjadi pemain profesional.
Apalagi saat itu saudara dekatnya, Korinus Fingkreuw juga merupakan pesepakbola.
"Ya anak-anak memang suka bola kalau di sini (Jayapura). Jadi mulai dari kecil sudah main bola dan ikut SSB mulai umur 7 tahun sampai 15 tahun. Bukan karena orangtua yang masukkan tapi karena kemajuan sendiri," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (6/4/2020).
Setelah menjalani pembinaan di SSB, di usia 15 tahun mulailah Ananias bermain di klub-klub lokal Papua.
Pesepakbola yang juga mengidolakan Boas Solossa ini pun memulai karier di usia mudanya dengan memperkuat sejumlah klub seperti Persis Sorong dan Persimi Mimika.
"Awalnya saya latihan dengan tim-tim lokal di sini, di Jayapura. Setelah itu mulai bermain di klub lokal Papua seperti di Sorong dan Mimika. Orangtua pun mendukung," kata pesepakbola yang juga mengidolakan Zlatan Ibrahimovic ini.
Setelah bermain di klub lokal, niat Ananias menjadi pesepakbola profesional semakin besar.
Untuk mewujudkan keinginannya itu, anak keenam dari dua bersaudara ini rela terbang jauh hingha ke pulau Sumatera.
Ananias mengatakan setelah sempat membela klub lokal Papua, Persimi Mimika sekitaran tahun 2012, dia kemudian banyak memperkuat sejumlah klub di luar Papua seperti PS Siak Riau, Persiju Sijunjung Sumatera Barat, PSBL Langsa Aceh, dan Persipur Purwodadi (tahun 2016).
Setelah membela klub-klub tersebut, pesepakbola kelahiran 11 Oktober 1992 ini sempat kembali ke kampung halamannya membela Persipura. Namun tak lama Ananias kembali meninggalkan Jayapura untuk berkelana di sejumlah klub seperti PSPS Pekanbaru (2017) , PSIR Rembang (2017) di liga 2.
Ananias yang sudah mulai menapaki karir profesionalnya kemudian bermain di Semen Padang (2018), PSBS Biak (2019), Madura FC (2019), hingga akhirnya berseragam PSMS Medan di kompetisi liga 2 musim ini.
Saat ini, sebagai andalan PSMS Medan dia bertekad bisa membawa klubnya naik kasta ke liga 1 musim mendatang. Secara pribadi dia merasa chemistry dan kekompakan dengan pemain lain sudah cukup bagus.
"Saya tekadnya kalau setiap pertandingan cetak gol saja. Dan tujuan saya dan teman-teman lain pastinya bawa PSMS ke liga 1," harapnya.

Ananias tak menampik saat ini dia belum bisa mencetak gol di laga perdana PSMS Medan saat menghadapi Tiga Naga.
Karena itu dia pun terus bertekad untuk jadi mesin gol PSMS. Di tengah liga masih diliburkan saat ini akibat covid-19, Ananias mengaku tetap giat berlatih meningkatkan kecepatan untuk memudahkannya membobol jala lawan.
"Yang masih kurang memang penyelesaian akhir. Makanya saya latihan terus. Harapannya juga virus corona ini bisa cepat hilang agar bisa berkumpul lagi dengan teman-teman dan menjalankan tugas penting membawa PSMS ke liga 1," pungkas striker berpostur tinggi 175 centimeter ini.
Sementara itu Pelatih kepala PSMS Medan, Philip Hansen mengatakan tetap mengutamakan sisi kualitas dalam memilih para pemain untuk timnya, termasuk merekrut Ananias.
Pelatih berlisensi A AFC ini menegaskan tak mau merekrut pemain seperti beli kucing dalam karung. Philip juga menegaskan, sebagai pelatih dirinya tak segan-segan mencoret pemain yang dinilai kurang berkualitas.
"Kalau bagus (kualitas) ya harus ditunjukkan. Apalagi kita target liga 1," ujarnya.
Sebagai pelatih, Philip juga menegaskan tidak ada dan tidak mau mendapat imbalan apapun dari para pemain yang berhasil masuk dalam skuatnya.
Mantan arsitek PSPS Pekanbaru ini mengatakan berharap setiap pemain berkontribusi dan diharapkan bersama mampu membawa PSMS kembali ke kasta tertinggi liga 1 Indonesia.
"Saya bilang sama pemain harus punya kemauan. Dan kemauan mereka di sini yang saya hargai," katanya.
(Can/Tri bun-medan.com)