Kiper PSMS Adi Satryo Rela Merantau Sejak Kecil Demi Jadi Pesepakbola Profesional

Kiper PSMS Adi Satryo Rela Merantau Sejak Kecil Demi Jadi Pesepakbola Profesional

Penulis: Chandra Simarmata | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Penjaga gawang PSMS Medan Adi Satryo saat mengikuti latihan rutin, di Stadion Kebun Bunga, Medan, belum lama ini. Adi Satryo kembali bergabung dengan tim Ayam Kinantan setelah pulang dari pemusatan latihan bersama Tim Nasional. 

Laporan Wartawan Tri bun-Medan, Chandra Simarmata

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Tak ada yang menyangka, kiper muda PSMS Medan Muhammad Adi Satryo sebelum menjadi seorang penjaga gawang adalah pemain yang berposisi sebagai penyerang (striker).

Adi menuturkan, hal itu terjadi lantaran sewaktu masih berlatih di sekolah sepak bola (SSB) dulu, dirinya pernah hadir terlambat dalam sebuah latihan. Akibatnya oleh sang pelatih, Adi yang berposisi sebagai striker justru mendapat hukuman untuk menjadi kiper.

Namun rupanya, berkat hukuman itu, di situlah anak muda kelahiran 7 Juli 2001 ini mulai menemukan ruh sebagai pesepakbola. Meski akhirnya bukan berposisi sebagai seorang striker yang semula diminatinya.

"Jadi waktu itu aku posisi striker. Tapi pas latihan datang terlambat. Dihukumlah, disuruh jadi kiper. Sebenarnya ada kiper, jadi mau gak mau lah. Tapi setelah itu ternyata pelatih bilang sama orangtua, saya lebih cocok jadi kiper saja. Kata pelatih mentalnya lebih kuat jadi kiper. Setelah itu ya mulai jadi kiper di SSB ASA Milo di Bintaro," tuturnya kepada Tribun Medan, Senin (13/4/2020).

Tak hanya pengalaman unik itu, Adi juga menuturkan awalnya tak terlalu serius menekuni sepak bola yang saat itu masih berposisi sebagai striker.

Karena itu, Adi yang saat itu masih duduk di bangku kelas 1 SD kemudian mencoba berbagai jenis olahraga lain mulai dari taekwondo, bola basket, atletik, badminton hingga renang. Namun belum ada yang benar-benar diminatinya.

"Aku dulu sempat coba macam-macam hobi. Kelas 1 SD itu pertama kali coba sepak bola tapi belum dapat feel-nya. Waktu itu pun masih jadi striker. Nah akhirnya coba cari hobi lain taekwondo, ikut basket juga pernah, macam-macamlah. Latihannya pun serius, cuma ya tidak sampai 2-3 bulan sudah ganti, gak cocok gitu," katanya.

Belum juga mendapat olahraga yang klop dihatinya, membuat Adi selama setahun lebih sempat gonta-gantu hobi. Barulah memasuki kelas 3 sekolah dasar, Adi mengatakan minatnya mulai mengerucut pada dua jenis olahraga yakni bola basket dan sepak bola.

"Sampai akhirnya pas kelas 3 aku pernah ikut bidang olahraga sepak bola dan basket. Baru akhirnya di kelas 5 milih 100 persennya di sepak bola hingga akhirnya menjadi kiper," terang pemain berusia 18 tahun ini.

Setelah menekuni posisi sebagai kiper di SSB tempatnya berlatih, mulailah Adi mengikuti event bersama timnya dan salah satunya di Kota Bandung.

Rupanya kepiawaiannya dalam membendung si kulit bundar dilirik oleh salah satu tim asal Kota Kembang itu yakni SASWCO Bandung.

"Pertama kalinya jadi kiper itu. Ternyata dilirik sama tim SASWCO Bandung. Kebetulan di tim itu kipernya waktu itu lebih pendek. Jadi aku diminta buat ke sana. Soalnya aku dilihat menonjol dulu sebagai kiper," kata eks kiper tim nasional (timnas) U-18 saat kejuaraan AFF 2019 ini .

Setuju untuk bergabung dengan tim SASWCO Bandung, membuat Adi harus merantau dan meninggalkan kedua orangtuanya di kampung halaman Pamulang, Tanggerang Selatan.

Namun bagi Adi inilah batu loncatan untuk mewujudkan mimpi sebagai seorang perspakbola profesional.

"Pertama-tama takut sih merantau , tapi akhirnya bisa beradaptasi. Sekitar umur 10 tahun lah ke Bandung. Orangtua saya juga mendukung. Ada sekitar 6 tahunan di Bandung. Mulai tinggal di Bandung di rumah orangtua salah satu murid sekolah dulu. Lalu pertama kali bela SASWCO berhasil bawa juara kompetisi di di Cijantung. Di final menang 1-0 dan aku berhasil tepis penalti. Setelah itu sempat masuk Persib U-16 juga," tuturnya.

Setelah berkelana di Bandung, Pemain berpostur tinggi 180 centimeter ini kemudian berpindah ke Jakarta. Adi yang saat itu duduk di kelas XI SMA berhasil masuk ke PPLP DKI Jakarta.

Setelah menyelesaikan pendidikan di PPLP, Adi sempat memperkuat salah satu klub liga 3 di Cirebon, hingga akhirnya dirinya direkrut Klub PSMS Medan untuk berlaga di liga 2.

"Mulai yang betul-betul karir pro ya di PSMS sekarang ini. Targetku betinyanh terbaik buat PSMS Medan. Pasti semuanya mau uang terbaik apalagi target ke liga 1," Pungkas pemain yang juga masuk dalam skuat pemusatan latihan timnas U-19 ini.

(Can/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved