Kisah Seorang Istri Kopassus, Prajurit yang Penuh Misi Rahasia, Kaget Suami Pamit Sudah di Pesawat

Harus punya mental yang kuat dengan misi-misi suami sebagai Kopassus yang sangat rahasia. Sang keluarga sering terkejut dengan tingkah suami dadakan.

EDDY HASBY/Kompas.com
Kisah Prajurit Kopassus yang Terjebak di Tengak Orang-orang Suku Pedalaman Papua, Ini Caranya Lepas. Ilustrasi Prajurit Kopassus. (EDDY HASBY/Kompas.com) 

TRI BUN-MEDAN.com - Menjadi istri seorang Kopassus harus siap-siap kaget dengan tingkah sang suami.

Harus punya mental yang kuat dengan misi-misi suami sebagai Kopassus yang sangat rahasia.

Sang keluarga sering terkejut dengan tingkah suami yang sering mendadak pergi tanpa pamit karena misinya.

Sebagai gambaran, seorang wanita yang bersuamikan seorang prajurit Kopassus sudah sangat biasa ditinggal pergi suaminya, tanpa mendapat informasi jenis dan juga lokasi suaminya bertugas.

BREAKING NEWS Kebakaran Besar Melahap Pabrik di Marelan, Kobaran Api Terlihat dari Kejahuan

Seorang Anak Balita PDP Covid-19 Meninggal di RSUP Adam Malik, Ortu Rela Dimakamkan di Simalingkar B

34 Mahasiswa STT Bethel Positif Covid-19, Kampus dan Asrama Langsung Diisolasi dan Dijaga Ketat

Kadang, para prajurit Kopassus sendiri baru diberi tahu jenis dan lokasi misi tempurnya, saat berada di pesawat terbang atau kapal laut yang mengangkutnya.

Serba dirahasiakan.

Tapi di balik itu, Kopassus masih memiliki pasukan antiteror yang dikenal sebagai Satuan Penanggulan Teror (Gultor) 81, yang baik misi tempur maupun misinya, bahkan para personelnya, juga sangat dirahasiakan.

Hanya saja untuk ukuran Indonesia, Sat-81, meski sangat rahasia dan berada di bawah Kopassus TNI AD telah menjadi kiblat pasukan khusus lokal.
Mulai soal latihan, kemampuan, perlengkapan hingga persejataan, dan teknik operasi-operasi senyapnya.

Dari sejarahnya, keputusan mendirikan Gultor tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 GA 206 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981.

Soal pembebasan Woyla ini, sejumlah literatur menyebutkan bahwa kesuksesan operasi melibatkan four-man squad Delta Force, AS.

Namun seberapa jauh peran Delta atau apakah memang ada pembagian tugas antara Delta dan tim Kopassus, masih perlu penjelasan dari otoritas terkait.

Dalam buku Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan (1993), disebutkan bahwa Benny memang mengajukan pinjaman flak jacket kepada CIA.

Hanya saja urung dipakainya karena para personel Kopassus ternyata sudah ada di pesawat. Di buku yang sama dijelaskan bahwa semua bentuk pinjaman ditolak oleh Benny.

LB. Moerdani saat itu menjadi sutradara operasi. Sedangkan komandan lapangan diserahkan kepada Letkol Inf Sintong Panjaitan.

Operasi pembebasan sandera yang diwarnai baku tembak itu sendiri berhasil dengan gemilang.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved