Pria Ini Mendadak Kaya di tengah Pandemi Virus Corona, Rp 587 Miliar per Hari, Ini yang Ia Kerjakan
Peluang usaha apa yang masih cerah di tengah wabah pandemi virus corona atau Covid-19 seperti sekarang?
Apa Itu Ventilator? Bagaimana Fungsi dan Cara Kerjanya Membantu Pasien Virus Corona?
Ventilator belakangan menjadi banyak disebut orang di tengah situasi genting pandemi virus corona.
Pada kasus yang parah, pasien Covid-19 bisa mengalami kerusakan paru-paru.
Hal itu menyebabkan kadar oksigen tubuh berkurang sehingga membuat sulit bernapas.
Kondisi seperti inilah maka peran ventilator sangat diperlukan.
Apa itu ventilator dan seberapa pentingkah alat medis tersebut?
Ventilator dalam konteks medis merupakan mesin yang dapat membantu pasien untuk bernapas.
Alat tersebut membantu paru-paru tetap mengembang sehingga kantung udara di dalamnya tidak mengempis.
Dilansir dari situs pbs.org, ventilator memiliki dua fungsi penting, yakni memasukkan lebih banyak oksigen ke dalam paru-paru dan mengeluarkan karbon dioksida.
Seorang ahli paru-paru American Lung Association, David Hill, mengatakan ventilator dirancang untuk membantu seseorang untuk bernapas.
"Ventilator adalah peralatan teknologi yang cukup mewah yang dirancang untuk membantu pernapasan seseorang yang tidak dapat bernapas secara efektif sendiri," tuturnya.
Paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, yang merupakan cara oksigen masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilakukan.
Covid-19 membuat pertukaran ini lebih sulit dalam kasus yang paling parah karena paru-paru pasien meradang dan dipenuhi cairan.
Hal ini sama seperti pada infeksi pasien yang terjangkit penyakit pneumonia.
Ventilator modern terdiri dari mesin pompa dan tabung yang digeser oleh tenaga kesehatan ke batang tenggorokan pasien untuk mengendalikan aliran udara.
Penting untuk dipahami bahwa ventilator tidak menyembuhkan COVID-19.
Alat tersebut hanya membantu mendukung fungsi paru-paru sementara tubuh pasien melawan infeksi.

Sejarah Ventilator
Robert Hooke, ilmuwan polymath abad ke-17 yang menciptakan istilah "sel," adalah yang pertama bereksperimen dengan ventilasi mekanis.
Setelah meninju lubang ke paru-paru anjing yang hidup, ia menggunakannya untuk meniup ke saluran napas anjing malang itu.
Tes menunjukkan bahwa ventilasi mekanik dapat membantu melakukan pekerjaan paru-paru yang rusak.
Pada 1920-an, dua sarjana Universitas Harvard, Philip Drinker dan Louis Agassiz Shaw, menciptakan bentuk ventilasi baru sebagai pengobatan untuk polio, penyakit yang dalam kasus paling parah melumpuhkan otot paru-paru.
Ventilator ini adalah pendahulu dari "paru-paru besi," yang membungkus pasien dalam sebuah tabung dengan kepala mencuat keluar.
Ketika tekanan di dalam paru-paru besi diturunkan, paru-paru pasien akan mengembang dan udara akan masuk melalui jalan napas mereka.
Kemudian, tekanan di dalam tabung akan meningkat, mendorong udara keluar dari paru-paru.
Sementara itu, pada tahun 1950-an, selama epidemi polio di Kopenhagen, Denmark, ventilator juga digunakan.
Ventilator yang lebih murah itu secara aktif memompa udara langsung keluar masuk paru-paru.
Ketika satu rumah sakit Denmark memperkenalkan ventilator ini, angka kematian polio turun “hampir semalam” dari lebih dari 80 persen menjadi sekitar 40 persen.

Dilansir oleh Healthline.com, berikut kondisi pasien yang juga memerlukan ventilator:
- Koma atau tidak sadarkan diri
- Cedera otak
- Paru-paru kolaps
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Overdosis obat
- Sindrom guillain-barre
- Infeksi paru-paru
- Myasthenia gravis
- Pneumonia
- Paru-paru prematur pada bayi
- Cedera tulang belakang bagian atas
- Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
- Infeksi virus corona (Covid-19)
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Artikel Ini Sudah Tayang di Tribun Style dengan Judul Jualan Apa Saat Musibah Corona? Lihat Jelinya Orang Ini Jual Ventilator, Sehari Dapat Rp 587 Miliar