Ramadhan 2020
Jeritan Pilu Pedagang Lemang Gara-gara Covid-19, Tak Lagi Jadi Menu Berbuka Favorit Saat Ramadan
Pada momen Ramadan, penganan ini sangat disukai sebagai menu berbuka puasa.
Ia menceritakan setiap salat magrib selalu meminta kepada Allah SWT agar wabah virus Corona ini cepat berakhir.
Namun, belakangan ini Ibu Mis mengaku punya ketakutan lain, melebihi kekhawatiran atas virus Corona.
“Saat ini kami bukan takut lagi dengan wabah corona, tapi takut mati karena kelaparan. Hanya Tuhan lah yang tahu," katanya.
Ia pun mengisahkan rezeki tak terduga yang ia terima selepas magrib kemarin.
Ibu Mis menuturkan, seorang pembeli laki-laki tiba-tiba mendatanginya.
Kemudian laki-laki itu membeli lemangnya satu batang dan memberikan uang Rp 100 ribuan.
Namun, pembeli itu tak mau menerima uang kembaliannya. Padahal, harga lemang itu cuma Rp 30 ribuan.
"Jadi setelah saya habis salat magrib, ada laki-laki beli lemang saya satu batang, lalu ditanya ramai jualan pada masa begini, saya bilang sunyi. Setelah itu dipandangnya wajah saya, dan disalamkan uang Rp 100 (ribu)," ucapnya sambil menangis.
Kondisi tak jauh berbeda dialami Ibu Ani, pedagang Lemang di lokasi jalan yang sama.
Ia mengatakan pada masa covid-19 ini lemangnya hanya laku dua batang saja per hari.
Padahal, jika momen Ramadan tiba, biasanya sampai 15 hingga 20 batang terjual per harinya.
Ia pun menyadari saat ini dagang lemang tak bisa lagi diharapkan sebagai lahan untuk meraup rezeki.
"Wah kalau di Ramadan ini semenjak Covid-19 tak laku lagi lemang ini. Hanya dua batang per hari itu lun sudah lumayan kali. Ampun kalilah pokoknya, hancur kali tahun ini," ucapnya.
Biasanya pada bulan Ramadan banyak orderan dari hotel-hotel bintang lima yang berlokasi tak jauh dari deretan pedagang lemang di Jalan Gatot Subroto ini. Orderan di bulan Ramadan biasanya sampai 25 batang per hari. Namun, sekarang hotel-hotel sepi, bahkan banyak tutup sementara.
(cr22-tri bun-medan.com)