Virus Corona
Protes Kekurangan APD, Dokter Jerman Unggah Pose tanpa Pakaian, Terinspirasi Aksi Dokter Perancis
Sekelompok dokter Jerman mengunggah berpose tanpa pakaian (telanjang) di akun media sosial sebagai protes atas berlarutnya kekurangan APD bagi mereka
Kelangkaan alat pelindung diri (APD) petugas medis terjadi di semua negara akibat pandemi virus Corona SARS-CoV-2 pemicu Covid-19.
Tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara maju seperti Amerika, Inggris, Perancis atau Jerman.
Padahal dalam penanganan pandemi Covid-19, Jerman dianggap negara yang paling berhasil di Eropa.
Hingga Selasa (28/4/2020), Jerman mencatat 158.768 kasus Covid-19 dengan angka kematian 6.136 orang.
Bandingkan dengan Inggris yang mencatatkan 157.149 kasus Covid-19, dan angka kematian 21.092 orang.
Namun ternyata Jerman juga mengalami masalah serius dalam hal pengadaan APD medis.
Bahkan sekelompok dokter Jerman mengunggah berpose tanpa pakaian (telanjang) di akun media sosial sebagai protes atas berlarutnya kekurangan APD bagi mereka.
Pose para pekerja medis ini tidak vulgar.
Bagian sensitif ditutupi buku, tisu, resep dokter atau bunga.

Melansir the guardian, protes ini dinamai Blanke Bedenken atau Naked Qualms, di mana petugas medis berisiko terinfeksi virus corona dan menyatakan permintaan APD yang sudah berbulan-bulan belum dipenuhi.
Ruben Bernau, seorang dokter umum dalam kelompok itu, mengatakan kepada media Jerman Ärztezeitung pekerja medis tidak cukup diperlengkapi untuk menghadapi virus.
"Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," katanya.
Dokter umum Christian Rechtenwald mengatakan kelompok itu terinspirasi oleh tindakan seorang dokter Perancis, Alain Colombié, yang juga menggunggah foto telanjang dalam praktiknya.
Alain Colombié mengklaim aksinya menggambarkan dirinya dan sesama dokter sebagai "umpan meriam" dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Jana Husemann, dokter umum lain, mengatakan, "Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih memerlukan pemeriksaan dari dekat. Untuk itu kami membutuhkan APD yang tepat, katanya.
Seorang dokter mengatakan dia “terlatih untuk menjahit luka” dan bertanya: “Mengapa saya sekarang harus menjahit masker wajah saya sendiri?”
Dokter Jerman telah berulang kali meminta lebih banyak APD sejak kemunculan virus corona di Jerman pada akhir Januari.
Perusahaan Jerman yang membuat pakaian pelindung telah meningkatkan kapasitas produksi mereka tetapi tidak mampu memenuhi permintaan.
Permintaan untuk APD sangat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, dengan Rhine Westphalia Utara dan Bavaria termasuk yang paling membutuhkan.
Marc-Pierre Möll, kepala eksekutif Asosiasi Teknologi Medis Jerman, meminta pemerintah untuk mendukung peningkatan produksi domestik yang terstruktur.
Dalam feed Twitter-nya @BlankeBedenken, kelompok mempertanyakan klaim Jerman yang mengaku memiliki sumber daya yang baik dalam pertarungan melawan virus corona.
“Tapi pakaian pelindung, disinfektan, dan masker sekali pakai segera tidak tersedia. Terlepas dari kekhawatiran mereka dan pasien mereka yang tidak cukup terlindungi dari tertular virus, di seluruh negeri dokter dan tim merawat orang.''
Terbaru Pemerintah Kanselir Angela Merkel telah memberikan bantuan keuangan kepada produsen peralatan pelindung dan telah meningkatkan pesanan APD dari luar negeri.
Sebuah pesawat militer Jerman membawa 10 juta masker medis dari Tiongkok, Senin (27/4/2020).
Kementerian Keuangan telah menyediakan tambahan 8 miliar euro (8,7 miliar dolar AS) untuk membeli APD yang akan diserahkan ke rumah sakit dan dokter.(the guardian)
Protes Kekurangan APD, Dokter Jerman Unggah Pose tanpa Pakaian, Terinspirasi Aksi Dokter Perancis