Gara-gara Pembagian Bansos Rp 600 Ribu, Ibu-ibu Demo ke Kantor Desa, Kapolsek Turun Tangan
Protes mengenai pembagian bantuan dana covid-19 berupa uang tunai Rp 600 per bulan tidak tepat sasaran
TRI BUN-MEDAN.com, KISARAN - Puluhan orang warga dari sepuluh dusun di Desa Mekar Sari, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan pada Rabu (13/5/2020) mendatangi kantor desa mencari keberadaan kades, Bambang Sugianto.
Kedatangan mereka untuk menyampaikan protes mengenai pembagian bantuan dana covid-19 dari Kementerian Sosial (Kemensos) berupa uang tunai Rp 600 per bulan selama tiga bulan yang dinilai tidak tepat sasaran.
Salah seorang warga Novita Sari menyebutkan bahwa warga Desa Mekar Sari yang memeroleh bantuan dana covid-19 dituding penuh unsur nepotisme. Sebab, dari data yang mereka peroleh, para penerima bantuan itu merupakan kerabat dekat kepala desa dan masyarakat yang secara ekonomi mampu.
"Salimin abangnya kades, Tuti Rahayu kakaknya kades, adek kades bahkan tetangganya kades dan ada yang saudara kadus," ucap Novita di halaman kantor Desa Mekar Sari, Rabu.
Padahal, menurut Novita, ada warga Desa Mekar Sari yang lebih layak untuk menerima bantuan dari pemerintah pusat tersebut.
"Tetangga saya ada pak, sudah tua, ibu-ibu sudah lanjut usia, dia nggak dapat bantuan. Dia disuruh kadus supaya ngurus KK, supaya dapat bantuan. Apakah seperti itu pak? Bantuan yang lain pun dia tidak dapat," ungkapnya.
Pantauan Tri bun Medan, massa yang didominasi kaum ibu itu terus mendesak agar bisa bertemu dengan Kades Mekar Sari.
Namun, justru kades yang dicari tidak berada di tempat.
Kapolsek Prapat Janji, Iptu JT Siregar turun ke lokasi untuk memediasi warga yang berunjuk rasa dengan perangkat Desa Mekar Sari, agar permasalahan ini terselesaikan.
"Saya minta perangkat desa buat pertemuan dengan perwakilan warga dari masing-masing dusun. Segera, kalau bisa besok atau lusa," ujar JT Siregar kepada perangkat desa
(ind/tribun-medan.com)