PILKADA MEDAN, Golkar Mulai Cari Pendamping Bobby Nasution

Jelang pelaksanaan tahapan Pilkada serentak 2020, Partai Golkar mulai mencari sosok pendamping Bobby Afif Nasution.

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.com
Bobby Nasution sambangi Kantor DPD Partai Golkar Medan guna mengembalikan formulir sekaligus mendaftar sebagai Calon Wali Kota Medan. 

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Liska Rahayu

TRI BUN-MEDAN.Com, MEDAN – Jelang pelaksanaan tahapan Pilkada serentak 2020, Partai Golkar mulai mencari sosok pendamping Bobby Afif Nasution.

Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut Amas Muda Siregar mengatakan, pihaknya saat ini sudah ditugaskan untuk mencari pendamping Bobby.

“Sudah ada surat tugas untuk Ketua DPD Partai Golkar Medan, isinya ditugaskan untuk mencari pendamping Bobby, Golkar ikut mencarinya,” kata Amas, Rabu (3/6/2020).

Amas menyebut, Golkar menyayangi Bobby, sehingga tidak ingin salah memilih pasangan untuk maju dalam Pilkada serentak 2020 mendatang. Amas mengatakan, tentunya bibit, bebet dan bobotnya harus jelas.

Saat ini, ia mengatakan, Partai Golkar menunggu arahan dukungan dari PDIP.

Hal ini dikarenakan Bobby telah bergabung dan menjadi kader PDIP.

"Golkar ini kan hanya 4 kursi, tahu diri juga. Kita tunggu partai yang banyak kursi, ke mana arahnya. Rekomendasi ke Bobby memang belum keluar, cuma barangnya (calon yang akan diusung) sudah pasti Bobby," katanya.

Bukan hanya PDIP, partai politik lain yang nantinya akan mengusung Bobby juga akan diajak berkomunikasi mengenai calon pendamping.

Sekretaris DPC PDIP Kota Medan Roby Barus, tidak mempersoalkan langkah Partai Golkar yang sudah mulai melakukan upaya pencarian pendamping untuk Bobby Nasution.

Ia mengatakan, sampai hari ini PDIP belum memutuskan siapa yang akan diusung untuk Pilkada Medan.

"Kita masih menunggu arahan dari DPP," ujarnya.

Roby menyebut politik merupakan hal yang dinamis. Hal yang di pemikiran orang tidak akan terjadi justru sebaliknya, ketika kepentingan berhasil ditemukan hal yang tidak mungkin malah terjadi.

"Ingat bagaimana Pilpres lalu, masyarakat terpolarisasi, justru setelah pilpres pak Prabowo yang awalnya rival malah masuk kabinet dan jadi menteri, siapa yang prediksi itu. Jadi semua mungkin, termasuk pilkada, jelang-jelang berakhirnya masa pendaftaran segala sesuatu bisa terjadi," katanya.

"Lagi pula belum ada jadwal resmi dari KPU tentang tahapan Pilkada yang baru," ucapnya.

(yui/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved