Dunia Semakin Memanas, China Dituding Sabotase Pengembangan Vaksin Virus Corona untuk Muluskan Misi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap vaksin virus corona akan tersedia akhir tahun ini.
TRIBUN-MEDAN.Com - Amerika Serikat (AS) mengklaim memiliki bukti Cina sedang mencoba memperlambat atau menyabotase pengembangan vaksin corona (Covid-19) oleh negara-negara Barat.
Tudingan ini disampaikan Senator AS dari Partai Republik Rick Scott, Minggu (7/6/2020).
"Kami harus menyelesaikan vaksin ini. Sayangnya kami memiliki bukti bahwa komunis Cina berusaha menyabotase kami atau memperlambatnya," katanya dalam wawancara di BBC TV yang dikutip Channel News Asia.
"Cina tidak ingin kami melakukannya terlebih dahulu. Mereka telah memutuskan untuk menjadi musuh bagi Amerika dan saya pikir untuk demokrasi di seluruh dunia," imbuhnya.
Ditanya bukti apa yang dimiliki AS, Scott menolak memberikan perincian. Tetapi ia mengatakan, informasi itu datang melalui komunitas intelijen.
"Vaksin ini sangat penting bagi kita semua agar perekonomian kita kembali berjalan. Apa yang saya benar-benar percaya adalah apakah Inggris yang pertama melakukannya atau kita yang pertama, kita akan berbagi. Komunis Cina, mereka tidak akan berbagi," kata Scott.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap vaksin virus corona akan tersedia akhir tahun ini.
Trump membentuk tim khusus untuk mempercepat pengembangan vaksin corona.
Trump menunjuk seorang mantan eksekutif farmasi untuk menjadi ujung tombak upaya tersebut.
"Kami ingin mendapatkannya pada akhir tahun, jika kami bisa, mungkin sebelumnya," kata Trump saat ia menyampaikan pembaruan tentang perlombaan untuk mendapatkan vaksin virus corona, Jumat (15/5/2020).
"Kami pikir, kami akan memiliki beberapa hasil yang sangat baik keluar dengan sangat cepat," ujarnya.
Trump menambahkan, ketika vaksin virus corona siap, militer akan ia perintahkan untuk mendistribusikannya, dan membangkitkan semangat kerjasama global.
"Kami bekerja sama dengan banyak negara yang berbeda, dan sekali lagi, kami tidak memiliki ego," tegas Trump.
"Siapa pun yang mendapatkannya, kami pikir itu hebat, kami akan bekerja dengan mereka dan mereka akan bekerja dengan kami. Jika kami mendapatkannya, kami akan bekerja dengan mereka," imbuhnya.(*)
Artikel di atas telah tayang di kontan.co.id dengan judul ‘AS klaim punya bukti China sabotase pengembangan vaksin corona‘
Muluskan Misi Internasional
China berhasil memperdaya dunia dan melakukan serangkaian agenda internasional mereka di tengah pandemi Covid-19. Salah satu yang berhasil dilakukan China adalah memuluskan klaim mereka atas teritorial di Laut China Selatan.

Pangkalan laut China selatan (inquisitr)
Seperti kita ketahui, virus ini pertama kali muncul di China tepatnya di kota Wuhan yang mencacatkan kasus Covid-19 pertama kalinya di dunia.
Namun, seiring berjalannya waktu, Covid-19 sudah menyebar ke seluruh dunia, sementara China justru berhasil mengatasi krisis kesehatan akibat virus corona.
Selain itu saat dunia sedang berperang melawan Covid-19, China sudah dalam kondisi tenang dan aman, sehingga mereka bisa melakukan beberapa agenda internasional.
Seperti dikutip dari media Vietnam Tintucnuocuc, Sabtu (6/6/20), menyebut China ternyata menjadikan Covid-19 sebagai kedok.
Saat dunia sedang carut-marut terkena Covid-19, China berhasil memperdaya dunia dan melakukan serangkaian agenda internasional mereka.
Menurut keterangan, salah satu yang berhasil dilakukan China adalah memuluskan klaim mereka atas teritorial di Laut China Selatan.
China secara dramatis meningkatkan kekuatan kapal perang mereka di wilayah laut itu.
Hal itu disampaikan oleh Angkatan Laut milisi komandan Pasukan AS di Jepang, Letjen Kevin Schneider, yang mengatakan pada Reuters Sabtu (6/6).
"Kami mendeteksi lonjakan aktivitas maritim selama krisis Covid-19," kata Jendral Kevin Schneider.

Kapal nelayan Vietnam berlayar di dekat Kepulauan Spratly, Laut China Selatan di mana China sudah membangun pangkalan militer di sana (reuters)
Dia juga mengatakan, China juga meningkatkan operasinya di Laut China China Timur, di mana dia memperdebatkan wilayah tersebut sebagai daerah Jepang.
Tiongkok kemungkinan akan terus meningkatkan operasi seperti ini di atasnya.
"Saya dapat melihat daerah dataran rendah, saya melihat negara tersebut tidak akan berubah," katanya.
Namun, Tiongkok sendiri membantah aksi tersebut sebagai bentuk konfrontasi.
Mereka mengatakan, bahwa kegiatan maritim yang dilakukan Tiongkok di kawasan itu sebagai kegiatan yang damai.
Namun, kantor pers kedutaan China di Tokyo belum mengomentari terkait informasi tersebut.
Jepang sendiri menjadi rumah bagi angkatan militer AS terbesar di Asia, termasuk adanya kapal induk, kelompok ekpsedisi amfibi, dan skuadron tempur.
Selain bertugas melindungi sekutunya Jepang, mereka bertugas mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut China Selatan.
Sementara itu, saat ini China dan Amerika juga memiliki hubungan yang memanas selama pandemi Covid-19 ini.
Amerika menuduh China dengan sengaja tidak melakukan pencegahan terhadap Covid-19, dengan melakukan penanganan yang terlambat.
Sementara itu, di tengah kegemparan dunia karena Covid-19, China malah meningkatkan serangkaian kegiatan agresif di Laut China Selatan ketika semua negara fokus menghadapi Covid-19.
Beijing mengirim kapal survei geologi Hai Duong 8 untuk memasuki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) di Vietnam.
Kemudian, mengirim kapal pengeboran di Malaysia.
Kapal-kapal China juga menenggelamkan kapal nelayan Vietnam.
Beijing secara sepihak mengumumkan pembentukan unit administratif di Laut China Selatan, menyebut nama etinitas dan melarang pihak tertentu untuk menangkap ikan.
Sementara negara yang juga memiliki klaim atas Laut China Selatan menentang tindakan China yang dianggap ilegal.
Pamer Kekuatan Militer

Pasukan China memamerkan kehebatan saat dimobilisasi ke perbatasan India (global times)
Sehari setelah jenderal India dan China bertemu meredakan ketegangan di perbatasan kedua negara di LAC Ladakh, Angkatan Darat Tiongkok memamerkan kecepatan mereka memobilisasi ribuan pasukan dan peralatan tempurnya ke perbatasan India.
Mobilisasi ribuan tentara China dan tank pendukung ke perbatasan diunggah dalam bentuk berita dan video oleh media pemerintah China Global Times, Minggu (7/6/2020).
Padahal baru Sabtu (6/6/2020), delegasi India dipimpin oleh Komandan Korps 14 Letjen Harinder Singh dan delegasi China dipimpin Komandan Distrik Militer Xinjiang Selatan, Mayor Jenderal Lin Liu bertemu di Molodo China untuk meredakan ketegangan perbatasan kedua negara.
Ketegangan India China dipicu konfrontasi fisik tentara kedua negara di Pangong Tso 5 Mei lalu.
Setelah kejadian itu China dan India saling memobilisasi pasukan dan alat beratnya ke perbatasan.
Melansir Global Times, tentara China, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) mengklaim hanya perlu beberapa jam untuk memobilisasi ribuan pasukan dan ratusan peralatan tempurnya dari Provinsi Hubei China Tengah ke perbatasan dengan India.
Mobilisasi pasukan menggunakan maskapai penerbangan sipil, saluran transportasi logistik dan kereta api dari Hubei ke lokasi yang dirahasiakan di dataran tinggi China barat laut yang berjarak ribuan kilometer, seperti dilansir stasiun TV pemerintah, China Central Television (CCTV), Sabtu.

Militer China mengerahkan tank dari Hubei ke perbatasan India (global times)
"Misi manuver ini melihat terobosan signifikan tidak hanya dalam skala pasukan yang dimobilisasi tetapi juga alat transportasi. [Menggunakan transportasi sipil] secara substansial memperluas sarana kami untuk mengangkut pasukan dan meningkatkan efisiensi dalam memanuver seluruh organisasi pasukan," kata Mayor Kolonel Mao Lei, kepala departemen pelatihan di brigade udara, pada CCTV.
Seorang veteran PLA dengan pengalaman dalam bermanuver ke daerah-daerah tinggi di China untuk misi mengatakan bahwa skala dan waktu yang singkat untuk menyelesaikan mobilisasi menunjukkan PLA memiliki kemampuan untuk memproyeksikan kekuatannya di mana saja di China dengan sangat cepat dan mengirim bala bantuan ke lokasi terpencil dengan lingkungan yang keras, termasuk ketinggian.
Ini berlaku tidak hanya untuk pasukan terjun payung, yang cenderung sangat mobile, tetapi juga pasukan darat dan pesawat tempur, kata veteran itu, mencatat bahwa mereka dapat membentuk pasukan multidimensi dalam sistem tempur terintegrasi.
Kelompok-kelompok tank dan kendaraan lapis baja Grup Tentara ke-76 di bawah Komando Theater Barat PLA juga melakukan manuver jarak jauh pada 14 Mei, menurut outlet media militer China, Militer China.
Postingan ini langsung memicu perang netizen India dan China di media sosial.
Sesekali kali netizen Pakistan, musuh bebuyutan India dan sekutu China, nimbrung membantu China.
Sehari setelah pertemuan jenderal India dan China, Kementerian Urusan Eksternal (MEA) mengatakan kedua negara telah sepakat untuk secara damai menyelesaikan situasi di wilayah perbatasan.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada hari Minggu, MEA mengatakan bahwa India dan China telah sepakat untuk menyelesaikan kebuntuan sesuai dengan berbagai perjanjian bilateral.
Disebutkan pula bahwa perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan sangat penting untuk pengembangan hubungan bilateral.
MEA mengatakan, "Dalam beberapa minggu terakhir, India dan China telah memelihara komunikasi melalui saluran diplomatik dan militer yang telah mapan untuk mengatasi situasi di daerah-daerah di sepanjang perbatasan India-China."
"Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan situasi di wilayah perbatasan secara damai sesuai dengan berbagai perjanjian bilateral dan tetap memperhatikan kesepakatan antara para pemimpin bahwa perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan India-China sangat penting untuk pengembangan keseluruhan hubungan bilateral," lansir MEA.
Dalam pertemuan itu, India dan China juga sepakat bahwa resolusi awal akan berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut hubungan kedua negara. Ini terjadi mengingat peringatan 0 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara kedua negara.
"Oleh karena itu, kedua belah pihak akan melanjutkan keterlibatan militer dan diplomatik untuk menyelesaikan situasi dan untuk memastikan perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan," kata MEA.
Menurut sumber, dalam pertemuan tiga jam pada hari Sabtu, India telah meminta pemulihan status quo pada akhir April 2020, sebelum perundingan di Danau Pangong memicu pengerahan besar-besaran pasukan kedua belah pihak di Ladakh.
Sumber mengatakan India juga meminta China untuk mengurangi mobilisasi tentara mereka di dekat lembah Galwan dan pasukan harus ditarik ke lokasi asli mereka.(global times/india today)
Sebagian Artikel ini disadur dari intisari-online.com dengan judul Militer China Untung Besar, Selama Ini Ternyata Covid-19 Hanya Dijadikan Pengalihan Isu Untuk Muluskan Rencana Besar China, yang Bikin Banyak Negara Geram