TRI BUN WIKI
TRI BUN-MEDAN-WIKI: Mengenal Lebih Dekat Sultan Deli Ke-14, Berikut Profil Singkatnya
Ia juga berharap untuk masyrakat Deli, selalu hidup dalam Kebhinekaan sesuai apa yang terkandung dengan Pancasila.
Laporan Reporter Tri bun Medan/Aqmarul Akhyar
TRI BUN-MEDAN-WIKI.com –
Menelusuri sejarah Kota Medan, maka tak terlepas dengan Kesultanan Deli.
Hal ini tentunya karena Kesultanan Deli mememiki hubungan erat dengan peradaban Kota Medan.
Baik dari sektor ekonomi, konsep bangunan dan kebudayaan serta lainnya.
Namun, sebelum jauh menyelami sejarah peradaban Kota Medan. alangkah baiknya, para pembaca www.Tri bun-medan.com diajak untuk mengenal lebih dekat Sultan Deli ke-14, Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah.
Biasanya keluarga memanggilnya Tuanku Aji.
Ia lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 29 Agustus 1998.
Menurut Tuanku Aji, terlahir menjadi seorang raja, dan dibesarkan di lingkungan kerjaan Kesultanan Deli merupakan suatau anugerah dan rezki baginya.
Tak hanya itu saja, Ia juga beryukur lahir dari seorang Ibu, yang merupakan berdarah Banjar dan Sulawesi Selatan.
Dalam hal ini juga, Ia menggap ini bukan suatu kebanggaan yang harus dibanggakan sepenuhnya. Karena, Ia berpikir bahwa hidup ini semuanya hanya kembali kepada Allah SWT.
Ia juga menceritakan masa kecilnya yang tak lain dari anak-anak seperti di luar istana atau lingkungan kerajaan. Sebab, keluarganya membebaskan kepada siapa untuk berteman dan bersilatuhrami.
Tidak ada batasan sosial dalam beretaman, yang diajarkan oleh kedua orangtuanya. Asalkan, masih tetap dalam koridor yang sesuai norma-norma agama.
Hal ini tentunya karena keluarganya mendidik Ia dari kecil selalu ditanamkan adab-adab budi yang luhur.
Ia juga menceritakan, sejak kecil tak hanya mendapatkan didikan dari keluarga Kesultanan Deli saja.
Melainkan, dapat didikan dari keluarganya dari Banjar, dan Makassar (Bugis).
Perpaduan adab budaya dan agama, dimasukkan ke dalam kaderisasinya pada saat kecil.
“Jadi didikan itu saya dapat dari Almrhum kakek saya dan nenek saya, Nah didikan itu masih saya terapkan sampai sekarang. Bahkan bukan hanya saya saja yang diperlakukan seperti itu, tetapi sepupu saya juga diperlakukan seperti itu,” ucapnya.
Ada hal yang tak bisa dilupakan oleh seorang Tuanku Aji, yaitu di saat dirinnya dilantik menjadi serorang Raja Kesultanan Deli pada tahun 2005.
Selain itu, hal yang paling indah ialah momen-momen saat dengan teman-teman dekatnya.
Baik itu di masa kecil, maupun saat di masa kuliah sekarang ini.
“Ya bergaul, lagi saat kulaih kerja nyata, praktik dan bercengkrama dengan teman-temab lain la. Kemudian, bertemu dengan orang-orang penting atau pejabat di Indonesia serta bisa menuntut ilmu di mana saja,” katanya.
Lalu, teman-teman yang baru mengetahui dan teman yang sudah lama mengetahui terkait tentangnya bahwasanya seorang Sultan Deli.
Hal tersebut dijadikan suatu becandaan, terhadap teman yang sudah seperti saudara atau akrab.
Akan tetapi, bahan bercandaan dalam konteks, becandaan yang tak serius melainkan seperti becandaan keakraban.
Lalu, teman-temanya juga tak memperlakukannya seperti hal yang sangat patut disegani, melainkan seperti biasanya, selayaknya pertemanan.
Selanjunya, ternyata di masa kecil Tuanku Aji memliki sebuah cita-cita yang selalu berubah-ubah.
Dari ingin menjadi seorang tentara, tetapi, menjadi seorang tentara baginya saat ini, bukanlah merupakan jawaban baginya untuk kedepannya.
Lalu, saat ini Ia memiliki cita-cita dan bertekad untuk mewujudkan cita-citanya, sebagai seorang dosen atau akedemisi.
“Kalau Ibu saya sangat mendukung kalau saya menjadi dosen atau menajdi seorang akedemisi, dan sangat mendukung sepenuhnya,” ujarnya.
Selain menjadi akedemisi, Tuanku Aji juga memliki sebuah harapan kepada masyarakat Deli dan Kesultanan Deli.
Ia berharap, agar Kesultanan Deli tetap ada marwahnya, marwahnya tetap terjaga, tidak luntur, meskipun, zaman berubah.
Kemudian, Ia juga berharap untuk masyrakat Deli, selalu hidup dalam Kebhinekaan sesuai apa yang terkandung dengan Pancasila.
Sehingga, tidak merusak tatanan negara kesatuan Republik Indonesia.
Profil Singkat Sultan Deli ke-14
Seri Peduka Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji merupakan Sultan Deli ke-14 yang dinobatkan pada tahun 2005, menggantikan ayahnda beliau yang mangkat pada tanggal 21 Juli 2005, dalam sebuah kecelakaan pesawat CN – 235 di Lhoksumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Namun dikarenakan usia beliau masih muda maka aktivitas Kesultanan Deli diselenggarakan oleh Pemangku Sultan Deli, yakni Tengku Hamdy Osman Delikhan, gelar Tengku Raja Muda Deli.
Seri Peduka Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji yang mempunyai nama panggilan Aji lahir di kota Makassar pada tanggal 29 Agustus 1998.
Aji dilahirkan dari 4 etnis yakni etnis Melayu Deli, Aceh, Bugis Bone – Soppeng, dan Banjar.
Semenjak ayahnda Aji meninggal, beliau dibesarkan oleh keluarga di Makassar. Kakek beliau yang bernama Alm.
Mayjen TNI (Purn) H. Zainal Basri Palaguna merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan periode 1993 – 2003.
Beliau diajarkan Kakek dan Ibunya tentang filosopi kepemimpinan, adab – etika kepemimpinan, dan agama. Aji dibesarkan di Makassar selama kurang lebih 11 tahun hingga melanjutkan pendidikannya di jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.
Nama Lengkap
Nama : Seri Peduka Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji
Anak ke : 1
Nama Kedua Orangtua
Ibu : Ir. Hj. Siska Marabintang, M.Si
Ayah : Letkol Inf. Tito Otman Mahmud Padrab Al hajj
Saudara Laki-laki
Nama : Tengku Zulqarni Otteman Mahmud Mangedar Alam (adik)
Sekolah :
TK : TK pertiwi, Makassar, Sulawesi Selatan (2003-2004)
SD : SDN Merdeka 5, Bandung, Jawa Barat (2004)
SDN Kelapa Kembar, Subang, Jawa Barat (2004-2005)
SD Mulia Bhakti Sejahtera, Makassar, Sulawesi Selatan (2005-2010)
SMP : SMP Mulia Bhakti Sejahtera Makassar, Sulawesi Selatan (2010-2013)
SMA : SMA Katolik Rajawali Makassar, Sulawesi Selatan
Kuliah : S1 Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah
Makanan favorit : Makanan Indonesia
Minuman favorit : Teh dan jus buah
Lagu favorit : Stairway To Heaven
Olahraga Favorit : Futsal, Tenis Meja, Bulu Tangkis
Hobi : Mendengar Musik
Sumber:
- Seri Peduka Tuanku Mahmud Aria Lamantjiji (Sultan Deli ke-14)
(cr22/tri bun-medan.com)