Bupati Bikin Sayembara Rp 10 Juta untuk Makhluk Misterius yang Isap Darah Ratusan Ternak di Taput

Adapun hewan yang mati misterius itu yakni ratusan ekor bebek dan ayam, serta satu ekor babi.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / ist
Polisi melakukan olah TKP di lokasi ternak warga yang mati misterius di Dusun Pargompulon Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). 

TRI BUN-MEDAN.com, TAPUT - Sudah ratusan ekor hewan ternak mati secara misterius di Dusun Pargompulon Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).

Sebagian besar hewan ternak itu ditemukan mati di kandangnya. Terdapat luka seperti bekas gigitan di bagian leher.

Adapun hewan yang mati misterius itu yakni ratusan ekor bebek dan ayam, serta satu ekor babi.

Anehnya, darah hewan ternak itu habis diisap. Sedangkan bangkainya tergeletak begitu saja dalam kondisi utuh. Tidak ada bagian tubuh yang hilang atau dimakan sang pemangsa tersebut.

Ihwal makhluk misterius pengisap darah hewan ternak ini, sudah sampai kepada Bupati Taput Nikson Nababan.

Bupati Nikson pun mengadakan sayembara berhadiah uang tunai Rp 10 juta.

Ia berjanji akan memberikan hadiah tersebut kepada siapa saja yang mampu menangkap makhluk misterius pengisap darah yang menyerang ratusan ternak warga Pargompulan.

Hadiah diberikan bagi perseorangan maupun tim yang berhasil menangkap makhluk tersebut, hidup atau mati.

Nikson Nababan menyampaikan rasa prihatin bagi warga yang mengalami kerugian materil atas peristiwa tersebut.

Menurut dia, Pemkab Taput belum bisa memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada warga, karena sejauh ini belum diketahui penyebab pasti kematian ratusan hewan ternak warga tersebut.

Hewan ternak warga mati misterius di wilayah Tapanuli Utara (Taput). Anehnya, hanya darahnya yang dihisap.
Hewan ternak warga mati misterius di wilayah Tapanuli Utara (Taput). Anehnya, hanya darahnya yang dihisap. (Facebook Mangatur Hutasoit)

Selain bupati, peristiwa ini juga sudah sampai kepada kepolisian. Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbingbing membenarkan adanya peristiwa menggegerkan yang membunuh ratusan ekor ternak warga.

"Penemuan bangkai ternak yang dibunuh oleh makhluk misterius tersebut pertama sekali diketahui Saut Simanjuntak, pemilik hewan ternak pada Sabtu 13 Juni 2020 pagi hari," ujar Aiptu Walpon Baringbing, Minggu (21/6/2020).

Menurut dia, yang membuat warga kebingungan adalah bangkai ternak tersebut tidak dimakan sama sekali.

Hanya ada luka di bagian leher ayam dan bebek, sedangkan tubuhnya utuh tidak dimakan. Selain itu, darah hewan ternak itu habis.

Karenanya, tim dari Polres Taput juga turun mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP).

Peristiwa tersebut pertama sekali terjadi Jumat (12/6/2020) malam, dan diketahui pemiliknya Sabtu pagi.

Saat itu Saut Simanjuntak, pemilik hewan ternak yang mati, masih belum curiga. Sebab, pada peristiwa pertama hanya beberapa ekor ternak ayam dan bebek yang mati.

Dua hari berselang, peristiwa serupa terjadi lagi. Kali ini, puluhan ekor ayam dan bebek yang berada di kandang mati dengan tanda-tanda yang sama, yakni luka seperti bekas gigitan di leher.

Saut Simanjuntak mulai merasa curiga dengan kejadian tersebut, lalu memberitahukan kepada tetangga dan membuat laporan ke Polsek Siborongborong.

“Dari hasil penyelidikan kita di TKP, memang kita merasa curiga, bahwa kejadian tersebut bukan perbuatan manusia. Lalu kita menyarankan kepada pemilik agar merapikan kandang ternak tersebut, sambil polisi mencari informasi,” kata Aiptu Walpon Baringbing.

Usulan itu dituruti oleh Saut Simanjuntak. Ia membuat kandang baru terbuat dari kawat besi.

Namun, pada Jumat (19/6/2020) pagi, pemilik Saut kembali melaporkan kasus serupa. Kali ini yang terbunuh satu ekor ternak babi di kandangnya.

"Atas kejadian tersebut, kita sudah melakukan koordinasi dengan BKSDA, agar melakukan penelitian. Karena dengan matinya ternak tersebut kuat dugaan bukan perbuatan manusia, maka selaku ahli dalam hal ini adalah BKSDA. Kita serahkan dulu penelitiannya kepada mereka, dan sejauh ini kita masih menunggu hasilnya," terangnya.

foto-foto ternak warga yang dicabik dan diisap darahnya oleh makhluk misterius
foto-foto ternak warga yang dicabik dan diisap darahnya oleh makhluk misterius "Homang" di Siborongborong, Taput. (TRIBUN MEDAN / ist)

Saat ini, masyarakat setempat dibantu kepala desa serta pihak Kecamatan Siborongborong melakukan ronda malam untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Kepala Desa Pohan Tonga, Walben Siahaan, mengatakan peristiwa tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari belakangan.

Ia menyebutkan bahwa warga desa penasaran tentang makhluk pengisap darah yang sudah membunuh ratusan ternak.

“Sudah ratusan ternak yang mati. Ada ayam, bebek dan babi. Herannya makhluk misterius itu hanya mengisap darah, namun tidak memakan bangkainya. Sampai saat ini kita masih berusaha mencari keberadaannya,” katanya.

Selain ternak Saut Simanjuntak, makhluk misterius itu juga menyasar ternak milik warga lainnya.

Sejumlah warga pemilik ternak yang mati juga mengungkapkan kegelisahannya atas peristiwa itu.

Makhluk misterius itu diduga tidak mengenal waktu siang atau malam hari menyerang ternak mereka.

Saut Simanjuntak yang mengalami kerugian paling banyak, mengaku sudah kehilangan lebih dari 200 ekor ayam.

Belum lagi bebek dan ternak babinya yang tak luput dari serangan makhluk misterius tersebut.

“Kalau soal kerugian materi, sudah pasti banyaklah. Ayam saya saja sudah lebih dari 200 ekor yang mati, bebek juga banyak. Herannya lagi ternak babi pun ikut mati,” ungkapnya dan berharap masalah itu bisa segera teratasi.

Warga Memburu hingga ke Hutan

Sementara itu, Mangatur Hutasoit, warga yang turut melakukan perburuan makhluk misterius tersebut, mengatakan, hewan ternak yang mati beberapa waktu terakhir terlihat seperti dimakan oleh makhluk buas.

Pada bagian tubuh ternak ini terdapat bekas luka seperti gigitan di bagian leher. Darah hewan ternak itu habis diisap, tetapi dagingnya utuh.

Yang membuat warga heran, bebek dan ayam yang mati itu berada di dalam kandang pagar kawat besi. Namun, kawat besi itu pun ternyata dirusak.

“Cuma darahnya (hewan) aja diisap, dagingnya gak ada yang dimakan. Makanya heran kita,” ujarnya.

Kejadian itu memaksa warga untuk berjaga-jaga baik siang maupun pada malam hari.

Mangatur Hutasoit bersama sejumlah warga juga melakukan perburuan hingga ke kawasan hutan setempat.

Selain itu, mencuat dugaan berbau mistis terkait kematian hewan ternak itu.

Menurut Mangatur, ada dugaan makhluk misterius tersebut adalah "homang" atau "sigulambak".

Bagi kalangan masyarakat Batak, "Homang" dikategorikan hewan yang dianggap mistis lantaran bertubuh besar dengan badan yang ditumbuhi bulu lebat serta gigi taring yang tajam dan memiliki kuku panjang.

Konon "Homang" tinggal di pedalaman hutan dan sering meniru suara manusia hingga membuat orang tersesat di tengah hutan.

"Homang" beserta ceritanya sudah lama tidak terdengar, dan dianggap usang dewasa ini.

Namun, pada perburuan hari ketiga yang lalu, menurut Mangatur, jejak dan tanda yang mereka lihat tidak jauh berbeda dengan cerita para orang tua dan sesepuh di Tapanuli tentang keberadaan "Homang" di desa itu.

Peristiwa Hampir Serupa

Medio Oktober 2019 silam, peristiwa hampir serupa terjadi di Dusun Pulegundes, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul.

Ternak kambing warga ditemukan mati tak wajar.

Kasi Pemerintahan Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Eka Sulistyana mengungkapkan, kondisi kambing masih dalam keadaan utuh, dan hanya diisap darahnya saja.

"Saat dicek, pada tubuh hewan ditemukan sejumlah luka gigitan dan cabikan. Warga panik mengetahui kondisi itu, pemilik kemudian meminta bantuan warga lain untuk mengeluarkan ternak yang sudah dalam kondisi mati dengan sejumlah luka itu," paparnya.

Warga pun geger dengan penemuan tersebut,

Eka mengatakan, hingga saat ini, warga belum pernah melihat hewan apa selama ini yang menyerang hewan-hewan ternak.

Peristiwa tak jauh berbeda terjadi di Kelurahan Lempake, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada 2017 silam.

Bahkan, ratusan warga sampai menyisir hutan guna mencari pembunuh dan pengisap darah hewan ternak.

Warga dibantu oleh Babinsa dan kepolisian itu resah karena ada puluhan kambing dan ayam yang mati misterius.

"Sasaran ratusan warga yang hari ini menyisir hutan dan perbukitan adalah hewan liar seperti anjing dan sejenisnya, kucing hutan dan sejenisnya mengingat ternak warga mati tidak wajar yang diduga pelakunya hewan liar," ujar Camat Samarinda Utara, Samsu Alam di Samarinda, seperti dilansir Antara.

Kambing dan ayam milik warga mengalami kematian tidak wajar karena sebelumnya tidak sakit.

Hewan ternak yang mati tersebut berubah menjadi lebih kurus seolah darahnya diisap, sementara secara keseluruhan tidak ada daging yang dimakan.

(Jun-tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved