Update Pembunuhan 2 Anak di Medan

Zainal Abidin Sebut Pembunuh 2 Cucunya sedang Mendalami Ilmu Hitam

Zainal Abidin (65), kakek dari kedua korban IF (10) dan RA (5) yang dibunuh ayah tiri, angkat bicara setelah polisi melakukan pra-rekonstruksi

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Hendrik Naipospos

TRI BUN-MEDAN.com - Zainal Abidin (65), kakek dari kedua korban IF (10) dan RA (5) yang dibunuh ayah tiri, angkat bicara setelah polisi melakukan pra-rekonstruksi, Senin (22/6/2020).  

Pelaku, Rahmadsyah, disebut Zainal Abidin sedang memperdalam ilmu hitam.

"Kalau kita lihat sepintas lalu, anak ini berdukun atau nuntut ilmu," ujar Zainal Abidin.

Bukan tanpa sebab, kecurigaan muncul setelah penemuan benda-benda aneh seperti bunga, kain kafan, tanah kuburan dan lainnya.

Penemuan itu pun langsung dibakar.

"Jadi bisa saya ketahui, itu perencanaannya ingin membunuh anak saya dan istri saya, makanya saya bakar itu," lanjut Zainal Abidin.

Dia juga tahu bahwa hal itu merupakan bagian dari peralatan mempelajari ilmu hitam.

"Itu saya tahu karena ada teman anak saya yang lagi kuliah, dia mungkin orang yang bisa memantau, dia nanya aku bakar apa tadi, jangan bohong katanya. Dia pikirkan lagi ohh ternyata bapak bakar ini... ini..," ungkapnya

Motif ingin membunuh melalui ilmu hitam, tidak punya hubungan dengan harta sebab Zainal Abidin mengakui bahwa dirinya tidak memiliki harta yang pantas diperebutkan.

"Kalau kita pikirkan harta, engak ada harta saya, enggak ada apa-apa," ucapnya.

"Mungkin dia itu ingin menuntut ilmu hitam, itulah kira-kira," pungkasnya.

Suasana pra-rekonstruksi

Pelaku pembunuhan IF (10) dan RA (5), Rahmadsyah, disoraki warga saat dibawa ke lokasi pra-rekonstruksi di Gang Abadi, Jalan Brigjend Katamso, Medan, Senin (22/6/2020).

"Woi, mati kau woi," teriak warga.

Warga sangat marah, polisi pun melakukan pengawanan ketat di sekitar Rahmadsyah.

"Anak kandungnya delapan bulan dibunuhnya Pak. Ini ada tirinya dua orang. Memang pembunuh dia memang," ucap seorang warga dengan penuh emosi.

"Mohon ibu-ibu, bapak-bapak, mohon untuk membubarkan diri," ucap Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadhan, menenangkan warga.

Informasi yang dihimpun, korban atasnama Ikhsan Fatahilah (10) ditemukan tewas di sudut bangunan Sekolah Global Prima dalam posisi terlentang dan bagian wajah memar.

Sementara itu, korban Rafa Anggara (5) ditemukan di dalam parit samping Sekolah Global Prima tertutup triplek dan karton.

(cr3/tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved