Tri bun wiki
TRI BUN-MEDAN-WIKI: Ayam Asen Menu Andalan Asen Cafe, Berdiri Sejak 1968 di Kota Medan
Jadi pertama kali bukanya usaha kuliner ini berada di jalan Selat Panjang kota Medan.Lalu, pindah ke Jalan Surabaya.
Laporan Reporter Tri bun Medan/Aqmarul Akhyar
TRI BUN-MEDAN-WIKI.com –
Kuliner legendaris di Kota Medan tak cukup banyak yang bertahan sampai sekarang.
Baik mempertahankan sebuah cita rasa dari kulinernya.
Namun, berbeda dengan Ayam Asen yang sudah ada sejak 1968, di Asen Cafe, Jalan S Parman Kompleks MBC Blok E, Kota Medan, Minggu (12/7/2020).
Asen Cafe ini masih mempertahankan cita rasa yang khas dari sejak berdiri cafenya.
Terutama dengan menu andalannya yaitu Nasi Ayam Asen.
Salah satu ownernya, Along, menyampaikan resto yang dijalankan sudah berjalan 52 tahun, dimulai saat membuka stand depan ruko-ruko.
“Resto atau cafe ini sebenarnya punya orangtua dan saya hanya melanjutkannya saja. Saya merupakan generasi ke 2. Jadi, awalnya orangtua itu memulainya berdiri di tahun 1968, dahulu itu bukanya di stand biasa atau di ruko,” ujarnya.
Sambungnya, jadi pada masa itu berjualannya masih berpindah-pindah tempat.
Meskipun demikian, kami sampai saat ini menjaga cita rasa dari menu-menu makanan yang kami jual.
Selanjutnya, Nasi Ayam Asen pertama kali dibuka seperti tempat kios makan biasa.
Jadi pertama kali bukanya usaha kuliner ini berada di jalan Selat Panjang kota Medan.'
Lalu, pindah ke Jalan Surabaya. Kemudian, Ia juga mengatakan ditempat sekarang adalah tempat pilihannya yang Ia ubah konsepnya menjadi modern.
“Dari awalnya selat panjang, habis itu kita di jalan Surabaya Medan. Dari situ kita juga ada buka beberapa cabang, terus di generasi kedua saya ini sekarang jaman sudah berubah dan orang suka nongkrong begitupun kita tetap mempertahankan menu-menu legenda kita dan tambah menu baru. Kita juga mengikuti trend yaitu menjual kopi,” ucapnya.
Sambungnya, nama Nasi Ayam Asen tak memiliki arti khusus.
Namun, Asen merupakan nama orangtuanya. Sudah 20 tahun dirinya mengakui untuk membantu orangtua.
Sehingga, Ia mengembangkan resto tersebut dan berinisiatif untuk membuat sesuai perkembangan zaman.
“Untuk nama itu nama orangtua, kita ikuti saja dan itu resep warisan. Sudah 20 tahun saya ikut membantu orangtua, terus disitu kita berpikir untuk mengikuti perkembangan jaman,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ia mengaku alasan resto hanya menjual nasi ayam, dikarenakan nasi ayam itu makanan sehari-hari yang banyak disukai oleh orang.
Selain itu, ciri khas Nasi Ayam Asen saat disajikan telah dipotong-potong, sehingga mempermudah penikmat ayam untuk menyantapnya.
“Ciri khas kita di ayam goreng ya, jadi ayam kita itu rasa bumbunya itu meresap kesemua, setiap gigitannya itu tetap ada rasa ciri khas dari rasa kita dan lebih ke rasa jahe. Kita disini sudah berkembang menunya dari nasi ayam dan nasi tim,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, untuk nasinya dibuat tidak lengket, kalau porsinya kita mengkikuti standar.
Sambungnya, makanan yang dijualnya merupakan makanan halal. Jadi, Kami di sini tidak ada menjual menu pork (Babi). Semenjak dibuka di jalan S. Parman, makanan yang dijual semua halal.
(cr22/tri bun-medan.com).