Nasib Pilu Bocah Menahun Sakit Aneh, 1 Tahun Tertidur, tak Bisa Buka Mata Walau Tubuh Merespon
SEORANG balita bernama Shaka tidur selama setahun sehingga tidak seperti anak-anak seusianya.
T R I B U N-M E D A N.com -SEORANG balita bernama Shaka tidur selama setahun sehingga tidak seperti anak-anak seusianya.
Informasi Shaka tertidur diperoleh dari akun TikTok @shaka_17.
Sang ibu menceritakan bahwa putranya saat ini sudah menginjak usia 18 bulan dan masih belum bisa beraktivitas seperti anak normal lainnya.
Walaupun mata Shaka tak bisa terbuka dan dalam kondisi tertidur.
Tapi, dia masih bisa merespon untuk makan dan minum.
Lewat berbagai video yang diunggah, sang ibu menunjukkan berbagai aktivitas dari sang buah hati.
"Dari awal sakit sampai sekarang," tulis sang ibu dalam keterangan video pada (4/7/2020) lalu.
Total ada 95 video yang diunggah di akun TikTok @shaka_17, saat keluarga mengajak Shaka melakukan sejumlah aktivitas.
Namun nasib baik belum berpihak pada bocah malang ini, dalam berbagai video yang diunggah Shaka hanya bisa tertidur di sebuah gendongan atau tempat duduk.
Pihak keluarga sudah mencoba membawa Shaka berobat ke dokter.
Hasil diagnosis meneyebutkan bahwa Shaka mengidap Kleine-Levin syndrome atau Sindrom Putri Tidur.
Bahkan, bocah ini juga sudah coba dirukiyah, namun belum ada menunjukkan hasil yang baik.
Hingga kini, keluarga hanya bisa berharap ada pengobatan yang bisa menyembuhkan Shaka.
Dilansir dari SehatQ.com Kleine-Levin syndrome atau sindrom putri tidur memaksa pengidapnya untuk tertidur dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Kelainan ini bisa menyerang siapa saja dari segala usia.
Penyebab penyakitnya sendiri belum diketahui secara pasti.
Diduga Sindrom Putri Tidur disebabkan oleh gangguan di bagian otak, tepatnya di hipotalamus dan talamus.
Bagian ini mengatur nafsu makan, tidur, dan suhu tubuh.
Bukannya terlihat cantik, penderitanya malah mendapatkan banyak efek negatif dari sindrom putri tidur.
Pekerjaan, kehidupan sosial, pelajaran sekolah, dan aktivitas normal lainnya menjadi sulit dilakukan dan bahkan terbengkalai.
Gangguan tidur yang langka ini tidak hanya terjadi di luar negeri tetapi juga muncul di Indonesia.
Bagaimana cara mengetahui sindrom putri tidur?
Sindrom putri tidur bukanlah gangguan yang mudah untuk diketahui karena terkadang tanda dari sindrom putri tidur hampir serupa dengan gejala gangguan mental lainnya.
Bahkan terkadang dibutuhkan waktu kurang lebih empat tahun untuk mengetahuinya secara pasti.
Pemeriksaan sindrom putri tidur memerlukan banyak proses untuk mengeliminasi kemungkinan gangguan atau penyakit lainnya.
Pemeriksaannya meliputi mempelajari pola tidur, tes MRI, tes pencitraan, pemeriksaan kesehatan mental, CT scan, dan pemeriksaan darah.
Apakah ada cara untuk mengobati sindrom putri tidur?
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk menanggulangi sindrom putri tidur.
Obat-obatan yang diberikan umumnya adalah obat-obat stimulan, seperti modafinil, amphetamin, dan metilfenidat.
Obat-obatan tersebut bertujuan untuk mengatasi rasa kantuk yang timbul akibat sindrom putri tidur.
Namun, obat stimulan yang diberikan tidak mampu mengubah fungsi kognitif yang terjadi.
Selain itu, terdapat juga efek samping dari obat yang dikonsumsi berupa lebih mudah kesal.
Terkadang, obat-obatan untuk mengatasi suasana hati, seperti carbamazepine dan litium juga diresepkan untuk mencegah kemunculan sindrom putri tidur.
Dampak sindrom putri tidur
Sindrom putri tidur berdampak terhadap kehidupan sehari-hari penderita, seperti kehidupan sosial, pekerjaan, sekolah, dan sebagainya.
Kecemasan dan depresi adalah hal yang dapat dirasakan oleh penderita karena ketidakpastian akan waktu kemunculan sindrom putri tidur.
Penderita juga bisa mengalami kenaikan berat badan karena rasa lapar dan konsumsi makanan secara berlebih yang dilakukan.
(mak/tribun-medan.com)