Update Covid19 Sumut 20 Juli 2020

IDI Ternyata Sudah Prediksi Terjadi Ledakan Kasus Covid-19 di Medan Bulan Juni dan Juli

Ikatan Dokter Indonesia Medan mengungkapkan keheranannya terhadap Pemko Medan yang tidak melibatkan IDI sejak awal pandemi Covid-19 masuk Medan

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/GITA
IDI hadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Senin (20/7/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan mengungkapkan keheranannya terhadap Pemko Medan yang tidak melibatkan IDI sejak awal pandemi Covid-19 masuk ke Medan.

Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan IDI, Ramlan Sitompul saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Senin (20/7/2020).

"Sejak awal pandemi masuk di Medan, IDI sama sekali tidak pernah dilibatkan. Ini pertama kalinya kita diundang untuk ditanyai tanggapannya. Dari awal saya sudah japri Pak Plt, tapi respons negatif," katanya.

Ramlan berpendapat sejak awal penanganan Covid-19 di Medan tidak efektif, seperti dilakukannya penyemprotan disinfektan di sejumlah jalan hingga mengenai orang yang berlalu lalang.

Selain tidak efektif karena sebagian besar cairan akan jatuh ke aspal, penyemprotan disinfektan yang mengenai tubuh manusia juga berbahaya.

Selain itu, ia mengatakan rapid test massal juga kurang efektif sebab orang yang sedang sakit demam berdarah jika di-rapid test hasilnya pun akan reaktif juga.

"Kalau ditanya apakah penanganan Covid-19 pemko Medan baik atau tidak, kami bilang tidak efektif. Selain soal penyemprotan disinfektan, seharusnya tes PCR yang masif, bukan rapid test karena orang demam berdarah juga reaktif kalau dites.

Lalu jangan dicampur pasien yang masih diduga positif Covid-19 dan yang sudah terkonfirmasi. Dan, saya lihat tidak semua ruang isolasi punya alur APD dimana bisa dibuka, atau diganti," katanya.

Ia mengaku pihaknya sudah memprediksi akan terjadi ledakan kasus positif Covid-19 di Medan antara bulan Juni dan Juli, seperti saat ini yang angkanya sudah mencapai ribuan orang.

Ia juga menyoroti ruangan ber-AC di beberapa rumah sakit atau ruang perkumpulan yang tidak memiliki hemafilter atau filtrasi udara, sehingga hal tersebut dapat menulari siapa saja terutama tenaga medis.

Ramlan juga mengungkapkan angka dokter di Medan yang sudah terpapar Covid-19 pun terus meningkat.

"Meninggal 4, positif ada sekitar 20 orang lebih dan ada yang kondisinya memang sudah keras sebanyak 5 orang. Belum lagi pegawai puskesmas dan perawat, sebelumnya kita dari IDI juga sudah memprediksi bahwa akan terjadi lonjakan kasus di Medan ini. Kalau terus begini angka pasti akan naik terus, petugas kesehatan pun akan habis," katanya.

Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Medan Sudari, selaku pemimpin rapat, mengaku kaget bahwa IDI tidak pernah dilibatkan bahkan sekadar memberikan rekomendasi kepada Pemko Medan.

"Kami baru tau organisasi kesehatan seperti IDI tidak dilibatkan, kami kecewa, kita enggak tahu ini, apalagi sekarang angka terus naik, sementara komunikasi dengan kadis kesehatan sangat sulit, diundang tidak datang, kami telepon pun tidak diangkat. Kita merekomendasikan kadis kesehatan dievaluasi, kalau perlu diganti, kalau minggu depan masih tidak datang juga," katanya.

Covid-19 di Sumut

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved