Update Covid19 Sumut 21 Juli 2020
Bioskop Rencananya Dibuka Akhir Juli, Ketua IDI Medan Sebut Kasus Covid-19 Belum Mencapai Puncaknya
Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Medan Wijaya Juwarna menyebutkan, keputusan yang diambil untuk membuka bioskop kembali adalah sarat risiko.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Peraturan adaptasi kebiasaan baru di Medan telah diterbitkan dalam peraturan Wali Kota atau Perwali Nomor 27 Tahun 2020.
Berlandaskan dari peraturan ini, seluruh tempat hiburan diperbolehkan untuk dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan termasuk di bioskop.
Menanggapi hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Medan Wijaya Juwarna menyebutkan, keputusan yang diambil untuk membuka bioskop kembali adalah sarat risiko.
Karena potensi penularan masih sangat rentan terjadi.
"Kalau boleh memohon, tunda lah satu bulan lagi pembukaan tempat hiburan apalagi bioskop. Karena kasus covid-19 ini belum menunjukkan tanda-tanda mencapai puncak. Jangankan di Medan, di Indonesia secara umumnya juga belum mencapai puncak kasus. Yang ada justru penambahan kasus hari ke hari," ujar Wijaya, Selasa (21/7/2020).
Dikatakannya, dari segi protokol kesehatan yang diterapkan juga tidak efektif. Areal bioskop yang tertutup mengharuskan selektivitas yang tinggi bagi para pengunjung.
Sementara itu, dengan hanya menggunakan alat pengukur suhu tubuh, terang Wijaya, belum bisa mengidentifikasi apakah seseorang berpotensi adanya gejala Covid atau tidak.
"Karena bioskop ini kan ruang tertutup. Nah di dalam ruang tertutup itukan orang bertahan rata-rata satu setengah sampai dua jam tayangan. Ini kalau tidak selektif betul para pengunjungnya bisa sangat berbahaya," katanya.
Misalnya saja, ungkap Wijaya, di Amerika diberlakukan rontgen dada atau rontgen thorax untuk mendeteksi penderita penyakit paru.
"Berdasarkan protokol kesehatan yang ada di Perwali kan di depan pintu bioskop tidak dilakukan screening. Misalnya saja kita ambil contoh kalau di Amerika sebenarnya peraturan untuk orang TBC itu ada foto thorax.
Kan tidak mungkin itu dilakukan sementara pemerintah sudah mengeluarkan pernyataan rapid test tidak dipakai. Kalau hanya di depan bioskop diberlakukan deteksi temperatur tidak menunjukkan itu Covid atau tidak," ujarnya.
Menurut Wijaya, pemberlakuan pembukaan bioskop kembali di masa Covid ini akan sangat penuh dengan risiko. Terlebih untuk tempat tertutup seperti bioskop.
"Kalau menurut saya sangat penuh risiko ya. Mengingat Medan belum nyampe puncaknya kasus Covid ini. Kalau menurut saya high risk lah kalau tempat tertutup seperti itu kembali dibuka," ungkapnya.
Wijaya menuturkan bahwa pengambilan keputusan terkait peraturan adaptasi kebiasaan baru bukan merupakan kepentingan sektor tertentu.
Keterlibatan berbagai pihak diperlukan untuk mengambil kebijakan yang lebih selektif.