Breaking News

Sulitnya Mengajak Ikut Rapid Test, Dokter sampai Tarik-Tarik Pedagang di Pasar Simalingkar

Petugas di lapangan, dr Esther menduga para pedagang takut dagangannya tidak laku atau khwatir dikucilkan jika hasil pemeriksaan ternyata reaktif.

T R I B U N-MEDAN/Maurits Pardosi
Rapid test Covid-19 di Pasar Jahe Simalingkar pada Selasa (21/7/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com - Antusiasme warga rendah mengikuti rapid tes yang digelar Puskesmas Simalingkar di pasar tradisional, Jalan Jahe, Selasa (21/7/2020).

Petugas di lapangan, dr Esther menduga para pedagang takut dagangannya tidak laku atau khwatir dikucilkan jika hasil pemeriksaan ternyata reaktif. 

"Salah satunya mungkin ada stigma takut kalau hasilnya itu ada reaktif sehingga jualannya nanti enggak laku lagi atau pusat pasar ini menjadi sepi kalau ada yang reaktif," ujarnya.

Ia mengaku kesulitan mengajak pedagang untuk ikut rapid tes. Ia bahkan harus agak memaksa beberapa pedagang yang ia kenal dengan cukup baik. 

"Walaupun mereka ini banyak juga pasien kita kan di puskesmas, itu pun tidak bisa menarik mereka," lanjutnya.

Realitas ini pun akan dilaporkan oleh Puskesmas Simalingkar kepada Dinas Kesehatan untuk menjadi evaluasi tentang efektifitas uji massal rapid test. 

Tidak semua menolak. Sebagian warga menyambut positif program ini. 

"Saya gembira karena ada rapid test gratis ini. Dengan pemeriksaan ini, kita tahu bagaimana kondisi diri kita saat ini," ujar Endrico Sembiring (28), warga sekitar Pasar Simalingkar.

Dia juga berharap agar rapid test yang digelar bisa dilakukan berkali-kali di tengah masyarakat.

"Kami berharap hal ini tetap berlangsung dan ini dilakukan agar masyarakat tahu gimana kondisi terkini," sambungnya.

Usai rapid tes di Pasar Jahe, diketahui sejumlah penghuni pasar yang dinyatakan reaktif.

"Dari hasil rapid yang kita dapatkan ada sebanyak 61 orang yang dinyatakan non reaktif dan 7 orang yang dinyanyatakan reaktif," ujarnya.

Kepala Puskesmas Simalingkar dr Rosleyn Bakkara mengatakan, pasar dipilih sebagai lokasi rapid test massal karena tempat bertemu banyak orang.

"Ini kan tempatnya ramai, maka ini menjadi bisa saja menjadi pusat atau rentan tempat penularan Covid-19. Inilah yang mau kita cegah agar masyarakat kita tidak terkena Covid-19," sambungnya.

Kegiatan rapid test menjadi bagian dari edukasi bagi masyarakat bagaimana penanggulangan Covid-19.

"Ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk memberikan edukasi bagi masyarakat bagaimana langkah-langkah yang kita lakukan mencegah penularan Covid-19," pungkasnya. (cr3)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved