Perjuangan Siswa SMP Belajar Daring, Pinjam Ponsel Tetangga dan Jual Tisu Untuk Beli Paket Internet
Pembelajaran daring saat ini menjadi problematika bagi siswa yang tidak memiliki ponsel berbasis android
T R I BUN-MEDAN.com, MEDAN - Pembelajaran daring saat ini menjadi problematika bagi siswa yang tidak memiliki ponsel berbasis android yang menjadi media utama dalam belajar di tengah pandemi.
Tidak hanya siswa yang berada di daerah yang kesulitan akses, namun ternyata masih banyak siswa di tengah kota yang terkendala akses ataupun perangkat.
Di antaranya Anatasya, siswa yang tinggal di bantaran sungai Deli, Kecamatan Sei Mati, Medan.
Namun, tidak memiliki perangkat bukan berarti harus tidak belajar. Bagi Anatasya, belajar paling utama. Dalam mendukung pembelajaran secara daring, Anatasya meminjam ponsel tetangganya setiap hari.
Kendala Anatasya tidak berhenti sampai di situ, selain meminjam ponsel tetangganya, ia juga harus membeli paket internet sebesar Rp 10 ribu per hari.
Untuk mendapatkan biaya tersebut, gadis yang akrab dipanggil Tasya ini rela berjualan tisu di perempatan lampu lalu lintas.
"Untuk beli paket ini ya jualan tisu di perempatan jalan. Jualan tisu ini setiap hari. Misalnya belajar dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang. Yauda nanti jualannya dari situ sampai malam sampai jam 10 atau 11," ungkap Tasya, Minggu (26/7/2020).
Tasya menuturkan bahwa dari hasil menjual tisu ini, ia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu per hari, namun tidak secara menentu.
Tasya sendiri berniat mengumpulkan uang untuk membeli ponsel sendiri.
Ia menuturkan bahwa ia mengakui rasa sulit harus meminjam ponsel setiap hari dari tetangganya.
"Susah pastinya karena minjam-minjam handphone orang setiap pagi, itu pun segan membangunkan orang pagi-pagi," ujarnya.
Setiap pagi, Tasya meminjam ponsel tetangganya mulai pukul 08.00 pagi saat pembelajaran dimulai dan akan dikembalikan setelah pembelajaran selesai.
Selain itu, Tasya mengakui bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif lantaran beberapa guru hanya memberikan tugas tanpa ada penjelasan yang dapat dimengerti dirinya.
"Pembelajarannya kurang, kadang tidak masuk ke otak, jadi kurang pengertian kalau cuma sekilas aja dijelaskan. Gurunya hanya memberi tugas saja banyak-banyak," ucap Tasya.
Tasya yang bercita-cita ingin jadi bagian dari Angkatan Darat ini ingin sekali memiliki ponsel agar dapat belajar dengan serius.