Breaking News

Untuk Urusan Bisnis, Kunjungan Wisman Juni 2020 Naik Menjadi 99 Orang

Mulai kembalinya Wisman masuk ke Sumut dikarenakan dibukanya penerbangan internasional

TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Wisatawan yang baru saja turun dari KMP Ferry Tao Toba menjalani pemeriksaan suhu tubuh di Pelabuhan Ferry Tomok, Sabtu (1/8/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN -  Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS Sumut) mencatat pada Juni 2020 terjadi kenaikan jumlah Wisman atau wisatawan mancanegara. Pada bulan Juni 2020, terdapat 99 orang sedangkan pada Mei 2020 hanya ada satu orang.

Namun jika dibandingkan Juni tahun 2019, terjadi penurunan wisman sebesar 99,53 persen. Berdasarkan negara asalnya, jumlah Wisman paling banyak datang dari Malaysia sebanyak 75 orang, Singapura dan Filipina masing-masing 3 Wisman.

Pengamat Pariwisata Wahyu Ario Pratomo menilai, kunjungan Wisman lebih kepada urusan bisnis, bukan pariwisata. Menurutnya, mulai kembalinya Wisman masuk ke Sumut dikarenakan dibukanya penerbangan internasional.

Wisatawan Luar Kota Belum Tertarik ke Taman Buaya Asam Kumbang

"Kunjungan Wisman terutama dari Malaysia perlu dianalisis lebih lanjut apakah untuk berwisata atau tujuan yang lain seperti bisnis. Karena beberapa bisnis yang beroperasi di Medan juga dimiliki investor Malaysia," katanya pada Tribun Medan, Senin (3/8/2020).

Ia mengatakan, investor Malaysia di Medan bergerak di berbagai sektor, seperti perkebunan, pengolahan hasil perkebunan, industri pengolahan, dan sebagainya. Atau kunjungan juga bisa jadi untuk melanjutkan pembangunan usahanya di Sumut.

Menurutnya, pariwisata Sumut belum pulih karena kondisinya yang masih belum kondusif. Selain itu, sejumlah tempat wisata di Sumut juga belum dibuka. Umumnya kata Wahyu, masyarakat lokal yang masih mengisi tempat-tempat wisata di Sumut.

"Penerbangan internasional juga masih sangat terbatas jumlah penerbangan dan penumpangnya. Jadi kunjungan Wisman lebih kepada urusan bisnis bukan pariwisata," katanya.

Namun kata Wahyu, secara umum peningkatan jumlah kunjungan Wisman ini baik. Hal ini karena memberikan gambaran perekonomian mulai bergerak. Selain itu, wisatawan yang datang juga bisa meningkatkan okupansi hotel.

"Makanya sekarang hotel-hotel berbintang empat dan lima di Kota Medan sudah beroperasi kembali walau pun tingkat okupansinya masih belum pulih sepenuhnya. Kita berharap ini menjadi momentum pertumbuhan ekonomi yang baru setelah menurun di triwulan kedua," pungkasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita Sumut, Solahuddin Nasution. Ia mengatakan, peningkatan jumlah kunjungan Wisman ini belum ada terasa bagi anggota Asita.

"Setahu saya belum ada wisatawan masuk ke Sumut melalui biro perjalanan. Kecuali mereka datang sendiri-sendiri ya. Tapi saya meragukan kalau pada periode ini ada wisatawan masuk. Kalau perjalanan bisnis bisa saja mereka melakukan perjalanan sendiri-sendiri," pungkasnya.

Kabid Statistik Distribusi BPS Sumut Dinar Butar-butar dalam paparan Berita Paparan Statistik yang disiarkan langsung di kanal YouTube BPS Provinsi Sumatera Utara, Senin (3/8/2020) mengatakan, sebanyak 95 wisman masuk dari pintu Kualanamu dan empat wisman dari pintu masuk Belawan. Sedangkan dua pintu masuk lainnya yakni Silangit dan Tanjungbalai tidak ada kunjungan wisman.

"Jika dibandingkan dengan Mei 2020 memang pariwisata kita pada Juni 2020 ada perkembangan. Tapi jika dibandingkan dengan Juni 2019, belum mengalami pemulihan. Berdasarkan negara asalnya, jumlah wisman paling banyak datang dari Malaysia sebanyak 75 Wisman, Singapura, dan Filipina masing-masing 3 Wisman," jelasnya.

Dari sisi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Juni 2020 di Sumut juga mengalami peningkatan. Dinar mengatakan Juni 2020 TPK mencapai rata-rata 20,12 persen atau naik 6,30 poin dibanding Mei 2020. Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, TPK Juni 2020 turun 29,41 poin. Dimana pada Juni 2019 TPK Sumut mencapai 49,53 persen.

"Pada Juni 2020, TPK tertinggi terjadi pada hotel bintang 4 yaitu mencapai 26,04 persen, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang 5 yang hanya mencapai 9,02 persen," katanya.

Secara agregat, rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia di hotel berbintang Juni 2020 mencapai 1,48 hari atau turun 0,43 poin dibanding bulan Mei 2020. Jika diamati secara parsial, rata-rata lama menginap tamu asing bulan Juni 2020 mencapai 3,25 hari atau mengalami kenaikan 1,55 persen dibanding Mei 2020.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved