Cerita Samia Hussein, Payudaranya Meledak Karena Bom, Jadi Pemuas Nafsu ISIS hingga Berusaha Pulkam
Menurut The Sun, wanita berusia 25 tahun itu mencoba kembali ke Inggris melalui Heathrow menggunakan paspor Inggrisnya.
Tetapi pemerintah Inggris menolak permintaannya dan akhirnya menanggalkan kewarganegaraannya.
Inggris beralasan langkah itu tidak melanggar hukum HAM internasional.
Bahkan, dia memenuhi syarat untuk menjadi warga negara Bangladesh karena warisan orang tuanya. Meskipun faktanya dia tidak pernah menginjakkan kaki di negara miskin itu.
Tidak lama setelah Inggris mencabut kewarganegaraan Inggrisnya, bayi laki-lakinya meninggal di kamp pengungsi tempat mereka tinggal di timur laut Suriah.
Begum dilaporkan memiliki dua anak lain selama masa hidupnya di bawah ISIS, keduanya juga meninggal.
Dalam mengajukan banding terhadap keputusan pemerintah, pengacara Begum berargumen selain kewarganegaraan, keputusan itu juga berisiko terhadap kematian atau perlakuan tidak manusiawi.
Mereka juga mengatakan dia tidak bisa secara efektif melawan kasusnya dari kamp pengungsi.
"Keadilan dan keadilan, fakta-fakta dari kasus ini, lebih penting daripada masalah keamanan nasional," putusan pengadilan banding Inggris dan Wales memutuskan.
Pemerintah dan sumber keamanan Inggris mengatakan Begum mewakili risiko keamanan, dan menyatakan kekecewaan atas keputusan Kamis (16/7/2020).(*)
Kisah Samia Hussein Pengantin ISIS, Lengan dan Payudara Wanita Ini Terluka Gegara ISIS
Dalam pemberitaan Kompas.com sebelumnya, seorang pengantin ISIS, Samia Hussein, menyalahkan kelompoknya itu setelah payudara dan lengan terluka karena serangan udara.
Samia yang berasal dari Southall, London Barat, Inggris, mengklaim teradikalisasi secara online sebelum kabur ke Suriah pada 2015.
Namun 12 bulan setelah dia mulai menetap itu, Samia Hussein mengungkapkan dia nyaris terbunuh karena serangan udara koalisi internasional.
Diberitakan The Sun Sabtu (4/7/2020), penyerangan itu membuatnya menghabiskan waktu selama tujuh bulan dirawat di rumah sakit.
Dalam wawancaranya dengan sineas dokumenter Alan Duncan dari kamp pengasingan al-Hol yang dijaga Kurdi, Samia menceritakan momen mengerikan itu.
