Cerita Samia Hussein, Payudaranya Meledak Karena Bom, Jadi Pemuas Nafsu ISIS hingga Berusaha Pulkam
Menurut The Sun, wanita berusia 25 tahun itu mencoba kembali ke Inggris melalui Heathrow menggunakan paspor Inggrisnya.
Dia menuturkan dalam wawancara pertamanya, ISIS sengaja menyimpan senjata di bangunan sipil, persis di sebelah gedung tempatnya tinggal.
"Saya masuk ke rumah itu dan saya ingat melihat benda oranye. Namun saya tak tahu bahwa saya terluka dan berusaha menyelamatkan diri," kata dia.
Samia kemudian mengatakan, lengan dia terputus.
" Payudara saya mengalami luka parah, dan kaki saya juga remuk," jelas perempuan yang kini berusia 25 tahun itu.
Screengrab from YouTube via The Sun
Samia Hussein, perempuan 25 tahun yang tinggal di kamp pengungsian al-Hol, Suriah. Dia menyalahkan ISIS karena payudara dan lengannya terluka dalam serangan udara oleh koalisi internasional.(Screengrab from YouTube via The Sun)
Dia meyakini bahwa koalisi internasional yang dipimpin AS tentu tidak sengaja menjatuhkan bom ke lokasi yang berisi warga sipil.
"Saya menyalahkan ISIS. Kalian menempatkan benda itu (senjata) di antara warga sipil. Sebab mereka tahu koalisi tidak akan menyerang perempuan dan anak-anak," ungkapnya.
Warga Inggris itu mengklaim, bayi berusia enam bulan dan seorang pensiunan tewas dalam serangan tersebut, yang kemudian digunakan oleh teroris dalam propagandanya.
Samia Hussein menyatakan, ISIS akan menaruh senjata di bangunan yang padat dengan keluarga, dan menjadikan kematian mereka sebagai propaganda.
"Bagi mereka itu bagus. Mereka akan merekam dan memublikasikan seraya berkata 'lihat, mereka membunuh perempuan dan anak-anak'," ucapnya.
Hidup dalam kekuasaan kelompok yang menguasai sebagian Irak dan Suriah, Samia mengaku apa yang dialaminya hanyalah "fantasi" daripada yang didapat secara daring.
Dia mendiskripsikan orang-orang menerima perlakuan "tak manusiawi", di mana mereka dipenjara hanya karena merokok atau tidak beribadah.
Berdasar keterangan otoritas setempat, ada sekitar 1,500 orang berpaspor Inggris yang datang untuk bertempur atau bergabung bersama ISIS.
Alan Duncan, mantan tentara Angkatan Darat Inggris yang memerangi ISIS, menyalahkan Turki karena membiarkan ribuan warga Barat menyeberang saat perang sipil Suriah.
Perempuan dan anak-anak Suriah ditempatkan di kamp penampungan Al-Hol di bawah pengawasan Kurdi Suriah.(AFP / DELIL SOULEIMAN)
Dia menjelaskan seharusnya Ankara adalah sekutu di Nato, dan mereka membiarkan ribuan orang menyeberang tanpa melalui pemeriksaan," kecamnya.
Duncan menuturkan dia berbicara dengan salah satu pengantin di al-Hol, yang mengklaim dinas keamanan Inggris, MI5, datang ke London dan memperingatkan dia sudah teradikalisasi.
Meski begitu, dinas keamanan tidak menghubungi orangtua si gadis yang tak disebutkan identitasnya, sehingga dia bisa bebas melenggang ke Suriah.
Ucapan Duncan tersebut selaras dengan pengakuan Samia Hussein, yang menuturkan MI5 sempat memperingatkan mereka mengawasi gadis-gadis itu.
"Tapi, mereka tidak menyita paspor mereka. Karena itu, mereka diizinkan untuk berangkat ke Turki dan menyeberang," papar perempuan yang ditangkap di Baghouz pada Maret 2019 itu.
Lebih lanjut, Samia menerangkan dia tahu sudah memberikan aib kepada keluarganya, yang tak terlalu religius dan tidak mengira dia jadi radikal.
Karena itu, dia berharap bisa diizinkan pulang ke Inggris, dan bisa diadili atas kejahatannya di pengadilan Negeri "Ratu Elizabeth" itu.
"Saya masih hidup, setengah dari diri saya selamat bagaimana pun. Kami dicuci otak secara daring. Saya tak tahu jika datang ke Suriah adalah kejahatan," akunya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lengan dan Payudara Terluka karena Serangan Udara, Samia Hussein Salahkan ISIS", dan Serambinews.com berjudul; Mantan Pengantin ISIS Kembali ke Inggris, Satu dari Tiga Gadis London Timur ke Suriah pada 2015
Artikel ini sudah tayang di Suar dengan judul : Pengantin ISIS Ini Diduga Berusaha Kembali ke Kampung Halaman setelah Payudaranya Meledak karena Bom

