Harga Properti Sekunder Diperkirakan Terkontraksi di Triwulan III
Berdasarkan SHPR Primer, pada triwulan II 2020, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Primer tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN.com,MEDAN - Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial Pasar Sekunder (SHPR Sekunder) yang dilakukan oleh Bank Indonesia, diperkirakan harga properti akan terkontraksi pada Triwulan III 2020.
Pada triwulan II 2020, harga tanah dan rumah secara agregat stabil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Penurunan harga terjadi pada rumah tipe kecil, sedangkan menengah dan atas tumbuh terbatas. Harga properti diprakirakan akan terkontraksi pada Triwulan III 2020," kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.
Sedangkan dari Survei Harga Properti Residensial Pasar Primer (SHPR Primer), pada triwulan II 2020, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Primer tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Hal ini didorong perlambatan indeks properti kecil dan besar seiring melemahnya daya beli akibat pandemi.
"Properti menengah masih tumbuh stabil. Hal ini mengindikasikan permintaan properti masyarakat kelas menengah lebih terjaga. Tren perlambatan diprakirakan akan berlanjut pada Triwulan III 2020," katanya.
• Samera Propertindo Sebarkan Semangat Rumah Merdeka Lewat Kompetisi Video Kreatif
Dari sisi Perkembangan Properti Komersial (PPKom), pada triwulan I 2020, keterbatasan daya beli menyebabkan permintaan terhadap properti komersial terdeselarasi di tengah peningkatan penawaran. Kondisi ini menyebabkan berlanjutnya tren indeks harga properti komersial yang sudah terkontraksi sejak triwulan II 2019.
Sementara survei lainnya yang dilakukan Bank Indonesia pada Juli 2020 mengindikasikan sikap pesimis konsumen terhadap kondisi ekonomi dimana Indeks Keyakinan Konsumen dibawah angka 100.
Pesimisme ditunjukkan dari melemahnya ekspektasi konsumen ke depan, yang tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
"Indeks Keyakinan Konsumen masih pesimis semua, hanya 68,94. Sementara dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Juni. Namun IEK juga menunjukkan tren penurunan," jelasnya.
Sedangkan dari survey Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2020 meningkat terbatas 0,82% (mtm). Kenaikan terjadi pada seluruh kelompok barang, kecuali barang budaya dan rekreasi. Sementara itu, peningkatan penjualan tertinggi terjadi pada kelompok barang peralatan informasi dan komunikasi.
Dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kegiatan usaha di Sumut pada triwulan II-2020 menurun dibanding triwulan sebelumnya.
• Lima Raja Properti Top Indonesia, Miliki Kapitalisasi Pasar hingga Puluhan Triliun
Seluruh LU utama pertanian, industri, perdagangan, dan konstruksi mengalami penurunan. Kegiatan usaha diprakirakan akan mengalami perbaikan pada triwulan III-2020, kendati Purchasing Manager Index (PMI) diyakini masih akan terkontraksi.
Berdasarkan hasil Liaison sementara pada Triwulan III 2020 yang dilakukan BI, masih menunjukkan pelemahan kinerja pelaku usaha. Meskipun sedikit lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.
Likert Scale (LS) permintaan domestik dan ekspor masih mencatat capaian negatif, sejalan dengan investasi yang masih tumbuh terbatas. Turunnya angka permintaan juga berdampak pada berkurangnya kapasitas utilisasi dan jumlah tenaga kerja.