Rahasia Orang Belanda jadi Orang Terjangkung Kalahkan Amerika, Dulunya Orang Terpendek di Eropa
"Pada 1860, tentara Belanda tingginya sekitar 165cm, termasuk orang terpendek di Eropa, tapi sekarang Belanda orang terjangkung, kalahkan Amerika.''
Rahasia Orang Belanda jadi Orang Terjangkung Kalahkan Amerika, Dulunya Orang Terpendek di Eropa
Pada pertengahan tahun 1800-an, laki-laki di Belanda sebenarnya termasuk orang-orang terpendek di Eropa.
Kini, mereka jadi salah satu bangsa dengan badan tertinggi di dunia.
Belanda adalah negeri raksasa dengan orang-orang terjangkung di dunia.
Tinggi rata-rata pria Belanda adalah 182,5cm, dan perempuan Belanda 168,7cm.
Sebagai perbandingan, tinggi rata-rata pria Amerika adalah 177,1cm dan 163,5cm untuk perempuannya.
Padahal, dulu tidak demikian.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society of London terhadap catatan militer Belanda menemukan bahwa pada pertengahan tahun 1800-an, laki-laki di Belanda sebenarnya termasuk orang-orang terpendek di Eropa.
"Pada tahun 1860, tentara Belanda tingginya sekitar 165cm," kata Profesor Louise Barrett dari Universitas Lethbridge, Kanada, salah satu peneliti seperti dilansir BBC News Indonesia.
"Saat itu, pria di AS lebih tinggi sekitar 5cm."
Saat itu, orang Amerika menjadi orang tertinggi di dunia.
Namun hanya dalam 160 tahun, orang Belanda tumbuh 20 cm lebih tinggi.
Mereka mengalahkan tinggi rata-rata orang Amerika yang hanya tumbuh 6 cm.
"Pertumbuhan ini terlalu cepat, jika hanya disebabkan karena efek genetik," kata Barrett, meskipun dia yakin seleksi alam juga berperan.
Studinya menemukan bahwa pasangan paling subur di Belanda--yang punya banyak anak--adalah pria jangkung dan perempuan dengan tinggi rata-rata. Di Amerika, pasangan paling subur adalah perempuan pendek dan pria dengan tinggi rata-rata.
Faktor lingkungan juga mendorong pertumbuhan tinggi badan warga Belanda.
Menurut Barrett, sistem perawatan kesehatan Belanda yang terkemuka di dunia, tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah, dan sistem kesejahteraan sosial yang sangat baik menjadi faktor-faktor yang menyebabkan Belanda bisa menyalip Amerika.
"[Di Belanda] semua hal mengarah pada terbentuknya bayi berkualitas tinggi yang kemudian tidak mengalami hal-hal yang mengurangi tinggi badan," katanya.
"Setiap kali tubuh meningkatkan respons imun, tubuh akan kehilangan energi seharusnya bisa digunakan untuk pertumbuhan."
Lalu ada pula soal pola makan: orang-orang di Belanda sangat menyukai produk susu. Penelitian menunjukkan bahwa hal ini berkontribusi pada peningkatan tinggi badan mereka.
"Kalsium membangun tulang dan pertumbuhan bergantung pada ketersediaan kalsium," kata Barrett.
Menurut Ben Coates, penulis buku Why the Dutch Are Different: A Journey into the Hidden Heart of the Netherlands ("Kenapa Orang Belanda Berbeda: Perjalanan Menuju Jantung Belanda yang Tersembunyi") kecintaan orang Belanda terhadap produk susu adalah hasil dari kondisi geografi buatan manusia di negara tersebut.
Dibangun di atas rawa-rawa yang sebelumnya hanya dihuni burung laut, kata Coates, Belanda telah berjuang melawan pasang surut selama berabad-abad. Mereka mengubah laut menjadi daratan dengan kincir angin pemompa air dan kanal penyalur air, dan menjaganya dengan tanggul.
Di atas tanah reklamasi, mereka membangun sebuah negara yang berkuasa atas gelombang yang dikalahkannya. Pepatah lokal yang populer, secara tidak sopan meringkas pencapaian ini: "Tuhan menciptakan dunia, tapi Belanda menciptakan Belanda."
Reklamasi tanah terbesar Belanda dilakukan pada pembangunan Zuiderzee Works, sebuah proyek teknik rumit yang membuat Belanda bisa mendapatkan 1.620 km persegi tanah di jantung negara itu.
Pekerjaan jaringan bendungan dan tanggul yang luas ini dimulai pada tahun 1920.
Banyak orang Belanda tidak sempat hidup untuk melihatnya selesai, karena baru rampung pada tahun 1997.
Menurut Mewis Hettinga, pensiunan ilmuwan keju dari kota Woerden, sebuah kota yang disebut "Lembah Keju", tanah reklamasi berlumpur terlalu asam untuk menanam sayuran atau biji-bijian.
"Tapi tanah itu sangat bagus untuk rumput," kata dia.

Akibatnya, para petani Belanda tidak menanam tanaman komersial seperti gandum, tetapi memelihara sapi, yang merumput di tempat yang dulunya dasar laut.
Hettinga, yang menjalankan kursus pembuatan keju di Woerden dan mengaku "suka berbicara tentang keju", mengatakan bahwa padang rumput sangat melimpah di provinsi utara Friesland. Ini adalah empat kelahiran sapi Friesian yang eponim, sekarang ada di mana-mana di Inggris dan Irlandia.
Menurut Coates, trah sapi ini bahkan telah meninggalkan jejak kakinya di halaman Gedung Putih: Presiden AS William Howard Taft pernah memelihara seekor Friesian bernama Pauline.
Di tanah reklamasi, industri susu berkembang pesat dan menyebabkan konsumsi susu melonjak, termasuk di Belanda. Mereka menjadi salah satu konsumen susu terbesar di dunia.
Apa yang tidak diminum orang Belanda, kata Coates, diubah menjadi keju.
Misalnya keju Gouda dan Edam, yang dijual dalam bentuk bulatan besar berlapis lilin dan dinamai sesuai nama kota-kota Belanda tempat pembuatannya.
Kota-kota eponim itu, bersama dengan Woerden dan Alkmaar yang indah, adalah tempat-tempat terbaik untuk menyaksikan hubungan cinta menggelora antara Belanda dengan produk-produk susunya.
Kota-kota ini menjadi tuan rumah pasar keju paling terkenal di Belanda. Di sana, para pedagang dan petani menikmati tradisi Belanda yang sudah lama dihormati, yaitu tawar-menawar keju dengan bersemangat, sebelum menyepakati harga dan mengesahkannya dengan jabat tangan.
Di Woerden, para petani membawa barang dagangan mereka ke pasar dengan traktor kuno, dan berlalu-lalang di alun-alun pasar dengan kelompen mereka yang bertumit tebal sehingga menambah tinggi tubuh mereka yang sudah tinggi. (bbc news indonesia)