Kondisi Kolam Renang di Pesanggrahan Soekarno yang Dikerjakan Disbudpar Sumut Dibiarkan Terbengkalai
Pembangunan kolam renang ini dikerjakan oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) yang saat itu dijabat oleh Elisa Marbun.
T R IBUN-MEDAN.com - Terbengkalai pembangunan kolam renang di pesanggrahan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Tampak kondisinya sangat memprihatinkan.
Dari informasi yang dihimpun, kolam renang ini pun sudah lama terbengkalai, dibiarkan tanpa ada perawatan. Bahkan, kondisinya sengaja ditutupi daun pisang.
Sebagaimana diketahui, proyek kolam renang ini dikerjakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Utara.
Menurut informasi, pembangunan kolam renang ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017 lalu, dengan biaya mencapai Rp 1,2 miliar.
Sekretaris Disbudpar Avon Nasution mengatakan, pembangunan kolam renang ini dikerjakan oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) yang saat itu dijabat oleh Elisa Marbun.
Namun, ia membantah jika proyek kolam renang ini mangkrak, walapun saat ini kondisi tempat pemandian itu sudah kering dan berdebu.
"Pas waktu Kadisnya Elisa Marbun itu kemarin. Kontraknya itu jelas tahun ini, jadi tidak terbelangkalai," kata Avon, saat ditemui di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Rabu (16/9/2020).
Ia mengatakan, penganggaran yang bersumber dari DAK itu untuk dua pekerjaan.
Pertama pembangunan kolam renang dengan biaya Rp 800 juta, dan pengadaan pompa air serta taman hias senilai Rp 300 juta.
• Imbas Pandemi Covid-19, Resort Mewah Ini Ubah Kolam Renangnya jadi Tempat Budidaya Ikan
BERDEBU - Kondisi kolam renang yang dikerjakan Disbudpar Sumut dibiarkan terbengkalai dan berdebu, Rabu (16/9). Proyek ini sudah berjalan sejak 2017 silam.(HO) (HO)
"Jadi berbeda, ada dua pengerjaan pada pengadaan kolam renang di mess pora-pora tersebut," ucapnya.
Untuk kolam renang, Avon mengatakan bahwa proyeknya sudah selesai dikerjakan, namun belum dapat dipergunakan.
Untuk pengadaan pompa air dan taman, belum sama sekali dikerjakan dengan alasan refocusing anggaran.
Padahal, dana proyek tersebut tidak mempergunakan APBD Sumut, melainkan DAK dari Pemerintah Pusat.
Meski menggunakan dana DAK, Disbudpar kembali menganggarkan proyek pompa air dan taman ini di tahun 2021.
• Potret Rumah Mewah Bak Istana Milik Luna Maya, Ditaksir Rp 25 Miliar, Ada Kolam Renang di Belakang
Sehingga mencuat kabar adanya "permainan" dalam proyek ini.
Disinggung mengenai hal itu, Avon mengatakan semua proyek dikerjakan sesuai kontrak, termasuk kolam renang.
"Kalau kolam, kita laksanakan sesuai dengan kontrak, karena itu lelang dan sudah selesai.
Kemarin itu pakai Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan kolam renang.
Datang kementerian kemarin, kami tanya bisa digunakan untuk pembangunan kolam, bisa kata kementerian," ungkapnya.
Setelah itu, ia berharap pembangunan kolam akan selesai dikerjakan pada tahun 2021.
Tidak Pernah Dirawat
Bangunan kolam renang di Kelurahan Tiga Raja Parapat, Kabupaten Simalungun itu tampak kondisinya sangat memprihatinkan.
Menurut warga, kolam renang itu sudah lama terbengkalai.
Sehingga kondisinya saat ini jorok dan berdebu.
Bahkan, kolam sering ditutupi dedaunan kering.
• Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menghadirkan Kolam Renang di Rumah
"Enggak pernah kami lihat dirawat. Sudah lama kali kolam renang ini ada di pesanggrahan Bung Karno," kata Rico Nainggolan, warga Parapat.
Dia berharap, pihak terkait bisa segera menyelesaikan proyek ini.
Sebab, jika dibiarkan, secara tak langsung akan merusak estetika tempat pesanggrahan Bung Karno.
"Ya harus segera diselesaikan lah ini. Apalagi kami dengar biaya pembuatannya tidak sedikit," pungkas warga.
Sementara itu, Camat Girsang Sipangan Bolon Eva Tambunan enggan berkomentar.
Kilas balik sejarah Bung Karno sampai di rumah ini.
Wakil Bupati Simalungun, Amran Sinaga bersama perwakilan Inasgoc Sarman Simanjorang menghidupkan api Mini Caldron di Rumah Pesanggrahan Soekarno. (Tribun Medan/ Victory Arrival Hutauruk)
Parapat, kota di tepian Danau Toba ini menjadi saksi bisu sejarah bangsa Indonesia.
Di rumah ini Soekarno pernah diasingkan di pesanggrahan milik perkebunan Belanda.
Lengkap Barang Peninggalan Bung Karno
Penampakan ruang tamu rumah pesanggrahan Bung Karno di Parapat. (ist)
Dibangun Belanda Tahun 1820
Rumah ini dibangun di atas lahan seluas dua hektare dan menggunakan arsitektur bergaya Eropa.
Rumah ini memiliki ukuran 10 x 20 meter dan dikelilingi taman.
Di Rumah Pengasingan Soekarno ini juga terlihat beberapa lukisan, perabotan rumah, dan kursi yang dulu dipakai oleh Bung Karno.
Selain itu, masih ada tempat tidur yang dulu dipakai oleh Bung Karno, foto-foto, koleksi buku, dan barang lainnya yang masih terawat dengan baik di rumah ini.
Ada Terowongan Sepanjang 3 Kilometer
Bung Karno saat berada di pengasingan, Parapat. (ist)
Dilansir dari laman lampost.co, tidak banyak yang tahu bahwa ternyata di rumah pengasingan Tokoh Proklamator RI ini terdapat terowongan.
Terowongan ini sepanjang tiga kilometer menuju ke perbatasan kota.
Terowongan bawah tanah itu juga dibangun oleh Belanda pada tahun yang sama, yaitu tahun 1820.
Dulunya dibangun Belanda untuk melarikan diri.
Saat ini, terowongan tersebut ditutup dianggap berbahaya.
Tidak ada lagi aliran oksigen di terowongan tersebut.
Ditambah lagi adanya pengaruh belerang dari gunung api yang ada di Parapat bisa membahayakan siapapun yang masuk ke terowongan tersebut.
Rumah pesanggrahan Bung Karno di Parapat zaman dulu. (ist)
Dilansir dari laman semedan, pada akhir Desember 1948, tiga pemimpin Republik Indonesia yang terdiri dari Bung Karno, Sutan Sjahrir, dan Haji Agus Salim, dibuang ke Sumatera Utara.
Awalnya mereka ditempatkan di Berastagi. Namun tak lama kemudian, ketiganya dipindahkan ke Parapat.
Di rumah inilah Pemerintah Belanda mengasingkan Presiden Sukarno bersama Haji Agus Salim dan Sutan Sjahrir.
Mereka diasingkan di rumah tersebut selama kurang lebih dua bulan.
Pemandangan Danau Toba dari rumah pesanggrahan Bung Karno di Parapat. (ist)
Dari rumah pesanggrahan Bung Karno zaman dulu, kini terdapat sebuah kolam renang yang sedang dalam tahap penyelesaian.
Namun nasibnya dibiarkan terbengkalai.
Pembangunan kolam renang di Mess Pora-pora, yang sekarang berganti nama menjadi Mess Tengku Rizal Nurdin, di Parapat, Kabupaten Simalungun.
Proyek ini dikerjakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Utara.
Menurut informasi, pembangunan kolam renang ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017 lalu, dengan biaya mencapai Rp 1,2 miliar.
• Sepi Tamu & Bisnis Hotel Tumbang Digebuk Corona, Kolam Renang Ini Terpaksa Disulap Jadi Empang Ikan!
Sekretaris Disbudpar Avon Nasution mengatakan, pembangunan kolam renang ini dikerjakan oleh Kepala Disbudpar Elisa Marbun. (Jun/Tribun-Medan.com)
