2 Tahanan Polsek Sunggal Tewas

LBH Medan Duga Ada Tindak Pidana Penyiksaan Terhadap Dua Tersangka yang Tewas di Polsek Sunggal

Keluarga sangat kecewa dengan kejadian tersebut hingga akhirnya mendatangi LBH Medan untuk mencari keadilan.

TRIBUN MEDAN/VICTORY
LBH Medan merilis dugaan tindak pidana pinyaksan terhadap dua tersangka polisi gadungan Rudi Efendi (40) dan Joko Dedi Kurniawan (36) hingga tewas yang ditangkap Polsek Sunggal. 

Sunarsih Istri korban Joko menyebutkan bahwa dirinya merasa janggal atas kematian suaminya tersebut karena saat ditangkap dalam keadaan sehat.

KELUARGA Tuntut Penjelasan Polisi, 2 Tahanan Meninggal di Polsek Sunggal, Luka-luka Mencurigakan

Ia menduga suaminya mengalami kekerasan hingga berbekas lebam di bagian kepala dan dada.

"Suami saya Joko, ya waktu ditangkap badannya segar. Cuma ada lebam di kepala dan dadanya sakit. Disitu di sel katanya sudah tidak ada (meninggal) info dari rekannya tahanan yang lain juga saudara, terus langsung dibawa ke rumah sakit. Saya merasa janggal saja minta keadilan supaya diusut. Diduga tewas karena kekerasan dan tidak wajar," tuturnya saat diwawancarai Tri bun.

Ia menyebutkan bahwa terakhir kali bertemua suaminya mengeluhkan sakit kepala.

"Badannya sakit kepalanya sakit. Hari Kamis terakhir saya dikabari polisi talu disitu cuma nengok aja, kondisinya sakit gitu kayak orang pucat, kata polisi karena sakit paru-paru," katanya.

Adik korban Joko Dedi, Sri rahyu menuturkan awalnya korban sempat di bawa ke rumah sakit untuk dirawat karena sakit pada 25 dan 26 September 2020.

"Jadi awalnya Joko dibawa ke rumah sakit karena sakit, katanya paru-paru dan sesak nafas. Kami sudah sempat jenguk juga," tuturnya saat diwawancarai Tribun di Kantor LBH Medan.

Pengakuan Otak Tahanan Kabur: Susun Rencana Seminggu, Pakai Sendok Bongkar Jalusi Besi Sel Tahanan

Lalu tiba-tiba pihak keluarga mendapatkan kabar kembali bahwa Joko kembali sakit dan harus masuk ke dalam rumah sakit.

"Jadi kami awalnya dikabari hari Kamis 1 Oktober bahwa abang kami Joko sakit, terus kami jenguk di Polsek Sunggal dan kondisinya disitu sudah pucat dan disitu dia mengeluh kesakitan di kepala dan di dada," ungkapnya saat diwawancarai Tri bun.

Sri menceritakan keesokan harinya keluarga mendapatkan kabar dari pihak kepolisian Polsek Sunggal bahwa Joko kritis di RS Bhayangkara.

Namun satu jam kemudian sudah dikabari polisi bahwa Joko sudah meninggal karena sakit paru-paru.

"Jadi keesokan harinya tiba-tiba jupernya menelepon kembali jam 7 bahwa Joko sekarat. Terus saya marah-marah kenapa baru dikabari sekarang. Lalu keluarga sampai jam tengah 9 di RS Bhayangkara abang saya itu sudah meninggal. Kata " tuturnya dengan menitikkan air mata.

Sri menyebutkan bahwa saat dimandikan keluarga melihat bekas luka di kepala korban Joko.

"Jadi saat dimandikan abang saya itu, kepalanya biru mengeluarkan darah. Terus dadanya juga biru," ungkapnya.

Karena hal tersebut, pihak kelurga tak terima dengan kematian korban Joko dan meminta perlindungan hukum ke LBH Medan untuk mendampingi mengusut tuntas kasus ini.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved