Perang Armenia VS Azerbaijan, Istri PM Armenia Ikut Bertempur hingga Meminta Bantuan Presiden Rusia

Pashinyan meminta Putin untuk memulai konsultasi "mendesak" mengenai bantuan keamanan dalam konflik tersebut.

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-medan.com/Istimewa
Sosok Anna Hakobyan, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer untuk Bertempur Melawan Azerbaijan. 

TRIBUN-MEDAN.com – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan secara resmi telah meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah konfliknya dengan Azerbaijan.

Pashinyan meminta Putin untuk memulai konsultasi "mendesak" mengenai bantuan keamanan dalam konflik tersebut.

 

Pengumuman itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Armenia, Sabtu (31/10/2020), sebagaimana dilansir dari Al Arabiya.

Pengumuman tersebut muncul setelah Armenia dan Azerbaijan gagal menyetujui gencatan senjata terbaru dalam konflik Nagorno-Karabakh selama pembicaraan di Jenewa, Swiss, pada Jumat (30/10/2020).

Rusia sendiri memiliki pangkalan militer di Armenia dan memiliki perjanjian pertahanan dengan Yerevan yakni Pakta Pertahanan Kolektif ( CSTO).

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian berhenti sejenak saat berbicara di parlemen Armenia di Yerevan, Armenia, Minggu, 27 September 2020. Pashinian pada hari Minggu mengatakan negara dapat memeriksa kembali apakah akan mengakui Nagorny-Karabakh sebagai negara independen. Langkah seperti itu kemungkinan besar akan menghalangi negosiasi lebih lanjut.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian berhenti sejenak saat berbicara di parlemen Armenia di Yerevan, Armenia, Minggu, 27 September 2020. Pashinian pada hari Minggu mengatakan negara dapat memeriksa kembali apakah akan mengakui Nagorny-Karabakh sebagai negara independen. Langkah seperti itu kemungkinan besar akan menghalangi negosiasi lebih lanjut. (AP/Tigran Mehrabyan)

"Perdana Menteri Armenia telah meminta presiden Rusia untuk memulai konsultasi mendesak dengan tujuan menentukan jenis dan jumlah bantuan yang dapat diberikan Federasi Rusia kepada Armenia untuk memastikan keamanannya," kata Kementerian Luar Negeri Armenia dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Rusia sebelumnya mengatakan bahwa pakta pertahanannya dengan Armenia tidak meluas ke wilayah Nagorno-Karabakh.

Tetapi Pashinyan, dalam suratnya kepada Putin, mengatakan bahwa aroma peperangan semakin dekat dengan perbatasan Armenia.

Dalam surat tersebut, dia juga mengatakan bahwa sekutu Azerbaijan, Turki, telah mendukung Baku.

Dia meminta bantuan Moskwa lalu menyerukan hubungan dekat kedua negara dan perjanjian 1997 tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik.

Azerbaijan dan Armenia telah terlibat dalam pusaran konflik atas wilayah Nagorno-Karabakh sejak awal 1990-an.

Ketika konflik kedua negara meletus pada waktu itu, sebanyak 30.000 orang dilaporkan telah tewas hingga akhirnya kedua negara menyepakati gencatan senjata beberapa tahun kemudian.

Lalu, konflik terbaru pecah pada 27 September yang membuat Azerbaijan dan Armenia saling jual beli tembakan hingga sekarang.

Pertempuran antara kedua negara terus berlanjut meskipun dunia internasional berulang kali menyerukan kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved