Perang Armenia VS Azerbaijan, Istri PM Armenia Ikut Bertempur hingga Meminta Bantuan Presiden Rusia

Pashinyan meminta Putin untuk memulai konsultasi "mendesak" mengenai bantuan keamanan dalam konflik tersebut.

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-medan.com/Istimewa
Sosok Anna Hakobyan, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer untuk Bertempur Melawan Azerbaijan. 

Azerbaijan Klaim Bebaskan 9 Desa di Nagorno-Karabakh dari Pendudukan Armenia

Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Azerbaijan yang disediakan pada Minggu, 27 September 2020, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berpidato di Baku, Azerbaijan. Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan pecah Minggu di sekitar wilayah separatis Nagorny-Karabakh dan Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan dua helikopter Azerbaijan ditembak jatuh. Juru bicara kementerian Shushan Stepanyan juga mengatakan pasukan Armenia menyerang tiga tank Azerbaijan.

Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Azerbaijan yang disediakan pada Minggu, 27 September 2020, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berpidato di Baku, Azerbaijan. Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan pecah Minggu di sekitar wilayah separatis Nagorny-Karabakh dan Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan dua helikopter Azerbaijan ditembak jatuh. Juru bicara kementerian Shushan Stepanyan juga mengatakan pasukan Armenia menyerang tiga tank Azerbaijan. (AP/Azerbaijans Presidential Press Office)

Sebelumnya, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengumumkan pada Jumat (30/10/2020), bahwa pihaknya telah membebaskan 9 desa di wilayah Nagorno-Karabakh atas pendudukan Armenia.

"Kemenangan Angkatan Bersenjata Azerbaijan telah membebaskan desa Khudaverdili, Gurbantepe, Shahveledli, dan Khubyarli di desa Jabrayil, Aladin, dan Vejneli di desa Zengilan, Kavdadig, Memer dan Mollali di Gubadli," ujar Aliyev yang dilansir dari Anadolu pada Jumat (30/10/2020).

"Hidup Angkatan Bersenjata Azerbaijan! Karabakh adalah Azerbaijan!" seru Aliyev kemudian di Twitter.

Sembilan desa tersebut menambah sejumlah desa yang diklaim Azerbaijan telah dibebaskan dari Armenia. Pekan sebelumnya pada Kamis (22/10/2020), Azerbaijan membebaskan 20 desa.

Sejak bentrokan meletus pada 27 September, Azerbaijan mengklaim Armenia berulang kali telah menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.

Hingga saat ini, setidaknya 91 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka termasuk 11 anak-anak dan 27 wanita.

Sementara 400 orang, termasuk setidaknya 14 bayi, 36 anak-anak, 101 wanita terluka dalam serangan pasukan Armenia.

Sebanyak 2.442 rumah dan 92 gedung apartemen serta 428 bangunan umum tidak dapat digunakan lagi, kata Kepala Kantor Kejaksaan Azerbaijan.

Pecah perang antara Armenia vs Azerbaijan.
Pecah perang antara Armenia vs Azerbaijan. (NET)

Hampir 3 dekade

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, yang juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua dari Majelis Umum PBB serta organisasi internasional, menuntut "penarikan pasukan pendudukan segera, lengkap dan tanpa syarat" dari wilayah Azerbaijan yang diduduki.

Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) juga menyebut wilayah tersebut berada di bawah pendudukan pasukan Armenia.

Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan, termasuk Nagorno-Karabakh dan 7 wilayah yang berdekatan berada di bawah pendudukan Armenia secara ilegal selama hampir 3 dekade.

Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa Minsk Group diketuai bersama oleh Perancis, Rusia, dan AS, dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.

Gencatan senjata sebenarnya telah disetujui pada 1994.

Kekuatan dunia termasuk Rusia, Prancis dan AS telah menyerukan gencatan senjata yang berkelanjutan. Turki, sementara itu, telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.

Rumah yang hancur di Nagorno-Karabakh akibat perang Azerbaijan-Armenia.

Rumah yang hancur di Nagorno-Karabakh akibat perang Azerbaijan-Armenia. (AFP/ARIS MESSINIS via DW INDONESIA)

Azerbaijan Klaim 21 Orang Terbunuh karena Serangan Rudal Armenia

Sebelumnya, Azerbaijan menuduh Armenia yang telah membunuh 21 orang dan melukai puluhan orang dalam serangan rudal di dekat wilayah yang disengketakan, Nagorno-Karabakh.

Armenia pada Rabu (28/10/2020), segera membantah melakukan serangan itu, serangan kedua dalam 2 hari yang dikatakan Azerbaijan membunuh warga sipil di distrik Barda dekat garis depan.

 

Kemudian, Yerevan juga menuduh pasukan Azerbaijan melakukan serangan baru yang mematikan di wilayah sipil Nagorno-Karabakh, karena kedua belah pihak saling mengklaim lawannya menargetkan warga sipil setelah beberapa pekan terjadi bentrokan sengit.

Sementara itu, kantor berita Ria Novosti, melaporkan bahwa Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengkonfirmasi penempatan penjaga perbatasan Rusia di sepanjang perbatasan Armenia dengan Nagorno-Karabakh.

"Tidak ada yang istimewa tentang ini," kata Pashinyan seperti yang dilansir Al Jazeera pada Rabu (28/10/2020).

Ia melanjutkan bahwa, “Penjaga perbatasan Rusia telah berada di perbatasan Armenia dengan Turki dan Iran… Sekarang, karena perkembangan terbaru, penjaga perbatasan Rusia juga berada di perbatasan tenggara dan barat daya Armenia.”

Ibu Kota Nagorno Karabakh Stepanakert dan Kota Ganja kota kedua terbesar Azerbaijan sama sama jadi target serangan
Ibu Kota Nagorno Karabakh Stepanakert dan Kota Ganja kota kedua terbesar Azerbaijan sama sama jadi target serangan (rt.com)

Rudal Smerch

Serangan rudal pada Rabu terjadi meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS disetujui pada akhir pekan, yang merupakan upaya gencatan senjata ketiga berturut-turut yang gagal hanya beberapa menit setelah diberlakukan.

Ajudan presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev, mengatakan pasukan Armenia menembakkan rudal Smerch ke Barda, menuduh mereka menggunakan bom tandan "untuk menimbulkan banyak korban di antara warga sipil".

Kantor kejaksaan mengatakan serangan itu menghantam daerah padat penduduk dan distrik perbelanjaan, menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 70 orang.

Kementerian pertahanan Armenia, sementara itu, menegaskan bahwa Azerbaijan merebut kota strategis Gubadli, yang terletak antara daerah kantong dan perbatasan Iran.

Itu merupakan suatu langkah yang menguntungkan militer secara nyata yang dapat membuat solusi diplomatik kedua negara untuk bedamai lebih sulit.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia. Sekitar 30.000 orang tewas dalam perang 1991-1994 di wilayah tersebut.

Azerbaijan menolak solusi apa pun yang akan membuat orang Armenia mengendalikan daerah kantong itu, yang dianggapnya diduduki secara ilegal.

Armenia menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah air bersejarahnya dan mengatakan penduduk di sana membutuhkan perlindungannya.

Kementerian pertahanan Nagorno-Karabakh telah mencatat 1.068 kematian militer sejak pertempuran meletus pada 27 September.

Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya. Rusia memperkirakan sebanyak 5.000 kematian.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Mendekati Wilayah Armenia, Yerevan Minta Bantuan Rusia" DAN Azerbaijan Klaim Bebaskan 9 Desa di Nagorno-Karabakh dari Pendudukan Armenia DAN Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved