Blok M Tinggal Kenangan, Dulu Kencing Aja Susah, Kini Dibiarkan Mati, Pedagang Cuma Bisa Lakukan Ini

Blok M Mall telah mati. Kejayaannya pada era 1990-an sampai 2000-an telah sirna. Blok M Mall tak lagi menjadi pilihan anak muda.

KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Tangga turun masuk ke Blok M Mall dari sisi Taman Martha Tiahahu. Blok M Mall disebut pedagang sudah mati dan tak sejaya era 1990-2000an. 

Teriakan itu tak lagi ada

"Ayo dipilih.. dipilih .. dipilih.. Rp 50.000 ... yang murah, yang murah," begitu teriak para pedagang dulu.

Dahulu, Blok M Mall penuh dengan teriakan promosi pedagang sambil berdiri di atas kursi plastik diselingi house music.

Kini, bising suara para pedagang yang mayoritas berasal dari tanah Minang berbalas teriakan promosi itu tak ada lagi. Hening. 

"Teriak-teriak itu dulu hampir setiap sehari. Selama 10 tahun ke belakang itu udah enggak ada yang teriak-teriak. Paling mau jelang-jelang Lebaran saja," tambah Kahar.

Blok M Mall memang berdenyut pada era 1990 sampai 2000-an. Pengunjung fokus memilih barang-barang di Blok M Mall.

Kini, Blok M Mall seperti kuburan, menurut Kahar. Meskipun demikian, Kahar bangga dengan eksistensi Blok M Mall.

"Tapi, Blok M Mall cukup hebatlah. Bisa lebih dari 25 tahun itu hebat. Biasanya mall tujuh tahun sudah mati," ujarnya.

(*)

(KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved