Tiga Anak Hilang Misterius di Langkat, Ortu Korban Cerita Kontak Batin dengan Anaknya yang Tersesat
Tiga anak yang hilang misterius di Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat, hingga kini belum berhasil ditemukan.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.com, STABAT - Tiga Anak Hilang Misterius di Langkat, Ortu Korban Cerita Kontak Batin dengan Anaknya yang Tersesat
Tiga anak yang hilang misterius di Dusun Pulka, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, hingga kini belum berhasil ditemukan.
Alamsyah, orang tua dari seorang korban, menuturkan dirinya sempat merasakan kontak batin dengan anaknya, Alfisah Zahra (7).
Dia meyakini anaknya masih hidup dan akan kembali ke rumah lagi.
"Sempat kontak batin itu merasa anak saya itu tersesat, gak bisa balik, tersesat jalan di dimensi lain,” kata Alamsyah, Senin (11/9/2020).
“Dia itu sempat pulang ke rumah ngambil air sebelum hilang pada hari Minggu 18 Oktober 2020 kemarin, kejadiannya siang menjelang azan Zuhur," imbuhnya.

Hingga Senin hari ini, terhitung ketiga bocah yang hilang sudah memasuki hari ke 23.
Adapun identitas ketiganya yakni, Nizam Auvar Reza (7), Alfisah Zahra (7) dan Yogi Tri Herlambang (7) yang masih duduk di kelas dua SD No 057187 Pulka.
Mereka putra-putri dari pasangan suami istri, Alamsyah-Masdiani, Sarkim-Darni, dan Hartoyo-Susi.
Ketiga rumah orangtua para korban berdampingan langsung, rumah pertama hingga ketiga di Dusun Pulka.
Alamsyah mengisahkan, sejak anaknya hilang, kondisinya dan sang istri kacau tidak karuan, hingga mencari nafkah terbengkalai.
Ibu Alfisah Zahra sudah beberapa kali nyaris jatuh pingsan, karena terus memikirkan keberadaan anak bungsunya yang hilang.
Dikatakan Alamsyah, pikirannya juga cukup terganggu dengan kedatangan beberapa paranormal ke rumahnya.
Diceritakannya bahwa paranormal datang menyampaikan berbagai informasi yang beragam hingga membuatnya cukup terganggu secara mental.
"Banyak kali sudah paranormal yang datang denga niat mau membantu, macam-macam mereka bilang tentang keberadaan anak kami, ada yang bilang diculik, ada yang bilang disembunyikan makhluk alam gaib.
Jadi firasat saya pun sudah gak menentu, mau percaya yang mana.
Tapi sejak awal firasat saya, anak saya tersesat di alam gaib," katanya.

Sejumlah kabar dari mulut ke mulut beredar di masyarakat, bahwa kejadian misterius ini ada kaitannya dengan penggarapan lahan area sawit oleh pihak LNK.
Di mana area lahan lokasi tempat anak hilang, dalam catatan sejarah dan leluhur masyarakat merupakan lahan yang diistimewakan untuk masyarakat setempat sejak zaman kolonial Belanda.
"Sekarang lahan ini digarap LNK, kalau gak salah sejak 2010, dulu ya tanah pemerintah kami setahunya.
Dulu ini sebagian memang ada tanah yang diperuntukan ke masyarakat zaman orangtua kami dulu.
Awalnya permukiman ini di atas dekat danau itu, lama kelamaan bergeser ke mari," kata Alamsyah.
Seorang praktisi spiritual, Ki Ageng ketika diminta pandangannya mengatakan, bahwa hilangnya ketiga korban berkaitan dengan terusiknya komunitas atau kehidupan makhluk di dimensi lain, yang disebut kaum orang Bunyan.
Selain itu, ada kaitan keterusikannya orang Bunyan atas aktivitas garapan.
"Mereka orang Bunyan merasa terusik, dengan aktivitas pengarapan lahan yang sudah ada perjanjiannya.
Jadi mereka ingin memberi pesan dengan hilangnya para korban.
Ada area lahan yang sudah diistimewakan, tidak bisa diganggu dalam perjanjian, dan sekarang itu diusik," ungkapnya.
Pada hari ke-23, warga mengatakan kawasan mereka sudah mulai sepi. Bahkan, pihak kepolisian dari Polsek Salapian dan Polres Langkat sudah mulai meninggalkan Dusun Pulka.
Proses pencarian sudah tidak seheboh pada sepekan pertama, di mana ratusan orang dari berbagai elemen berdatangan ke Dusun Palka.
(Dyk/tribun-medan.com)