Setelah Rusia Kirim 2.000 Tentara, Perang Armenia-Azerbaijan Berakhir, Putin: Pemenangnya Azerbaijan
Kedatangan ribuan pasukan itu menyusul kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut.
TRIBUN-MEDAN.COM - Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam perang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata antar kedua negara menarik perhatian dunia Internasional.
Vladimir Putin bahkan turun untuk melerai.
Diketahui wilayah Nagorno-Karabakh merupakan wilayah milik Azerbaijan. Namun warga Armenia dan militer Armenia-lah yang menguasainya.
Hal itu menyebabkan konflik antar dua negara pun pecah, meski kini kondisi semakin mereda.
Menurunnya tensi ketegangan disebabkan karena ribuan pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke daerah yang disengketakan di Nagorno-Karabakh.
Kedatangan ribuan pasukan itu menyusul kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut.
Dilansir dari bbc.com pada Rabu (11/11/2020), pertempuran sengit antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia telah berlangsung selama berminggu-minggu.
Sampai kedua belah pihak menyetujui kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia pada hari Senin (8/11/2020).
Daerah sengketa tersebut diakui secara internasional sebagai Azerbaijan tetapi telah dijalankan oleh etnis Armenia sejak 1994.
Kesepakatan damai itu memicu suasana gembira di Azerbaijan dan kemarahan di Armenia.
Menurut ketentuannya, Azerbaijan akan mempertahankan beberapa wilayah yang diambilnya selama konflik.
Armenia juga setuju untuk mundur dari beberapa daerah lain yang berdekatan selama beberapa minggu ke depan.
Wartawan BBC Orla Guerin di Baku mengatakan bahwa secara keseluruhan, kesepakatan itu harus dibaca sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia.
Para pengunjuk rasa di Armenia merusak gedung-gedung resmi dan menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.