Viral Medsos
Sosok Bripka Ambarita yang Tidak Asing Bagi Warga Jakarta Timur hingga Pengguna Media Sosial
Pada 1995, selepas lulus SMA, Bripka Ambarita memberanikan diri daftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
Ella (32), istri Ambarita, turut berkontribusi untuk pengelolaan YouTube dari Raimas Backbone.
"Saya kadang yang mengunggah video di YouTube," kata Ella.
Selesai Ambarita bertugas, Ella selalu menonton kegiatan Raimas Backbone sehari-sehari dalam video yang sudah direkam.

Ella, Istri Bripka MP Ambarita, yang berperan dalam pengembangan YouTube Raimas Backbone hingga sukses sekarang ini. (ISTIMEWA)
"Ada apa aja sih, saya harus nonton dulu," tutur Ella.
"Biasanya ada pertanyaan,'kok ini enggak di-blur?'. Dari situ kan bisa berhati-hati," kata dia.
Lama mengurusi akun YouTube Raimas Backbone, Ella kini sudah tahu standar operasional dalam menayangkan video ke publik.
"Tapi, terkadang saya tanya ke Ambarita untuk judul yang pas apa," tutur Ella.
Ella tidak menampik, semua video ditayangkan di YouTube Raimas Backbone harus ada pertimbangan dahulu dari sang suami, Ambarita.
Bedanya Raimas Backbone dengan Tim Rajawali di Polres Jakarta Timur

Tim Rajawali 1 Polres Metro Jakarta Timur mengamankan enam pemuda di Jalan Raya Ciracas, Jakarta Timur, yang diduga hendak tawuran, Jumat (17/4/2020) dini hari.(Dokumengasi Tim Rajawali 1 Polres Metro Jakarta Timur)
Dalam hal ini, Polres Metro Jakarta Timur memiliki dua tim khusus yang bertugas mencegah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Kedua tim itu adalah Raimas Backbone dan Tim Rajawali, yang berada di bawah komando Direktorat Sabhara.
Meski sama-sama mencegah gangguan Kamtibmas di wilayah Jakarta Timur, keduanya memiliki perbedaan.
"Raimas itu memang struktur di Polri, di bawah Direktorat Sabhara, bukan bentukan. Kalau Tim Rajawali bentukan," kata Pimpinan Raimas Backbone Bripka MP Ambarita di Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (16/11/2020).
Tim Rajawali dibentuk karena ada keinginan dari pimpinan untuk membentuk tim gabungan.
"Jadi dari Direktorat Sabhara, Intel, Reserse dan sebagainya, digabung menjadi Tim Rajawali," ucap Ambarita.
"Topografinya Jakarta Timur itu tidak seperti wilayah Jakarta yang lain. Karena banyak perbatasannya dan banyak tawuran. Maka dibentuklah tim gabungan seperti Tim Rajawali," ujar dia.

Artinya, di semua Polres, ada tim pengurai massa (raimas), sedangkan tim seperti Tim Rajawali kondisional.
"Semua Polres pasti ada tim pengurai massa (raimas), wajib. Sementara tim seperti Tim Rajawali kondisional, kapan saja bisa bubar," kata Ambarita.
Sementara itu, untuk tugas antara Raimas Backbone dan Tim Rajawali nyaris tidak ada perbedaan.
"Sama-sama mencegah gangguan Kamtibmas, tetapi Raimas Backbone memakai pakaian dinas, Tim Rajawali tidak," ujar Ambarita.
"Raimas Backbone terikat dengan peraturan-peraturan tentang seragam Polri, Tim Rajawali tidak," kata dia. (*)
Tautan Artikel:Kisah Bripka Ambarita: Gagal Tes Akabri, Kerja di Perusahaan Cat, hingga Pimpin Raimas Backbone Dan Dari YouTube, Raimas Backbone Bisa Tutup Biaya Operasional Tim