TRIBUN-MEDAN-WIKI: Menyelisik Genderang Sisibah Bagi Masyarakat Pakpak di Sumut
Etnis Pakpak di Sumut memiliki seperangkat alat musik yang terdiri dari sembilan buah atau disebut sibah. Alat itu merupakan ensembel Genderang Sisiba
Laporan Reporter Tribun Medan/Aqmarul Akhyar
TRIBUN-MEDAN-WIKI.com – Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi yang memiliki kemajemukan etnis dan agama. Maka dari itu, wajar saja Sumut memiliki musik tradisional dari berbagai etnis. Bahkan, Sumut sendiri memiliki alat musik tradisional dari berbagai etnisnya, yang menjadi sebuah ikon etnis-etnis yang ada di Sumut.
Satu di antara etnis Pakpak di Sumut, yang memiliki seperangkat alat musik yang terdiri dari sembilan buah atau disebut sibah. Alat tersebut merupakan ensembel Genderang Sisibah.
Dilansir dari artikel Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bagi masyarakat Pakpak kehadiran ensembel Genderang Sisibah, merupakan pengabsahan akan status upacara yang dilaksanakan. Yakni, upacara kerje mbaik (sukacita) dengan tingkatan yang terbesar dan tertinggi (males bulung simbernaik).
Misalnya pada upacara adat perkawinan, peresmian rumah baru, pesta mejan dan sebagainya. Tak satu upacara yang dapat menghadirkan ensembel ini. Selain itu, hadirnya ensembel Genderang Sisibah berarti secara otomatis akan ada kurban (kerbo) yang akan disembelih.
Jadi, kerje mbaik, males bulung simbernaik dan kerbo (kerbau qurban) adalah identik dengan hadirnya Genderang Sisibah. Alat musik tersebut, merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari sembilan buah (Sibah) yang dimainkan oleh delapan hingga Sembilan pemusik yang disebut pande (orang yang pintar dan bijaksana).
Ensembel musik ini disebut merkata genderang (berbunyi genderang). Hal itu tentunya karena bunyi yang dihasilkan bukanlah bunyi semata. Melainkan, berupa kata-kata ungkapan, permohonan pelaksana dan peserta upacara kepada dibata (dewata) serta kekuatan lainnya dalam konteks kepercayaan masyarakatnya.
Berdasarkan jurnal yang dimuat oleh Universitas Sumatera Utara, secara fisik Genderang Sisibah adalah seperangkatan genderang yang terdiri dari sembilan buah (sibah) gendang satu sisi (single headed nine drums), melodis (drum chimes) dan empat buah gong (sada rabaan, bossed gongs), yang dimainkan oleh delapan hingga sembilan pemusik yang disebut pande (orang yang pintar dan bijaksana).
Sebagai benda musikal yang dikeramatkan, dalam pembuatannya, instrumen ini memerlukan proses religius yang cukup panjang. Demikian pula nama dan peran yang diberikan kepada instrumen genderang, adalah merupakan pengakuan masyarakatnya bahwa alat musik ini sesungguhnya adalah simbol dari kehidupan manusia melalui gelar raja (raja) yang diberikan kepadanya.
Peran masing-masing instrumen di dalam ensembel merupakan simbolisasi dari peran unsur kekerabatan fungsional adat sulangsi lima dan juga sebagai simbol dari organisasi sosial adat di dalam komunitas kehidupan masyarakat Pakpak sehari-hari.
Gubernur Edy Rahmayadi Bereaksi Lihat Kerumunan Kesawan City Walk, Akan Tegur Pemko Medan |
![]() |
---|
Usai Gempa Beruntun, Kini Terjadi Longsor di Lintasan Ringroad Samosir, Pengendara Diimbau Waspada |
![]() |
---|
FAKTA 5 Foto Pelaku Pengeroyok Anggota Brimob dan Kopassus, Bharatu Yohanes Samuel Biet Tewas |
![]() |
---|
Deretan Potret Cantiknya Witrie Gita yang Dinikahi Wakil Bupati Dairi Jimmy Sihombing di Bandung |
![]() |
---|
Kabar Gempa Beruntun Bakal Tenggelamkan Pulau Samosir, Berikut Penjelasan BMKG I Medan |
![]() |
---|