Aksi Bocah 9 Tahun Main Keyboard selama Operasi Otak, Tak Takut Sama Sekali!

Seorang gadis berusia sembilan tahun menjalani operasi otak sambil bermain game seluler dan keyboard selama enam jam untuk mengangkat tumor.

India Photo Agency/Jam Press
Seorang anak perempuan bernama Saumya jalani operasi otak sambil bermain keyboard selama 6 jam 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang gadis berusia sembilan tahun menjalani operasi otak sambil bermain game seluler dan keyboard selama enam jam untuk mengangkat tumor.

Rekaman menunjukkan Saumya sepenuhnya sadar selama operasi berisiko di Rumah Sakit Birla di kota Gwalior, India pada 13 Desember.

Dalam klip tersebut, gadis muda itu terlihat berbaring di atas meja di ruang operasi.

Sebuah kain biru besar menutupi kepalanya.

Ia memamerkan keterampilannya bermain musik, terlihat dari jari-jarinya yang bergerak luwes memencet tuts keyboard.

Baca juga: Ketika Rohimah Sedang Dilanda Kegelisahan, Meggy Wulandari Justru Bagikan Momen Kebahagiaannya

Kamera kemudian mengarah ke dokter yang mengoperasi otaknya di belakang layar, dengan gambar close-up bagian dalam tengkorak Saumya.

Dr Abhishek Chauhan, ahli bedah saraf yang melakukan operasi bersama timnya, mengatakan pasien bermain keyboard setidaknya selama enam jam, dan juga bermain game seluler.

Metodenya dikenal sebagai kraniotomi terjaga, operasi otak.

Pasien tetap sadar selama prosedur karena lokasi tumor, yang mungkin berada di dekat bagian otak yang mengontrol penglihatan, gerakan, dan ucapan.

Baca juga: Ini Penampakan Sepatu Nikita Mirzani yang Harganya Rp 70 Juta, Emosi karena Robby Salah Sebut Harga

"Operasi ini sangat penting dan kami telah mendengar secara internasional bahwa kami berhasil mengoperasikan pasien dengan penggunaan alat musik dengan mengalihkan pikiran pasien," kata Dr Abhishek Chauhan.

"Jadi kami melakukan hal yang sama. Hasilnya, gadis itu baik-baik saja sekarang.

"Selama operasi, Saumya terus memainkan keyboard dan tim dokter mengangkat tumor dari otaknya tanpa memberikan anestesi."

Tumor anak itu hanya bisa diangkat melalui operasi dan mereka memilih untuk membuatnya tetap terjaga untuk menghindari risiko merusak saraf lain di otaknya.

Para dokter hanya menggunakan anestesi lokal pada bagian kepala tempat mereka menjalani operasi.

(sal/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved