Asosiasi Peternak Babi Perkirakan Harga Babi Hidup Bisa Capai Rp 70 Ribu per Kilogram
Dikatakannya terkait dengan hal ini ia dari asosiasi sebelumnya sudah mencoba melayangkan surat untuk audiensi ke Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang |
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Harga daging babi terus mengalami kenaikan. Saat ini babi hidup dijual Rp 60 ribu per kilogram dan diperkirakan bisa mencapai hingga Rp 70 ribu per kilogram hingga akhir tahun.
Ketua Asosiasi Peternak Babi (Asperba) Sumatera Utara, Hendri Duin Sembiring mengatakan kenaikan harga daging babi ini sudah terjadi tiga bulan belakangan. Hal ini terjadi karena kelangkaan stok saat ini.
"Saat ini stok babi enggak ada, populasinya berkurang karena enggak ada lagi orang beternak babi sejak wabah beberapa waktu lalu yang menyebabkan banyak babi mati," katanya.
"Peternak sudah mencoba untuk beternak babi lagi, sudah disterilkan juga. Tapi begitu virus ini masuk ya mati lagi babinya semua. Sekarang kita hanya ada tiga perusahaan besar yang hidup di Sumut ini. Sebelumnya kita sempat ambil juga dari Pekanbaru, Jambi, dan Lampung," lanjutnya.
Ia mengatakan dalam kondisi normal harga babi hidup paling maksimal hanya Rp 32 ribu per kilogram.
Namun ia memprediksi harga babi hidup bisa naik hingga Rp 70 ribu per kilogram di akhir tahun mengingat saat Natal dan Tahun baru permintaan akan daging babi biasanya mengalami peningkatan.
"Saat ini permintaan babi dalam satu hari lebih kurang 300 ekor untuk Kota Medan. Itu efek dari ekonomi yang makin lemah ya, tapi sebelumnya bisa sampai 400 hingga 500 ekor," katanya.
Dikatakannya terkait dengan hal ini ia dari asosiasi sebelumnya sudah mencoba melayangkan surat untuk audiensi ke Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemprovsu. Namun belum ada tanggapan.
"Saya sudah coba surati untuk permohonan audiensi, tapi belum ada tanggapan," katanya.
Terkait dengan melonjaknya harga daging babi ini, pria yang juga sebagai Anggota Komisi III DPRD Medan ini mempertanyakan peran pemerintah dalam upaya menstabilkan harga daging babi di pasar.
"Kita juga mempertanyakan ini dimana peran Dinas Perdagangan Kota Medan dalam mengantisipasi kenaikan harga daging babi yang semakin hari semakin melonjak ini," katanya.
Disinggung mengenai Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Sumut yang mendatangkan babi dari Manado dan Kalimantan secara bertahap untuk persiapan Natal dan Tahun Baru, ia mengaku belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut.
"Namun jika memang pun nantinya akan ada mendatangkan stok dari daerah lain, saya selaku ketua asosiasi meminta daging dan babi yang dipasok harus jelas kualitasnya. Harus dilakukan tes laboratorium dulu sebelum masuk ke Kota Medan," katanya.
"Jangan sampai membawa penyakit yang lain dan menambah kacau di Medan. Selain itu juga jika memang ada babi yang hidup yang didatangkan, harus jelas siapa yang menampung nanti di Medan. Jangan sampai nanti terjadi monopoli yang membuat harga makin tidak terkendali," pungkasnya.
(sep/tribun-medan.com)