Isu Kepsek LGBT di SD Medan
Didemo Isu Homoseksual, Kepsek JA Ternyata Pernah Bawa Sekolah Raih Adiwiyata Tingkat Nasional
Diterpa isu miring terkait kelainan seksual, ternyata Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri di Medan Tuntungan memiliki beragam prestasi.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Diterpa isu miring terkait kelainan seksual, ternyata Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri di Medan Tuntungan memiliki beragam prestasi.
JS mengungkapkan, bahwa setahun menjabat, ia berhasil membawa SD tersebut menuju akreditasi A dan naik tingkat menjadi Adiwiyata Provinsi Sumut.
"Saya langsung ubah akreditasi sekolah ini dari B ke akreditasi A. Satu tahun saya di sekolah ini dari Adiwiyata Kota Medan menjadi Adiwiyata Provinsi karena memang saya pemerhati lingkungan, bahkan lagu lingkungan hidup ciptaan saya didengarkan ke 10 ribu orang di Lapangan Merdeka," ungkap JS, Rabu (23/12/2020).
Dari kecintaannya terhadap lingkungan, JS berhasil membawa SD 064025 menjadi satu-satunya sekolah yang diundang ke Kementerian Lingkungan Hidup menerima Adiwiyata terbaik se-Kota Medan.
"Saya bawa satu-satunya SD ini untuk tingkat negeri di Kota Medan yang pertama ke kementrian untuk menerima penghargaan pemerhati lingkungan sekolah Adiwiyata terbaik. Dari situ saya jadikan sekolah ini sebagai model di LPMP dari sekian ribu di Sumut, cuma 300 sekolah yang diambil," ujarnya.
Diketahui, sebelum menjabat sebagai Kepsek di SDN di Tuntungan, JS pernah menjadi kepsek di SDN 068005 dan SDN 062745.
Ia menyebut turut berhasil membawa dua sekolah terakhir sebagai sekolah yang meraih penghargaan Adiwiyata.
"Tiga sekolah aku jadi kepala sekolah. Di SDN 068005 di Perumnas Simalingkar sudah kuantar sekolah Adiwiyata tingkat Kota Medan juara 1 tahun 2012. Sekolahnya sudah asri, cantik, rapi dan sudah dipagar tembok.
Kedua SD 062745 Jalan Bunga Asoka, itu saya kali kedua jadi Kepsek dan saya antarkan sekolah Adiwiyata Nasional, satu-satunya sekolah negeri dari Kota Medan," ucap JS.
Terkait tudingan LGBT, JS menyangkal dirinya memiliki kelainan orientasi seksual sesama jenis.
JS berpendapat bahwa tuduhan tersebut dilayangkan lantaran banyak guru yang tidak senang dengan pola kepemimpinan dirinya.
(cr13/tribun-medan.com)