PSMS Medan
Nilai Internal PSSI tak Sehati, Manajemen PSMS Heran Klub Anggota Exco Duluan Bubarkan Tim
Selain pertimbangan biaya, sudah adanya klub yang membubarkan diri membuat PSMS juga memilih kebijakan tersebut.
Penulis: Chandra Simarmata | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Manajemen PSMS Medan menilai internal PSSI tidak sehati dalam menentukan keputusan terkait nasib dan kelanjutan kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2.
Manajer PSMS Mulyadi Simatupang mencontohkan aksi Madura United yang lebih dulu membubarkan tim padahal direktur klubnya Haruna Soemitro juga merupakan salah satu anggota komite eksekutif PSSI.
Hal ini menunjukkan tidak adanya kesepahaman di internal PSSI yang juga induk olahraga sepakbola Indonesia tersebut.
"Awalnya yang perlu dipertanyakan itu Madura United ini. Dia salah satu Exco, tapi kenapa dia membubarkan tim?" ujarnya, Senin (11/1/2021).
Mulyadi menjelaskan, dengan tidak adanya kesepahaman di internal PSSI tentu akan terlihat oleh klub peserta liga lainnya.
Selain itu, dengan adanya keputusan sendiri awalnya Madura United maka hal itu berarti memberi contoh bagi klub lain untuk mengikutinya.
"Artinya kan itu (Madura) memberi contoh kepada yang lain. Karena Exco PSSI nya saja begitu," terang pria yang akrab disapa Pak Mul ini.
Mulyadi menambahkan PSMS juga turut mengikuti langkah Madura United membubarkan tim.
Jadi kata Mulyadi, selain pertimbangan biaya, sudah adanya klub yang membubarkan diri membuat PSMS juga memilih kebijakan tersebut. Apalagi dari PSSI juga belum ada arahan lebih lanjut soal Liga.
"Ya itu lah makanya kita juga lebih memilih memvakumkan tim sementara," kata Mulyadi.
Sementara itu, Sekretaris klub PSMS Julius Raja membeberkan, dalam surat resmi yang dilayangkan kepada PSSI, manajemen PSMS tak hanya meminta agar kompetisi Liga 1 dan 2 tahun 2020/2021 dibubarkan.
Namun juga agar PSSI merombak jajaran pengurus PSSI yang dinilai tidak bisa sejalan.
“Kita juga meminta agar pengurus direvisi agar pengurus PSSI nanti benar-benar sejalan,” kata pria yang akrab disapa King ini.
Lebih lanjut kata King, poin lain dalam surat PSMS yang disampaikan pada PSSI Rabu lalu adalah agar induk olahraga sepakbola Indonesia atau PSSI menetapkan figur Sekjen PSSI defenitif.
Menurutnya PSSI sudah terlalu lama diisi oleh pelaksana tugas (Plt) sekjen, sejak anggota Exco PSSI Yunus Nusi ditunjuk sebagai Plt sejak 20 April 2020 menggantikan Ratu Tisha Destria.
Hal ini turut disuarakan klub PSMS sebab PSSI dalam waktu dekat rencananya bakal menggelar rapat Exco Januari ini. PSMS akan menunggu hasil rapat tersebut.
“PSSI kabarnya akan menggelar rapat Exco membahas masalah kompetisi yang belum bisa bergulir,” pungkas Julius Raja.(can/Tribun-Medan.com)