KUDETA Partai Demokrat, Isu Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Dalang hingga Respons Cepat AHY

Pengamat Politik, Ujang Komarudin menganggap tepat langkah Partai Demokrat membongkar isu kudeta.

ISTIMEWA
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (ISTIMEWA) 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengamat Politik, Ujang Komarudin menganggap tepat langkah Partai Demokrat membongkar isu kudeta.

Ujang pun kembali mengungkit sejumlah partai yang akhirnya pecah dan diambilalih dalam waktu singkat.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Jumat (5/2/2021).

Mulanya, Ujang menyinggung kemungkinan keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam gerakan kudeta Demokrat.

Gestur santai Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang tersenyum saat menanggapi tudingan keterlibatan kudeta Partai Demokrat, Rabu (3/2/2021).
Gestur santai Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang tersenyum saat menanggapi tudingan keterlibatan kudeta Partai Demokrat, Rabu (3/2/2021). (Capture KOMPASTV)

Ia juga membahas nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko.

Sebelumnya, Moeldoko dituding sebagai dalang gerakan kudeta Demokrat.

"Dan ingat, justru dengan tidak ada kepentingan Pak Jokowi, seorang presiden ke depan," kata Ujang.

"Justru orang yang banyak kepentingan tu di sekitarnya itu loh, Pak Moeldoko CS itu."

"Sehingga ini yang merusak demokrasi, ini bagian gaya lama yang sesungguhnya."

"Mohon maaf sekali lagi, ini kudeta yang ketahuan," sambungnya.

Ujang menambahkan, langkah Demokrat mengungkap gerakan kudeta ini sangat tepat.

Menurutnya, Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan tugasnya dengan baik.

Apalagi, Demokrat juga langsung menyurati Jokowi perihal isu ini.

"Seandainya Pak AHY tidak teriak ke publik, tidak membuat surat ke Pak Jokowi," ujar dia.

"Mohon maaf, saya bisa membuat analisa, bulan ini bisa diambil alih itu."

"Sama dengan Partai Berkarya, sangat singkat, cepat, bisa diambilalih."

Langkah cepat AHY ini, disebutnya, bisa menggagalkan gerakan kudeta Demokrat.

"Karena Pak AHY teriak ke publik sehingga publik merespons dengan gegap gempita."

"Lalu mengirim surat ke presiden, akhirnya sekarang saling lempar argumen dan berdebat di media" tukas Ujang.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.37:

Debat Demokrat dengan Eks Pengawas

Dalam kesempatan lain, sebelumnya perdebatan terjadi antara Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, dengan eks wakil ketua komisi pengawas Partai Demokrat, Darmizal.

Keduanya terlibat saling tuduh saat membahas soal isu kudeta Partai Demokrat.

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng berdebat dengan mantan wakil ketua komisi pengawas partai Demokrat, Darmizal terkait isu kudeta Partai Demokrat, ditayangkan di acara Dua Sisi tvOne, Kamis (4/2/2021) malam.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng berdebat dengan mantan wakil ketua komisi pengawas partai Demokrat, Darmizal terkait isu kudeta Partai Demokrat, ditayangkan di acara Dua Sisi tvOne, Kamis (4/2/2021) malam. (YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne)

Mulanya, Andi ditanya soal sikap Demokrat saat satu di antara kadernya, Jhoni Allen Marbun, diduga terlibat gerakan kudeta.

"Ada mekanisme internal, sekarang ini sedang berjalan," ucap Andi, dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyer Club, Kamis (4/2/2021).

"Dewan kehormatan dan mahkamah partai sedang berjalan, itu adalah urusan internal kami dan akan diselesaikan secara internal."

Namun, hal itu langsung dibantah Darmizal.

Sambil menunjuk-nunuk Andi, Darmizal menyebut Andi tak paham betul kondisi Demokrat kini.

Perdebatan keduanya pun terjadi.

"Kalau Anda mengerti, dia tidak begitu paham bagaimana Partai Demokrat karena dulu enggak di Partai Demokrat," ujar Darmizal.

"Saya dulu bersaing menjadi ketua umum di Partai Demokrat," bantah Andi.

"Sekarang ini termasuk kader yang paling senior saya ini."

Andi dan Darmizal pun saling membantah pernyataan masing-masing.

Kali ini, Darmizal menyebut Demokrat kini mengalami krisis kepemimpinan paling parah.

"Sebelum bicara ke eksternal, menuduh orang-orang sembarangan, di-clear-kan dulu ke dalam," ujar Darmizal.

"Itu mekanisme makanya sekarang saya katakan krisis kepemimpinan terburuk di Partai Demokrat."

"Loh, gimana terburuk? Ini sekarang terbaik," bantah Andi.

Lantas, Andi menjelaskan dugaan kudeta yang melibatkan sejumlah kader Demokrat dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Menurut Andi, pihak Moeldoko menelepon sejumlah kader Demokrat untuk menghadiri pertemuan rahasia tersebut.

"Loh elemen kekuasaan itu saya yang ngajak karena orang Demokrat minta bantuan di Kalimantan Selatan," kata Andi.

"Laporan kepada kami mereka ditelepon ada banyak, tapi yang datang cuma 8 orang."

"Lalau ditelepon, mau diberikan penyaluran bantuan. Bukan mereka yang minta tapi mereka ditelepon."

"Lalu yang dtaang 8 orang, tiba-tiba dibawa ke Hotel Aston," tukasnya.

Sudah Tayang di TribunWow.com

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved